top of page
  • Gambar penulisEditor

Restorasi Mercedes-Benz 180 W120 Alias Mercy Kentang

"Saya suka model ini karena desainnya yang klasik, lucu, dan merupakan pendahulu dari generasi pertama E-Class." (Marcello Go - Blink Car Studio Surabaya).

OTOPLUS-ONLINE I W 120 adalah sedan yang diproduksi Mercedes-Benz, dan pertama kali diperkenalkan tahun 1953. Mengusung mesin M 136, 4 silinder sebaris kapasitas 1800cc, W 120 dipasarkan sebagai Mercedes-Benz 180 hingga 1962.


Selain itu ada juga Mercedes-Benz W 121 yang dipasarkan sebagai Mercedes-Benz 190 tahun 1956, dengan mesin M 121 kapasitas 1900cc. Ada pula versi yang lebih mewah dengan kapasitas mesin lebih besar, yakni 2200cc, 6 silinder sebaris, yakni W 128 atau Mercedes-Benz 220.

W 120 bersama dengan model lainnya, diberi julukan Ponton karena desain bodinya yang menganut gaya Pontoon (bahasa Jerman/Prancis). Desain ponton yang populer di otomotif antara 1930 -1960an ini punya ciri bodi yang menyatu dari mulai kap, bodi, spatbor, menjadi satu kesatuan tanpa ada interupsi. Namun di Indonesia, orang lebih mengenalnya dengan nama 'Mercy Kentang' karena bentuknya yang bulat-bulat mirip kentang.

"Saya suka model ini karena desainnya yang klasik, lucu, dan merupakan pendahulu dari generasi pertama E-Class," buka Marcello Go, owner bengkel restorasi Blink Car Studio Surabaya, yang kebetulan juga pemilik W 120.

Kepada OTOPLUS-ONLINE, Marcello menuturkan bagaimana awal mula mendapatkan W120 ini. "Kebetulan waktu itu ada salah satu customer saya membeli Ponton tahun 1952 warna biru," ujarnya.



Dilanjutkannya, sebagai pemilik bengkel Blink Car Studio, pria berusia 21 tahun ini kemudian diminta merestorasi Ponton tersebut. "Dari situlah kemudian saya jadi berminat juga punya Ponton yang lain. Karena itu, saya ganti minta tolong pada customer tersebut, untuk mencarikannya. Kebetulan dia adalah kolektor," jelas Marcello.

Ketika pertama kali didapat W120 ini berwarna abu-abu dan tampak kotor, namun dalam kondisi jalan.

Marcello bersama timnya langsung mengerok cat bawaan mobil, dan melakukan full repaint warna deep black dari Sikkens.

"KIta berikan pernis dua lapis menggunakan Sikkens Plus HS, dengan deep paint correction dan wet sanding, serta coating dua layers by Fireball," tutur Marcello.

Sementara untuk restorasi kaki-kaki, Marcello mempercayakan pengerjaannya pada bengkel Well Motorsport. "Kalau untuk mesin, restorasi 80% baru tetapi tetap menggunakan original engine di Embun Motor," jelasnya.


Sementara Blink Car Studio sendiri menangani pengerjaan bodi, interior, dan detailing lain, termasuk pembuatan knalpot dan tangki.

"Butuh waktu kurang lebih 6 - 7 bulan pengerjaan untuk itu," tutur Marcello. "Dari mulai restorasi wood panel, panel chrome yang di-hard chrome ulang, hingga plafon yang diganti dengan bahan alcantara, tiang plafon rebuild ulang, sponge kursi dan bekleed diganti yang berkelas, motif tengah seperti Mercedes-Benz era 80-an tetapi menggunakan konstruksi kursi original, karpet dasar baru, board doortrim dan alas baru, karpet bludru sesuai pattern Mercedes-Benz 180," jelentreh Marcello yang banyak menjalin relasi dengan teman-teman pecinta classic car melalui medsos.

"Kemudian juga overhaul rem depan - belakang, overhaul radiator, tune up, urut ulang kelistrikan mobil, knalpot full system baru dari stainless, dan tangki bensin baru dari stainless, plus menghidupkan pajak dan mutasi ke Surabaya," imbuhnya.

Hasilnya memang sepadan. "Mobilnya fun to drive, eye catching, cocok sebagai collectible item," senyum Mercello yang mengaku sudah ada yang berani bayar Rp260 juta.


Teks: Indramawan

Foto: Istimewa, Indramawan


bottom of page