Mobil balap offroad saat ini banyak mengadopsi teknologi yang dipakai mobil-mobil untuk kejuaraan drifting, yakni cutting brake untuk melibas tikungan dengan cepat.
Dalam kompetisi offroad, skill saja tidak cukup. Untuk menjadi juara dibutuhkan banyak faktor pendukung. Di antaranya adalah teknologi dan inovasi untuk meng-upgrade performa mobil pacuan untuk menjadi yang tercepat di lintasan.
Belakangan ini kita kerap mendengar istilah cut off brake atau juga cutting brake system di dunia balap offroad. Ini adalah teknologi untuk membuat mobil dapat bermanuver dengan cepat di tikungan dengan memasang peranti khusus pada sistem pengereman mobil.
Sejatinya teknologi ini pun bukan baru-baru amat. "Teknik untuk menaklukkan tikungan dengan cepat ini seperti teknologi yang banyak dipakai di mobil-mobil untuk kejuaraan drifting, dan belakangan ini banyak diadopsi oleh para offroader", tutur Dian Kurniawan, builder mobil offroad dari Kudus.
Lebih lanjut punggawa BSR Fabrication ini menuturkan inti dari sistem ini adalah pada sistem pengereman. Rem belakang bisa disetel, roda mana yang mengunci, dan mana yang terus berputar. Sehingga mobil dapat bermanuver dengan cepat di tikungan.
Perangkat cut off brake atau cutting brake system.
Ada beberapa yang memang memasang produk pabrikan, tapi kini banyak juga yang membuat inovasi dengan menggunakan peranti rem angin milik truk. "Biasanya yang banyak dipakai adalah pneumatik rem angin milik truk Fuso, kompresor, tabung kompresor, selenoid, tombol, master rem truk dan kaliper cakram", ungkap Wili Zalaha satu dedengkot offroad di Kudus.
Lebih lanjut Wili menuturkan, soal mekanisme kerjanya hampir sama saja. Yang sudah-sudah, pneumatik rem angin di-bypass di selang rem belakang (kanan & kiri). pneumatik akan mendorong sentral rem tambahan dengan menggunakan tenaga angin. Kemudian sentral akan mendorong ke kaliper cakram satu sisi bagian blkng, sehingga roda akan mengunci.
Tombol cutting brake pada panel instrumen mobil offroad.
Apabila belok kanan, maka roda belakang bagian kanan yang mengunci sementara roda bagian kiri terus berputar sehingga mobil bisa nge-roll. Namun harus diingat, posisi ARB (air locker) harus berada dalam posisi free, kalau tidak fatal akibatnya. "As roda bisa putus", wanti Wili.
Paling utama tentu saja adalah kerjasama yang baik antara driver dan co driver. Komunikasi harus dibangun dengan baik. Sehingga masing-masing akan saling tahu, dimana saat beebelok, dan dimana saat yang tepat menekan tombol cut off brake. Sehingga tercapai waktu tempuh yang cepat di lintasan.
Teks & Foto: dJansen
Comments