CB150X dipasarkan Rp3 juta lebih mahal dibandingkan CB150R Streetfire. Mau pilih mana?
OTOPLUS-ONLINE I Honda CB150X berbasis All New Honda CB150R Streetfire. Sebagai informasi, All New Honda CB150R Streetfire telah kami ulas detail Agustus 2021 lalu.
Honda CB150X dipasarkan dengan harga Rp34.156.000 untuk tipe SE
Sekarang giliran kami lakukan test ride pada Honda CB150X. PT Mitra Pinasthika Mulia selaku distributor sepeda motor Honda untuk wilayah Jawa Timur memasarkannya denga harga Rp 33.651.000 untuk varian standar (STD), dan 34.156.000 untuk varian SE (OTR Surabaya). Mau pilih yang mana?
Desain Adventure Touring
Basis mesin dan sasis sama dengan Honda CB150R
Honda CB150X menggamit sepatbor depan, panel bodi belakang, sepatbor belakang dan inner fender belakang yang sama dengan kepunyaan CB150R.
Moncong air intake tidak dibiarkan terbuka untuk mencegah cipratan air langsung tersedot masuk
Sisanya seperti fairing, cover tangki, side cover dibuat spesifik buat CB150X demi menghadirkan konsep motor adventure touring.
Windshield dan fairing khas motor adventure
Contohnya windscreen half-fairing yang didesain untuk menghalau angin agar tidak langsung menghempas ke tubuh pengendara. Grip assist di kedua sudut tangki yang dapat digunakan untuk mengikat tank bag.
Undercowl, sayangnya terbuat dari plastik
Under cowl yang menguatkan nuansa motor petualang meski secara fungsi tidak efektif melindungi area mesin lantaran terbuat dari panel plastik. Overall ia terlihat seperti Honda CB500X, gagah, kekar dan modern.
Meski konsekuensinya panel-panel bodi itu berikut seluruh braketnya membuat bobot CB150X lebih berat sekitar 5 kilogram dibandingkan CB150R.
Fitur dan Warna
Panel instrumennya sama dengan CB150R
Fitur yang disodorkan CB150X mirip-mirip CB150R yang menjadi basisnya meski harganya Rp3,8 juta lebih mahal. Panel instrumennya memberikan informasi cukup komplet seputar informasi dasar berkendara lengkap dengan indikator posisi gigi, jarak yang bisa ditempuh dengan bahan bakar tersisa, juga konsumsi bahan bakar rata-rata.
Switch control juga dilengkapi switch engine cut off dan switch pass light seperti halnya di CB150R. Seharusnya fitur penting untuk motor adventure seperti ABS dan Traction Control juga disematkan.
Fork depan dibuat lebih tinggi 30 mm
Selain tampilan tentunya perbedaan ada pada jarak main suspensi depan tipe inverted (upside down) 37 mm yang dibuat jadi 150 mm, naik 30 mm dibandingkan kepunyaan CB150R. Ubahan itu ikut menyumbang kenaikan ground clearance jadi 181 mm.
Perbedaan lain ada pada pilihan warna, Honda menawarkan 3 pilihan warna untuk CB150X yaitu Mandala Red (STD), Amazon Matte Green dan Volcano Matte Black (SE) seperti warna dari unit tes kami ini.
Posisi Berkendara
Pengendara berpostur di bawah 170 cm harus siap jinjit
Bentuk jok sekilas terlihat sama dengan CB150R. Namun jika diamati busa penampang jok di area pengendara tidak selapang CB150R, menyesuaikan posisi berkendara di CB150X yang lebih tegak imbas posisi setang yang lebih jenjang.
Tinggi jok di sisi pengendara berjarak 817 mm dari permukaan tanah
Kekurangannya, rider kurang leluasa menyesuaikan posisi duduk lantaran berasa seperti dipatok di area terbatas. Untuk pengendara berpostur 165-170 cm posisinya terasa sangat ideal. Tapi buat yang posturnya di atas 175 cm mungkin akan terasa posisi duduknya kurang mundur.
Menurut kami bentuk jok CB150R lebih baik karena memberi menawarkan keleluasaan posisi duduk. Kelebihannya, pengendara lebih rileks saat meraih setang dengan posisi duduk yang cenderung tegak dan tangan yang santai memegangnya.
