Atas keinginan sponsor utama, baru kali ini gelaran Trial Game mampir ke kota Situbondo (5-6/6). Menariknya, karena tidak ada fasilitas umum seperti alun-alun yang bisa digunakan untuk mementas perhelatan akbar ini, maka Genta Auto Sport (GAS) pun menyulap lapangan yang ada di Dermaga Panarukan menjadi sirkuit Trial Game!
“Respon peserta cukup positif, karena lahan yang tersedia cukup luas, sehingga memungkinkan kami membuat layout sirkuit yang cukup panjang dan lebar. Mereka bisa tampil maksimal dalam memacu motor,” buka Ir. Jim Sudaryanto dari GAS yang juga bertindak selaku Pimpinan Lomba.
Hanya saja Jim menyebutkan, kontur tanah Trial Game ini sangat keras. “Karena kalau dilihat lapangan ini bekas urukan sirtu, sehingga banyak ditemukan juga batu-batuan,” tunjuk Jim.
Hal ini dibenarkan oleh M. Arjun Wicaksana (#2), crosser asal Klaten yang tergabung dalam tim Yori Agung 22 Barber Shop.
“Memang sirkuitnya asyik. Tikungan lebar dan treknya panjang-panjang. Cuma banyak sekali batu dan berdebu, sehingga motor agak sulit dikendalikan. Pembalap harus sabar dan pintar pilih jalur. Terutama waktu keluar tikungan. Nggak bisa langsung gas supaya tidak tergelincir karena banyak batu tadi,” kata M. Arjun.
Soal tanah yang keras, crosser pembesut Kawasaki ini bahkan sempat mengalami masalah dengan pelek.
“Saya sampai ganti pelek depan-belakang dari Heat 1 (Jumat, 5/6) kemarin. Juga ada beberapa jeruji yang putus. Untungnya dari rumah sudah menyiapkan spare-nya,” kata M. Arjun.
Dalam kondisi sirkuit menantang seperti ini, Asep Lukman (#32) yang bernaung di bawah tim Budi Djarum Racing Team bisa tampil perkasa. Untuk pertama kalinya, crosser asal Boyolali ini jadi Juara Umum Seri Trial Game!
Hasil ini diraihnya setelah menempati posisi pertama di kelas Free For All (FFA) dengan total time 09 menit 30,051 detik, dan Campuran Open dengan total time 09 menit 44,760 detik. Masing-masing digelar 4 heat selama 2 hari gelaran.
Ketika ditanya, bagaimana strategi yang dimainkan sehingga bisa tampil tercepat, Asep mengatakan, tidak ada jurus khusus yang dia siapkan.
“Sebab pembalap itu memang harus siap menghadapi semua kondisi dan medan sirkuit. Mau sirkuit berbatu seperti ini atau berpasir, keras-lembut, semua harus siap. Toh waktu latihan kita juga menghadapi bermacam karakter sirkuit yang berbeda-beda,” buka Asep sambil menambahkan, menurutnya tanah sirkuit Lapangan Dermaga Panarukan ini sebenarnya tidak begitu keras. Hanya saja memang berbatu.
Justru masalah yang dihadapi Asep di Trial Game Putaran 3 ini ada pada motor. Sebab biasanya, dia pakai Kawasaki KX250 cc yang menurutnya lebih cocok untuk layout sirkuit Trial Game. Tapi kali ini, dia terpaksa membesut Husqvarna 450cc yang biasa dia pakai untuk balap di Kejurnas Motocross kelas MX1.
“Tapi karena di Kejurnas Motocross Palembang kemarin ternyata tidak ada kelas MX1, dan adanya kelas Open MX2 (250cc), maka terpaksa Kawasaki KX250 cc yang biasa saya pakai di Trial Game dikirim ke Palembang. Justru di Trial Game ini, saya pakai Husqvarna 450cc,” jelas Asep.
Untuk itu Asep harus pandai-pandai memacu Husky yang punya power mesin lebih besar di sirkuit Trial Game yang punya beragam obstacles dan tikungan putar balik tersebut.
“Motor justru nggak bisa maksimal karena speknya motocross. Lebih sulit… Apalagi setting mesin dan suspensi sulit dilakukan karena motor ini (Husqvarna 450cc) lebih cocok untuk sirkuit oval motocross,” jelas Asep yang sempat ganti spek ban motornya.
“Tapi justru lebih licin, sehingga akhirnya saya putuskan pakai ban yang lama,” tunjuk Asep.
Dan ketika ditanya, apa yang jadi rahasia kemenangannya di Trial Game Putaran 3 ini, Asep mengatakan,
“Mungkin karena saya dituntut lebih sabar bawa motor ini… Lebih safety… dan nggak terlalu berambisi,” tutup Asep yang justru sukses merebut Juara Umum Seri Trial Game untuk kali pertama. Selamat!
Naskah: Indramawan
Foto: D. Affandi / Istimewa
Comments