top of page
  • Gambar penulisEditor

Komparasi SUV Ladder Frame Diesel Seken Di Bawah Rp 300 Jutaan


OTOPLUS-ONLINE I Tahun 2021 pasar mobil Tanah Air akan dibanjiri compact SUV dengan rentang harga Rp 200-300 juta. Dipelopori oleh KIA Sonet yang kemudian disusul oleh Nissan Magnite. Toyota dan Daihatsu kabarnya akan mengawali 2021 dengan menghadirkan Raize dan Rocky.


Pabrikan Eropa, Renault gak mau kalah dipastikan akan meluncurkan Kiger tahun ini. Honda kabarnya juga mempertimbangkan untuk menghadirkan WRV untuk menyegarkan line up produknya yang mulai usang.


Kalau sekadar mengamati model, compact SUV memang menarik. Tapi kalau aspek kenyamanan, performa dan fungsi jadi pertimbangan medium SUV jelas lebih akomodatif. Ada banyak pilihan medium SUV seken di rentang Rp 200-300 juta.


Saran OTOPLUS-ONLINE pilih medium SUV ladder frame (sasis tangga), bermesin diesel seperti Toyota Fortuner, Mistubishi Pajero Sport, Isuzu Mux atau Chevrolet Trailblazer.


SUV dengan sasis tangga dikembangkan dari basis mobil pick-up. Mitsubishi Pajero Sport dikembangkan dari Mitsubishi Triton. Toyota Fortuner basisnya adalah Toyota Hi-Lux. Kemudian Isuzu Mux dikembangkan dari Isuzu D-Max. Ada juga Chevrolet Trailblazer yang dibangun dari basis Chevrolet Colorado. Keunggulan yang ditawarkan dari pengembangan itu adalah ketangguhan.


Keempatnya dibekali pilihan mesin diesel modern yang bertenaga besar, irit bahan bakar dan halus. Berikut profil ringkas keempat medium SUV ladder frame tersebut.

Toyota Fortuner

  • Model ini bertahan sampai 2009, harganya sudah di bawah Rp 200 jutaan

Merupakan pelopor medium SUV ladder frame modern, generasi pertamanya hadir tahun 2005. Untuk budget Rp 200-300 jutaan kita bisa mendapatkan unit buatan 2009-2015.

  • Varian bermesin diesel mendominasi penjualan Fortuner di Indonesia

Fortuner menjadi populer karena banyak digunakan oleh instansi pemerintahan untuk kendaraan operasional pejabat. Mau bergaya pejabat ya beli aja Fortuner.

  • Produksi 2005-2012 tenaga mesin dieselnya hanya 102 dk

  • Varian dengan transmisi otomatis dibekali mesin dengan torsi lebih besar

  • Suspensi depan mengandakan model double wishbone. Konstruksi ini mengandalkan banyak joint yang wajib diperiksa kondisinya mengingat usia pakai sudah cukup lama

Mesin diesel 2KD-FTV yang digunakan di Fortuner generasi awal ini punya tenaga paling kecil di antara pesaingnya. Untuk produksi 2005-2012 tenaga yang dihasilkan hanya 102 dk, baru setelah Toyota menyuntikkan teknologi turbo VNT pada 2013 tenaga mesinnya melonjak jadi 130 dk.

  • Desain dasbor tidak berubah sampai 2015

  • Pelipatan bangku belakang yang pintar

  • Toyota Fortuner VNT 2013

Varian diesel disodorkan dengan piihan varian G dan TRD Sportivo (2013 - 2015), keduanya berpenggerak dua roda (4x2)

Kelebihan

  • Kualitas interior

  • Fleksibilitas kabin, pelipatan bangku baris ketiga

  • Jaringan aftersales


Kekurangan

  • Performa

  • Karakter suspensi kaku

  • Generasi sebelum 2007 rentan dengan solar jelek

Mitsubishi Pajero Sport

  • Pajero generasi awal (2009) ditawarkan dibawah 200 juta

  • Tampilannya terlihat lebih modern dibandingkan Fortuner

Generasi awalnya diperkenalkan tahun 2009. Mengusung nama besar Pajero, penjualan SUV ini langsung melejit. Selain didukung modelnya, nilai jual Pajero Sport juga terletak pada performa mesinnya. Generasi awal ini dibekali mesin bertenaga 136 dk. Mesin berkode 4D56 ini terkenal handal dan kuat.

