top of page
  • Gambar penulisEditor

Strategi Kemenangan Maverick Vinales di Seri Pertama MotoGP Qatar

"Yang saya lakukan waktu itu hanya mencoba menghemat ban sebaik mungkin, terutama ban belakang. Dengan demikian saya tidak banyak mengambil resiko." (Maverick Vinales - Monster Energy Yamaha MotoGP)

OTOPLUS-ONLINE I Selama dua tahun berturut-turut (2018 – 2019), GP Qatar yang digelar di sirkuit Losail dan menjadi seri pembuka musim gelaran MotoGP selalu dimenangkan Ducati yang waktu itu masih diperkuat Andrea Dovizioso. Namun supremasi itu berakhir musim ini, ketika Maverick Vinales berhasil mengalahkan satu per satu pembalap Ducati di depannya, untuk kemudian menjuarai seri perdana ini yang digelar di sirkuit Losail (28/03) kemarin.

Empat pembalap Ducati langsung menempati urutan terdepan begitu start


Ketika balap dimulai, pembalap Ducati, Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo Team) sebagai pembalap pole sitter yang start di posisi depan langsung melesat diikuti kawanan Ducati lainnya, yakni rekan satu timnya, Jack Miller, dua pembalap tim satelit Ducati, yakni Johann Zarco (Pramac Racing) dan pembalap rookie yang jadi rekan setimnya, Jorge Martin.


Start yang dilakukan skuad Ducati ini memang mengerikan. Secara instan begitu lampu tanda start diberikan, mereka langsung melibas deretan pembalap Yamaha yang ada di depan. Sebut saja Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha MotoGP), Maverick Viñales, dan Valentino Rossi (Petronas Yamaha SRT).

Jorge Martin pembalap rookie berhasil start sangat bagus dan langsung melewati pembalap terdepan Yamaha

Paling sadis adalah Jorge Martin. Bagaimana bisa ‘new kid on the block’ yang start dari posisi 14 ini langsung bisa melibas pasukan Yamaha sebelum memasuki tikungan 1?


Sesaat sebelum balap dimulai, memang prediksi menunjukkan bahwa pertarungan seri pertama ini adalah antara the red squad (Ducati) melawan the blue squad (Yamaha).


Dan itu memang terbukti. Di lap-lap awal kuartet Ducati ini menguasai lini depan disusul trio Yamaha. Hanya Franco Morbidelli (Petronas Yamaha SRT) yang tercecer ke posisi 20 dari posisi start ke-7.


Namun memasuki lap ketiga, perlahan pasukan Yamaha ini mulai mempreteli skuad Ducati. Diawali Quartararo yang menjadi pembalap terdepan Yamaha mulai melibas Martin di tikungan 6, yang diikuti aksi serupa Vinales di tikungan 10.


Sementara itu, di posisi terdepan terjadi salip menyalip antara Bagnaia dan Zarco, sementara Quartararo terus menguntit di belakang setelah berhasil menyingkirkan Miller di tikungan 15 pada lap 6.

Jack Miller saat dikeroyok Quartararo dan Vinales


Vinales kembali mengikuti juniornya (Quartararo) ini dua lap kemudian setelah berhasil menyalip Miller dan mengambil posisi keempat darinya pada lap 8. Tak hanya berhenti sampai di situ saja, Vinales bahkan kemudian menaklukkan Quartararo pada lap 11.


Zarco pun seolah tak berdaya menghadapi tempo balap Vinales yang sangat cepat dan rapi dan presisi dalam setiap racing line yang diambilnya. Hanya butuh 1 lap saja bagi Vinales untuk merebut posisi kedua dari Zarco, dan itu terjadi di tikungan 10 lap 12.


Berikutnya Vinales meluncurkan serangan coba menggoyang dominasi Bagnaia di depan. Namun Bagnaia seolah tak mau menyerah begitu saja. Bahkan pada lap 14, keduanya sempat side-by-side di sepanjang tikungan 11, ngeri!


Namun pertahanan Bagnaia akhirnya jebol satu lap kemudian. Juga di tikungan 11 itu, Vinales berhasil menyodok ke depan dan langsung membuat jarak 0.5 detik lebih dari Bagnaia. Ya, pada saat itulah skuad Ducati mulai mengalami masalah pada cengkeraman ban ke aspal.

Vinales berhasil finish terdepan


Vinales terus menjauh hingga gap cukup jauh 1,6 detik dan terus menjauh sampai akhirnya melewati garis finish dan sekaligus mengukir kemenangan ke-9 dalam karier MotoGP-nya.

Pembalap Suzuki justru tampil perkasa ketika tim lain mulai bermasalah dengan grip ban


Dan seperti tahun lalu, di saat moment kritis pembalap kehilangan grip ban, pembalap Suzuki justru mulai menunjukkan ancamannya. Terbukti, juara MotoGP 2020 lalu, Joan Mir (Team Suzuki Ecstar) yang tampil kurang impresif di awal balap dan bahkan hanya start di posisi ke 10, tiba-tiba saja merebut posisi kedua dari Zarco di tikungan 15 lap terakhir!


Sayang Mir kemudian melebar di tikungan terakhir, hingga akhirnya Zarco dan Bagnaia menyerang dan masuk ke dalam racing line-nya, untuk kemudian, dengan memanfaatkan keunggulan Ducati dalam hal horsepower meluncur seperti misil melewati garis finish, dan Mir pun harus puas di posisi 4.


Di posisi ke-5 ada Quartararo dan disusul di belakangnya ada Alex Rins (Team Suzuki Ecstar) di posisi ke-6.

Mengomentari penampilannya yang fantastik, Vinales pun mengungkap strateginya.


“Ketika Fabio (Quartararo) memperpendek gak (dengan pembalap Ducati) dengan memanfaatkan slip stream, yang saya lakukan waktu itu hanya mencoba menghemat ban sebaik mungkin, terutama ban belakang. Dengan demikian saya tidak banyak mengambil resiko,” buka Vinales.

Strategi manajemen ban berhasil dilakukan Vinales


“Baru setelah saya melihat bisa melewati Fabio, Johann dan Pecco (Bagnaia) saya langsung push hingga enam atau tujuh lap, dan setelah itu saya coba untuk menjaga ban.”


Sementara Zarco mengatakan, saat ini Ducati tidak butuh power lebih besar lagi. Justru yang perlu diperbaiki adalah belajar bagaimana dia bisa mengontrol ban belakang.

Zarco merasa power motor sudah cukup besar, tinggal bagaimana menjaga ban


"Saya merasa sudah punya tenaga cukup besar. Meski bisa melaju lebih cepat, tapi saya melihat ada 0,4 detik yang hilang, dan ini yang harus kita cari. Kami sudah tahu, kenapa sangat sulit mengikuti Maverick. Mungkin saya akan coba merasakan ban belakang terutama saat masuk tikungan. Dari sini mungkin bisa membantu kami untuk lebih baik lagi.”

Podium seri 1 GP Qatar


Seri ke-2 MotoGP 2021 akan kembali digelar di sirkuit Losail Qatar, tanggal 04 April mendatang, Kita lihat saja, apakah pertarungan Ducati dan Yamaha akan kembali terulang. Dan apakah Suzuki mampu tampil lebih baik lagi.


 


Teks: Indramawan

Foto: motogp.com


bottom of page