top of page

6 Kesalahan Dalam Mengendarai Motor Matic

Gambar penulis: EditorEditor

Motor tipe matic sekarang ini paling diminati masyarakat. Meskipun demikian, tidak semua orang paham bagaimana cara memperlakukan motor agar awet.


Menurut Satyo Prahnowo, selaku Technical Service Division Head MPM selaku distributor utama sepeda motor Honda untuk wilayah Jatim dan NTT, ada 6 hal yang sering dilakukan pengendara motor matic, hingga menyebabkan kerusakan atau kerugian.


“Agar kendaraan lebih awet harus memperhatikan perawatan dengan benar, juga tekhnik mengendarainya. Untuk itu konsumen dapat melakukan perawatan motor Honda kesayangan di AHASS terdekat. Ada layanan Pit Express yang dapat di manfaatkan bagi konsumen yang tidak mempunyai banyak waktu untuk ke bengkel." kata Satyo Prahnowo.


Lantas apa saja hal-hal yang mesti diperhatikan dalam mengendarai motor matik?


1. Menarik Bukaan Gas Terlalu Banyak Sewaktu Melewati Tanjakan

Sewaktu melintasi jalan yang menanjak pastinya kendaraan berada pada posisi yang melawan gravitasi. Seharusnya buka gas menggunakan cara yang bertahap agar memperoleh tenaga yang maksimal.


2.Menarik Gas Sambil Menarik Rem

Kondisi ini biasanya terjadi ketika berada dalam kemacetan. Pengendara motor matic seringkali menahan gas sambil melakukan penarkan tuas rem. Hal tersebut tentunya menjadikan kampas kopling menjadi cepat habis berputar terus ketika gas ditarik.


3. Menarik Tuas Rem Belakang Ketika Jalanan Menurun

Seharusnya, lebih memprioritaskan pemakaian rem depan dulu saat melintasi jalanan turunan. Pemakaian rem bisa menahan daya dorong motor motor yang semakin besar ke depan sewaktu jalan menurun. Selanjutnya ikuti pemakaian rem belakang supaya motor tetap seimbang.


4. Tidak Teratur Ganti Oli Gardan, Busi dan Filter Udara

Penggantian pada oli mesin, oli transmisi, busi dan filter udara seharusnya dikerjakan secara rutin. Pada oli transmisi ada baiknya diganti setiap jarak tempuh dengan kelipatan 8.000 km.


Untuk kesempurnaan pembakaran & mengoptimalkan tenaga engine (tenaga besar tapi tetap irit bahan bakar) maka penggantian filter udara setiap 16000km & penggantian busi setiap 8000km.


5. Tidak Rutin Mengganti CVT

Salah satu kuncian performa skutik yaitu perawatan CVT atau Continous Variable Transmission. Dengan berjalanya waktu maka V-Belt akan aus karena penggunaan, sehingga transfer tenaga ke roda jadi lebih tidak optimal, padahal pada kondisi sehat saja potensi slip telah besar.


Efeknya selain performa yang menjadi loyo, konsumsi bensin pun lebih boros. Agar dapat mencegah hal tersebut, perawatan CVT perlu dilakukan.


Apabila dilihat pada buku pedoman reparasi, skutik Honda contohnya BeaT FI dianjurkaan mejalankan pemeriksaan setiap 8.000 km. Penggantiang V-Belt dilakukan setiap 24.000km.


6. Berhenti Di Tanjakan/Jalan Menanjak Dengan Menahan/Menarik Putaran Gas.

Saat berhenti sementara di jalan menanjak, misalnya di traffic light/lampu merah beberapa pengendara sering kali menahan motor maticnya dengan membuka sedikit gas. Pada kondisi tersebut maka kopling sentrifugal matic (cvt) akan bergesekan tetapi motor tidak jalan.


Kondisi ini akan menyebabkan panas yang sangat berlebihan di kampas kopling. Kondisi ini dapat mempercepat keausan kopling dan bahkan dapat merusak kopling motot matic. Apabila berhenti di jalan menanjak maka pengendara harus menjaganya (agar tidak mundur) dengan menarik rem (depan dan atau belakang) atau mengaktifkan parking brake lock.


Naskah: Indramawan

Foto: MPM for OTOPLUS-ONLINE

 

Comments


bottom of page