top of page
  • Gambar penulisEditor

Kawasaki KLX 230 Selincah KLX 150, Setangguh KLX 250


Bertepatan dengan perayaan hari kemerdekaan Republik Indonesia ke-74 (17/8), atas undangan PT Surapita Unitrans, main dealer Kawasaki wilayah Jawa Timur kami berkesempatan mencoba performa Kawasaki KLX 230 di habitat sesungguhnya.

“Kami mengajak rekan-rekan dari media melakukan kegiatan trabas bareng bersama komunitas Fashion Enduro untuk merasakan keunggulan performa Kawasaki KLX 230. Rutenya mengitari daerah hutan di sekitar lereng Gunung Arjuno dengan kondisi trek medium-expert,” kata James Alexander, Area Sales & Marketing Manager PT Surapita Unitrans.

Kawasaki KLX 230 yang ditawarkan dalam 3 varian (Standar, SE dan R) diciptakan untuk mengisi celah pasar di antara Kawasaki KLX 150 Series yang dipasarkan pada rentang harga Rp 31,7 – 39,9 juta dengan Kawasaki KLX 250 yang dijual dengan harga Rp 66,6 juta. Motor ini mengawinkan kelincahan KLX 150 dan kekuatan KLX 250. Berikut impresi lengkapnya.


Riding Position

Dengan tinggi jok 885 mm, sekilas jok KLX 230 tampak menjulang dan kurang bersahabat dengan rata-rata postur orang Indonesia. Namun ketika rekan kami yang berpostur 170 cm coba naik, nyatanya ia tak kesulitan berada di atas sadel. Pasalnya setelah diduduki, ketinggiannya langsung ambles sehingga tak terlalu menjinjit.

Joknya mengusung model flat style design yang memanjang hingga ke atas tangki membuat posisi berkendara ideal di berbagai medan mudah didapat. Posisi setangnya yang lebar memaksa bahu melebar, keuntungannya pengendalian jadi sigap dan ringan.


On Road

Sebelum memasuki medan trabas, kami merasakan performanya di atas jalan aspal. Seperti karakter mesin nyaris square (diameter 67 mm x langkah 66 mm), tenaga mesin terasa merata dari putaran rendah sampai tinggi.

Torsi yang besar terutama kami rasakan pada putaran rendah dan menengah. Hentak gas sedikit dan ban depan gak malu-malu naik. Menariknya top speed-nya cukup tinggi, ketika kami coba dari informasi spidometer digitalnya tembus 116 km/jam. Pastinya bisa lebih tinggi jika ban yang digunakan ban khusus aspal bukan ban offroad.


Light Offroad

Memasuki medan offroad ringan, kami diajak melintas jalan setapak di antara semak belukar dan pohon-pohon pinus yang ditanam cukup rapat. Tantangannya selain menghindari deretan batang pohon pinus, pengendara juga harus menaklukkan permukaan jalan tanah berbatu yang di beberapa titik sudah membentuk parit kecil seukuran tapak ban.

Parit itu seakan menjepit ban sehingga mustahil menjaga keseimbangan dengan menggerakkan setang. Kuncinya jangan ragu untuk melaju terus sembari menjaga keseimbangan dengan mendekap erat tangka juga kecepatan. Kalau menemui batu di jalur yang akan dilalui, bila hanya seukuran kepalan tangan hajar saja. Roda depan berukuran 21 inci dan jarak main suspensi yang panjang sudah didesain untuk menaklukkan rintangan seperti itu.

Kelebihan rangka model diamond frame dan suspensi KLX 230 yang berdiamater as 37 mm dengan jarak main 223 mm di depan kami rasakan ketika melibas trek berjarak sekitar 2 kilometer yang didominasi permukaan tanah berbatu. Dengan kecepatan dijaga konstan 25-30 km/jam, redaman suspensi tak sampai membuat tangan atau badan terguncang-guncang. Serasa melibas jalan mulus saja.


Heavy Offroad


Beberapa trek cukup berat disodorkan di antaranya tanjakan dan turunan yang curam. Jujur saja melihat treknya nyali langsung ciut. Seperti tanjakan curam bersudut sekitar 40 derajat yang sudah kami jumpai di awal mendapati medan offroad. Bukan sudut tanjakan yang bikin keder tapi permukaannya berbatu, sempit dan jaraknya yang cukup panjang, sekitar 50 meter.


Untunglah torsi KLX 230 terasa melimpah. Untuk menaklukkannya torsi kami jaga maksimal sejak menjejak tanjakan dan tidak ragu untuk naik dengan yakin pada kemampuan suspensinya meski menjumpai permukaan jalan berbatu lepas di hadapan.


Kemampuan mesinnya juga istimewa ketika motor ini diajak menaklukkan tanjakan panjang berjarak sekitar 70 meter yang sudutnya secara gradual naik dari semula sekitar 40 derajat hingga 60 derajat saat mendekati ujung tanjakan. Tanjakan itu bahkan bisa ditaklukkan dengan mengandalkan gigi 2.


Tak Harus Bensin Oktan Tinggi

Enaknya mesin SOHC berpendingin udara yang tergolong konservatif ini gak butuh bensin oktan tinggi seperti Pertamax atau Shell Super. Menilik perbandingan kompresinya yang hanya 9,4:1 mesin ini aman menenggak Pertalite atau Premium jika kepepet. Maklumlah di daerah pedalaman biasanya bensin oktan tinggi kan jadi barang langka.


Spesifikasi Teknis

Suspensi Depan : Telescopic fork

Suspensi Belakang : New Uni Trak Swingarm

Rem Depan : Cakram 240 mm

Rem Belakang : Cakram 220 mm

Ban Depan : 2,75-21 45P

Ban Belakang : 4,10-18 59P

Panjang x Lebar x Tinggi : 2.105 x 940 x 1.190 mm

Jarak Poros Roda : 1.380 mm

Jarak ke Tanah : 265 mm

Berat : 133 kg

Kapasitas Bensin : 7,5 liter

Tipe Mesin : 4-Tak SOHC silinder tunggal berpendingin udara

Tenaga maksimum : 14.0 kW {19 PS} / 7.600 rpm

Torsi Maksimum : 19.8 N·m {2.0 kgƒ·m} / 6.100 rpm

Diameter x Langkah : 67,0 x 66,0 mm

Volume Silinder : 233 cc

Sistem Bahan Bakar : Injeksi, throttle body 32 mm

Sistem Pengapian : B&C (TCBI, EL. ADV. D.)

Perbandingan Kompresi : 9.4:1

Transmisi : 6 percepatan, return

Rasio gigi primer : 2,871 (89/31)

Rasio gigi akhir : 3,214 (45/14)


Harga OTR Surabaya (Agustus 2019)

KLX 230 Rp 45.010.000

KLX 230 SE Rp 47.320.000


Naskah & Foto: Nugroho Sakri Yunarto

bottom of page