  • Dimensinya lebih panjang dari Fortuner

Pada tahun 2014, Mitsubishi menjejalkan teknologi VGT (variable Geometry Turbo untuk mesin tersebut, hasilnya tenaga mesin terdongkrak jadi 174 dk.

  • Mesin diesel Pajero Sport generasi awal (2009-2012) bertenaga 136 dk

  • Varian Exceed jadi favorit sebelum kehadiran varian Dakar

Dengan budget Rp 200-300 juta kita bisa mengincar Pajero Sport buatan 2009-2015. Pajero Sport punya pilihan varian cukup banyak, GLX, GLS, Exceed dan Dakar. Khusus varian GLX dan Dakar tersedia dalam pilihan penggerak empat roda (4x4).

  • MID-nya belum terintegrasi

  • Ruang kepala di baris ketiga terbatas tapi joknya nyaman diduduki

  • Jok varian Exceed dilapis artificial leather

Kelebihan

- Pilihan penggerak empat roda

- Performa mesin

- Tahan terhadap solar jelek

Kekurangan

- Bangku baris ketiga sempit

- Karakter suspensi keras

- Suku cadang mahal

Chevrolet Trailblazer

  • Chevrolet Trailblazer keluaran 2012, dan Facelift 2017

Tak mau ketinggalan, Chevrolet menghadirkan Trailblazer pada tahun 2012. Generasi pertama muncul dengan dua pilihan mesin turbo. 2,5 liter bertenaga 148 dk dan 2,8 liter bertenaga 178 dk.


Pada tahun 2017 pilihan mesin 2,8 liter ditanggalkan namun performa mesin 2,5 liter ditingkatkan. Tenaganya tembus 178 dk, lebih besar 1 dk.


Sayangnya kiprah Trailblazer terhenti di 2018 sejak Chevrolet memutuskan untuk hengkang dari Indonesia, menyisakan konsumen Chevrolet yang kebingungan dengan layanan garansi dan aftersales service-nya. Untunglah Chevrolet Indonesia menggandeng beberapa bengkel umum untuk menjadi Authorized Service Outlet (ASO).

Kelebihan

  • Fitur paling lengkap

  • Model khas SUV Amerika

  • Bangku baris ketiga masih layak diduduki orang dewasa

Kekurangan

  • Jaringan aftersales & keterbatasan suku cadang

  • Butuh solar bersulfur rendah (PertaDEX)

  • Unit beredar terbatas

Isuzu Mux

Muncul paling belakang di 2014, Mux sebenarnya satu basis dengan Trailblazer. Mesin, rangka, suspensi dan bodi sama. Perbedaan keduanya hanya pada desain gril, bumper, detail interior dan fitur.

  • Isuzu Mux 2014

Selain itu Mux hanya dibekali pilihan mesin 2,5 liter turbo. Mesin ini sebenarnya sama dengan kepunyaan Trailblazer tapi tekanan injector dan boost turbo dibuat lebih kecil sehingga tenaga mesin ‘hanya’ 130 dk.


Sepertinya Astra Isuzu memilih langkah itu agar Mux handal dipakai di daerah pedalaman yang mustahil menjumpai solar berkualitas baik.

Kelebihan

  • Karakter suspensi lembut

  • Konsumsi bahan bakar irit

  • Kabin lega dengan pelipatan bangku belakang

Kekurangan

  • Model depan kurang gagah

  • Tidak populer

  • Kualitas interior biasa aja

Teks: Setiawan AS

Foto: Dok. OTOPLUS-ONLINE, berbagai sumber Editor: Nugroho Sakri Yunarto

bottom of page