Kawasaki KZ200 1981 (Rocket Fantasy Garage).

Alasan Kukuh Wicaksono pengin punya motor custom adalah karena bisa menyesuaikan dengan postur tubuhnya. Itulah kenapa, jika ngobrolin styling, Koko panggilannya lebih memilih chopper bobber untuk Binter Merzy besutannya. Itupun tidak bisa instan langsung pas sesuai keinginan.
“Motor ini sudah mengalami rombakan 2 kali. Pertama tahun 2017 lalu, dan disempurnakan lagi tahun ini. Sebab saya ingin memaksimalkan mimpi saya untuk punya chopper bobber yang tak hanya enak dilihat, tapi juga enjoy untuk dikendarai,” buka Koko yang kemudian memberi nama motor kesayangannya ini, Barongsai.

“Menurut kepercayaan, Barongsai itu membawa keberuntungan. Selain itu, seni tari ini juga membutuhkan kerjasama tim yang solid supaya bisa ditampilkan dengan bagus. Kepercayaan inilah yang menginspirasi saya untuk memberi nama Barongsai, karena proses pembuatan motor ini melibatkan kerjasama antar bengkel,” tutur Koko yang mempercayakan pengerjaan motornya pada bengkel Rocket Fantasy Garage, yang berkolaborasi dengan Move It Painting.
Dan terbukti. Barongsai keluar sebagai Juara 1 kelas Chopper/Bobber kejuaraan nasional Indonesian Custombike Expo and Championship (ICEC) yang digelar di IIMS Surabaya (07 - 11/10/2018) lalu, dan berhak maju ke babak grand final yang digelar di IIMS Jakarta (25/04 - 05/05/2019) mendatang.
Rangka
Frame hardtail alias rigid, tanpa suspensi dipilih karena meskipun kurang nyaman dinaiki karena keras, tapi memiliki kelebihan disain yang simple minimalis.

Dan karena alasan inilah, suspensi depan mengusung model springer, yang posisi pernya disembunyikan di belakang cover lampu depan.

“Rangka ini dibuat dengan menyesuaikan tinggi badan saya, supaya ketika dinaiki, motor terlihat cocok dan proporsional. “Jadi selain nyaman duduknya, juga enak dilihat,” kata Koko.
Kaki-Kaki
Untuk kaki-kaki, roda belakang pakai pelek ring 17 dengan teromol Yamaha RD 350, yang dibalut ban ukuran 500x17. Sementara untuk depan, dipakai pelek ring 18 dengan teromol Yamaha SR 400, yang dibalut ban 450x18. “Sengaja pakai ban ukuran besar, biar motor ini keliatan gendut dan seksi. Ha ha...” senyum Koko.

Agak ribet saat aplikasi sistem pengereman model combi-brake, yang sekali lagi dipilih karena terlihat minimalis.

“Setang terlihat bersih, tanpa ada tuas rem. Sebab sistem pengereman ini hanya dioperasikan oleh kaki lewat pedal rem. Ketika pedal diinjak, secara otomatis akan menghentikan laju roda depan dan belakang,” jelas Koko.
Bodi

Untuk desain bodi, Dedy Indra Setiawan selaku builder dari bengkel Rocket Fantasy Garage berinisiatif mengawinkan rangka hardtail old school chopper ini dengan bodi cafe racer. Tampak pada bodi belakang yang menyerupai hornet alias buntut tawon, dengan topeng atau rumah lampu depan mirip mini fairing.

“Untuk finishing cat, saya percayakan pada seorang sahabat di workshop Move - It Painting, yang hasilnya sangat memuaskan bagi saya,” tutup Koko.
Data modifikasi
Ban depan: Fuckstone 450/18 Ban belakang: Fuckstone 500/17 Pelek depan: Yamaha SR 400, ring 18 Pelek belakang: Yamaha RD 350, ring 17 Bodywork: Rocket Fantasy Garage Setang: Rocket Fantasy Garage Fork depan: springer
Builder: Dedy Indra Setiawan (Dedet) - Rocket Fantasy Garage Buduran – Sidoarjo, HP: 085648595995
Paintwork: Mufid, (Move - It Painting) Pagerwojo – Sidoarjo, HP: 081336850007
Naskah: Indramawan
Foto: ICEC for OTOPLUS-ONLINE
Comments