Ini fakta yang terjadi pada gelaran Trail Game Dirt putaran ke-2 yang diselenggarakan di sirkuit Lapangan Tembak Secara Rindam V Brawijaya Magetan, Jumat – Sabtu (01 - 02/03) lalu. Pembalap yang mengikuti gelaran ini dihajar habis oleh sirkuit.
Bukan tanpa sebab. Hujan yang turun mengguyur Kota Magetan dan sekitarnya sepanjang hari membuat lintasan yang semula padat menjadi lumer, hancur bak bubur. Praktis kondisi seperti ini membuat para pembalap harus berjibaku menguras fisik dan tenaga untuk dapat menaklukan sirkuit.
“Lintasan jadi dalam dan licin, sehingga menyulitkan kita untuk mengembangkan kecepatan”, tutur Deni Orlando, croser senior asal Solo.
Balap juga menjadi semakin seru karena susah diprediksi, terutama soal catatan waktu. “Belum tentu crosser senior yang lebih berpengalaman, catatan waktunya bagus. Atau sebaliknya crosser junior catatan waktunya di bawah senior. Semua bisa berubah tanpa bisa diprediksi”, papar Endhot, crosser asal Solo.
Sebagai contoh, Aris Setyo yang semula diprediksi memimpin karena catatan waktunya paling unggul di race awal, ternyata turun catatan waktunya. Justru posisi teratas pada seri kali ini disabet Savona Oky, pembalap asal Tulungagung.
Saking beratnya, penyelenggara memutuskan untuk menutup beberapa handicap di lintasan. “Pertimbangannya adalah safety pembalap, karena jalur handicap licin”, tegas Ir. Jim Sudaryanto, selaku Pimpinan Lomba.
Yup, apa boleh buat alam memang tak dapat dilawan. Cuaca pun sulit untuk diprediksi.
(Naskah & Foto : dJansen)
Comments