Sementara joknya berjarak 817 mm dari permukaan tanah. Untuk rider dengan tinggi 160-165 cm jelas wajib menjinjit untuk menjaga motor berdiri tegak. Tapi begitu berjalan, komposisi segitiga berkendara (setang, jok dan pijakan kaki) terasa pas, dipakai berkendara komuter di perkotaan atau diajak berpetualang jauh motor ini terasa menyenangkan.
Catatan, untuk pembonceng penampang jok dirasa kurang lebar, busa jok juga terasa lebih tipis di sisi pembonceng sehingga untuk perjalanan jauh tidak direkomendasikan kecuali dimodifikasi terlebih dulu.
Setelah berjalan, posisi segitiga berkendara terasa pas
Komposisi segitiga berkendara yang ideal itu juga memberi pengaruh positif pada sisi pengendalian. Didukung setting suspensi yang sedikit lebih kaku guna mengompensasi bobotnya yang menyentuh 139 kilogram (5 kg lebih berat dari CB150R).
Pengendaliannya tetap terasa lincah
CB150X bisa terasa lincah dan percaya diri ketika menikung dengan kecepatan tinggi. Hanya saja kita harus membiasakan dulu dengan area fairing dan tangki yang terlihat padat.
Di medan non aspal dengan permukaan kerikil dan tanah bergelombang, karakter suspensinya masih memadai. Feelingnya memang lebih keras dibandingkan CB150R.
Sudut knalpot dibuat lebih tajam sehingga terlihat mendongak
Gejala mentok di sokbreker belakang akan muncul saat berboncengan, tapi itu jika kita terlalu kencang melibas permukaan jalan yang tak rata, saat ini pembonceng akan merasa kalau karakter redamannya keras. Selama dipakai normal, gejala bottoming tidak sampai muncul.
Ganti ban tipe dual purpose kalau mau lebih 'sakti' ngebut di jalanan non aspal
Saran kami jika komposisi medan yang akan dilalui seimbang antara jalan aspal dan non aspal akan lebih ideal bila ban yang digunakan adalah model dual purpose bukan ban aspal murni seperti bawaannya ini.
Pasalnya di permukaan tanah terutama saat basah, daya cengkeram IRC Road Winner bawaan CB150X terbatas. Alternatifnya bisa memakai IRC Trail Winner seperti ban bawaan Yamaha XSR155
Performa
Ground clearance 181 mm, lebih pede menginjak genangan air
Perbedaan bobot dan setting ECM yang berbeda membuat karakter mesin berkapasitas murni 149,16 cc ini lebih kalem dibandingkan kepunyaan CB150R meski basisnya sama.
Karakter mesin dibuat lebih kalem untuk kenyamanan turing jarak jauh
Sebaran torsi memang masih terasa rata di semua rentang rpm dan terasa maksimal di kitiran 7.000-9.000 rpm tapi kenaikan torsi dan tenaganya terasa lebih gradual yang memang pas untuk karakter sebuah motor turing.
Panel fairing dan windshield cukup efektif menepis angin agar tidak langsung menerpa tubuh pengendara
Kalau CB150R mudah menggapai kecepatan puncak di 126 km/jam, CB150X harus berjuang untuk menggapai 120 km/jam. Sangat mungkin penampang bodi yang lebih kekar dan keberadaan visor yang bersudut nyaris tegak berpengaruh pada pencapaian itu.
Tetap nyaman dipakai di jalan perkotaan
Overall menurut kami CB150X terasa lebih pas untuk jalan santai, berbeda dengan CB150R yang lebih seru diajak agresif. OTOPLUS-ONLINE jadi berandai-andai bila CB150X ini dibekali mesin berkapasitas 250 cc pasti akan jauh lebih menyenangkan dipakai turing.
Konsumsi BBM
Dengan bensin beroktan 92 (Pertamax) menggunakan metode full to full, CB150X ini kami ajak menjelajah jalanan kota Surabaya sejauh 221,8 kilometer dan membutuhkan 5,2 liter untuk membuatnya penuh sampai ke bibir tangki kembali. Sehingga didapat konsumsi bahan bakar rata-rata pada penggunaan di dalam kota sebesar 41,9 km/liter.
Sedikit lebih rendah dari informasi average fuel di panel instrument yang menunjukkan angka 42,3 km/liter. Artinya bila tangki berisi 12 liter diisi penuh kita bisa mengajaknya berpetualang sejauh 500 kilometer hanya dengan sekali isi bensin.
Teks dan Foto: Nugroho Sakri Yunarto
Коментарі