Ada fakta yang menarik perhatian OTOPLUS-ONLINE di balik keberhasilan Marc Marquez mengunci gelar juara dunia MotoGP 2019 di Chang International Circuit, Buriram - Thailand (6/10) kemarin.
Ya, sampai dengan seri 15 dari total 19 seri yang dilombakan musim ini, Marquez adalah satu-satunya pembalap yang berhasil memenangi seri MotoGP tahun ini di atas motor Honda. Tepatnya 9 kali kemenangan. Dengan modal ini, Marquez berhasil merebut gelar juara MotoGP yang ke-6 di musim ini.
Cal Crutchlow, pembalap Honda dari tim LCR Honda Castrol hanya berhasil nangkring di podium ketiga sebanyak 2 kali tahun ini. Padahal tahun 2018 lalu, Crutchlow masih sempat menang 1 kali membesut motor Honda.
Sementara Jorge Lorenzo, pembalap mantan juara dunia yang jadi rekan satu tim Marc Marquez di tim pabrikan Repsol Honda malah terpuruk performanya, dibanding ketika masih membesut motor Ducati tahun lalu.
Belum ada tanda-tanda, Lorenzo mampu beradaptasi dengan motor barunya tahun ini, terlepas dari cedera yang dialaminya awal musim kompetisi.
Coba kita bandingkan dengan Ducati. Andrea Dovizioso masih berbagi kemenangan dengan rekannya, Danillo Petrucci di Ducati Team. Dua kemenangan dicatatkan Dovi, sementara Petrucci satu kemenangan.
Dari sini tampak bahwa motor Ducati yang pernah punya predikat susah dikendalikan, ternyata jauh lebih bersahabat dibandingkan dengan motor Honda.
Dan ternyata hal ini dibenarkan oleh pihak Repsol Honda. Dalam sesi wawancara bersama crash.net, Takeo Yokoyama selaku HRC Technical Manager mengatakan, pihak engineer HRC memutuskan untuk membuat mesin yang mampu berkitir hingga top speed lebih tinggi sebagai prioritas utama. Sebab di sektor inilah, Honda kalah dari Ducati di beberapa musim.
“Pembalap terbaik di dunia pun, tanpa dibekali motor yang memiliki tenaga ekstra, terutama saat melibas trek lurus yang panjang, dia tidak akan bisa apa-apa,” kata Yokoyama.
Ditambahkannya, sudah menjadi filosofi di Honda Motor Company, bahwa mereka tidak bisa kalah dari pabrikan motor lain dalam hal power mesin di trek lurus dan akselerasi.
Dari sinilah kemudian Honda melakukan perubahan, meskipun mereka sadar akibatnya. “Kami tahu motor kita tahun ini lebih sulit dibandingkan motor tahun lalu. Tapi kami yakin masalah ini bisa teratasi sebab kami punya Marc Marquez, seorang pembalap yang mampu mengatasi berbagai masalah pada motor dengan cara terbaik.”
Dan benar saja. Yokoyama mengungkap, Marquez bisa memahami motor barunya dengan cepat, dan dengan segera dia mengubah gaya berkendaranya.
“Dia (Marquez) sering kali berkata, jika dia punya mesin yang bagus, maka dia tidak perlu bersusah payah saat mengerem. Mati-matian di tikungan. Dan bahkan bisa mengontrol keawetan ban jika perlu. Hal-hal seperti itulah. Jadi memang dia sangat pintar, karena dia bisa paham filosofi dari motor Honda tahun ini dengan segera, dan menyesuaikan gaya balapnya untuk bisa memaksimalkan keunggulan motor.”
Saat disinggung dengan performa pembalap Honda lain yang kedodoran, Yokoyama mengatakan, “Saat membuat keputusan di akhir tahun lalu, kami sadar, bagi pembalap Honda yang lain, mesin baru kami ini akan lebih sulit. Dari sini jelas, target kami tahun depan adalah mengembalikan apa yang hilang dari motor tahun lalu dan motor tahun ini. Jadi kalau motor tahun ini sudah memiliki mesin yang bertenaga yang kami inginkan, maka tahun depan motor ini juga lebih mudah dikendarai bagi semua pembalap Honda.”
Naskah: Indramawan
Foto: MotoGP.com
Commenti