Pasemetonan Riders Bali Junjung Tinggi Persaudaraan Berdasar Bhineka Tunggal Ika

Tak hanya perantauan dari Bali, tapi merangkul semua penghobi otomotif roda dua berdasar Bhineka Tunggal Ika.

Pasemetonan Riders Bali (PRB) adalah klub pecinta roda dua yang awalnya berasal dari perantauan Bali, dan sejak 2014 hadir di Propinsi Lampung, di bawah komando Bro Wayan dan Bro Gede. Mereka aktif melakukan aktivitas riding menjelajah kawasan wisata-wisata Lampung, dan melakukan silaturahmi lintas komunitas.

PRB Chapter Lampung memiliki sekitar 20 member..

Seiring berjalannya waktu, saat ini PRB Chapter Lampung memiliki sekitar 20 member. Tidak hanya perantauan, tetapi merangkul semua penghobi otomotif roda dua, tanpa memandang SARA dan menjunjung tinggi persaudaraan berdasar Bhineka Tunggal Ika.

Deklarasi PRB chapter Lampung dilakukan di Hola Chica Cafe Bandar Lampung (27/9) lalu.

Pada Minggu (27/9) lalu, PRB chapter Lampung resmi dideklarasikan, dengan mengambil tempat di Hola Chica Cafe Bandar Lampung, dan dihadiri beberapa perwakilan komunitas di Bandar Lampung seperti Bold Riders Lampung, KCI Lampung, YVCI Lampung, BrothersipX, KNC Lampung, dan lain-lain.

Prosesi deklarasi dilakukan secara sederhana tapi penuh pesan persatuan.

“Mengingat kondisi pandemi COVID-19, deklarasi kami laksanakan secara sederhana. Yang penting tidak mengurangi maksud dan tujuan kami, yakni agar kami lebih bertanggung jawab terhadap intern dan ekstern komunitas” ungkap Bro Wayan selaku Ketua PRB Lampung.

Beberapa perwakilan komunitas di Bandar Lampung yang hadir, seperti Bold Riders Lampung, KCI Lampung, YVCI Lampung, BrothersipX, KNC Lampung, dan lain-lain bergantian memberikan ucapan selamat.

Sementara itu, Bro Putu penasihat dari PRB Chapter Lampung (HC) menyambut hangat kehadiran PRB Chapter Lampung ini. “Semoga hadirnya PRB Chapter Lampung tidak hanya sekedar eksis, tetapi juga aktif positif dan kreatif membangun atmosfear lingkungan komunitas di propinsi Lampung ini, khususnya di lingkup komunitas roda dua sehingga image komunitas tidak melulu hanya hura-hura”.

Teks: Indramawan

Foto: Istimewa