top of page
  • Gambar penulisEditor

Apakah Motor Listrik Honda EM1 e: PLUS Layak Dibeli? Ini Jawabannya!

Hasil test ride Honda EM1 e: PLUS yang dijual Rp39.666.000 setelah subsidi, atau setara PCX160 CBS-ABS atau ADV160.

Hadir dalam dua pilihan varian, EM1 e: dan EM1 e: PLUS.


OTOPLUS-ONLINE I Honda EM1 e: dipasarkan dengan harga OTR Rp46.166.000 (Jatim) dan Rp46.666.000 (Honda EM1 e: PLUS).


Tertolong dengan adanya subisidi pemerintah untuk kendaraan listrik yang sudah memiliki TKDN 40%, Honda EM1 e: berhak mendapatkan subsidi RP7.000.000 sehingga harga Honda EM1 e: adalah Rp39.166.000, sementara untuk Honda EM1 e: PLUS adalah Rp39.666.000 setelah mendapatkan subsidi.


Mahal? Iya! Sebagai perbandingan dengan uang segitu, konsumen bisa menebus Honda PCX160 CBS-ABS atau Honda ADV160.


Oleh karena itu PT Mitra Pinasthika Mulia, distributor sepeda motor Honda untuk wilayah Jatim dan NTT tidak ambisius, hanya mematok target penjualan sebanyak 40-50 unit per bulan untuk wilayah Jawa Timur di tahun 2024 ini. Apa kelebihan yang disodorkan dan kekurangan yang dimiliki?


Berikut hasil pengetesan OTOPLUS-ONLINE.


Kelebihan

Seperti Naik BeAT


Berasa mengendarai Honda BeAT.


Motor listrik ini punya dimensi imut dengan komposisi P x L x T: 1.795/1.860 (PLUS) x 680 x 1.080 mm.


Sebagai perbandingan dimensi P x L x T Honda BeAT yaitu 1,877 x 669 x 1.074 mm. Jadi sosoknya tak jauh berbeda dibandingkan BeAT.


Bahkan tinggi jok juga sama, di angka 740 mm. Rasa duduknya juga mirip lantaran desain dek lantai yang tinggi. Membuat EM1 e: terasa familiar dikendarai.


Bedanya dimensi jok EM1 e: yang pengunci joknya ada di bawah sisi depan jok lebih lapang dan empuk, perbedaan lain dimensi dek lebih besar dengan permukaan rata sehingga memungkinkan penggunanya meletakkan sepasang botol galon mineral tanpa kesulitan.


Karakter Suspensi


Diameter as sok depan 31 mm, seperti Honda CBR150R.


Honda EM1 e: dibekali sok depan dengan as berdiameter 31 mm. Jauh lebih besar dibandingkan BeAT yang hanya mengusung as sok depan berukuran 26 mm.


Keuntungannya, karakter redaman suspensi terasa empuk, begitu juga karakter redaman suspensi belakang.


Seperti disampaikan Yunus Ardi dari MPM Training Center di sesi Workshop Teknologi Honda EM1 e: usai prosesi launchingnya 24 Januari 2024 lalu yang mengatakan kalau feeling berkendara Honda EM1 e: seperti motor matik Honda pada umumnya.


Sebuah motor listrik yang dikembangkan dari sepeda motor. Bukan motor listrik yang dikembangkan dari sepeda kayuh.


Perbedaan itu bisa dirasakan dari karakter suspensi, motor listrik yang dikembangkan dari sepeda kayuh dibekali karakter suspensi yang tidak diciptakan untuk berlari kencang, ditandai dengan acap mentoknya lantaran suspension travel yang pendek dan kondisi itu tidak pernah terjadi di EM1 e: selama pengetesan kami.


Power Delivery


Motor listrik berdaya 2,3 DK menyalurkan daya secara halus ke roda belakang.


Setelah kunci kontak diputar ke ON, kita harus menekan tombol start untuk mengaktifkan motor listriknya. Beda dengan kebanyakan motor listrik produk cina, power delivery atau penyaluran tenaga di Honda EM1 e: terasa halus.


Tidak ada gejala menghentak yang mengagetkan sehingga memudahkan pengendara mengatur laju kendaraan terutama saat melintas di jalan-jalan yang padat atau macet.


“Respon throttle di Honda EM1 e: seperti motor berbahan bakar bensin pada umumnya,” terang Yunus Ardi dari MPM Training Center.


Lincah Bermanuver


Penyaluran tenaga halus, memudahkannya bermanuver di kecepatan rendah.


Perpaduan jarak sumbu roda 1.300 mm, bobot yang hanya 93 kg plus ukuran ban tidak terlalu lebar yakni 90/90-12 (depan) dan 100/90-10 (belakang) membuat EM1 e: terasa lincah bermanuver.


Rem cakram 190 mm, single piston dilengkapi dengan park brake lock+CBS.


Karakter pengendaliannya mirip Honda BeAT, mudah diprediksi dan enteng diarahkan.


Jarak terendah ke tanah: 145 mm. Maksimal bisa melibas genangan air sedalam 30 cm.


Apalagi dimensi lebarnya hanya 680 mm membuatnya mudah menyelinap diantara mobil dipadatnya lalu lintas.


Rendah Biaya Transportasi


Memangkas biaya transportasi secara signifikan.


Dengan baterai berkapasitas 1.47 kWh biaya yang dibutuhkan untuk mengisi penuh dayanya yaitu:

Rp1.444,70/kWh x 1,47 kWh = Rp2.123,7 jika menggunakan tarif listrik golongan tarif R-1/TR

Rp1.699,53/kWh x 1,47 kWh = Rp2.498,3 jika menggunakan tarif listrik golongan tarif R-2/TR


Selama pengetesan, jarak tempuh maksimal yang bisa kami raih adalah 43 kilometer, artinya biaya per kilometer berkisar Rp49,3-58,1.


Bandingkan dengan biaya per kilometer yang dikeluarkan jika menggunakan Honda BeAT yang diisi bensin Pertalite (Rp10.000/liter) dengan asumsi konsumsi BBM rata-rata 52 km/liter sebesar Rp192,3.

Murah banget kan pakai Honda EM1 e:!


Built Quality


Overall kualitas buatannya setingkat di atas produk Cina.


Jika dibandingkan produk motor listrik asal cina, kualitas buatan EM1 e: terlihat lebih baik. Material plastik dan logam yang digunakan tak berbeda dibandingkan motor berbahan bakar bensin produk Honda lainnya.


Selain itu mengenai baterai yang diklaim memiliki daya tahan tinggi dan bersertifikat internasional (IP65 dan UNR 136).


Juga ada pengingat buat pengendara kalau baterai sudah waktunya di-charge yang diinformasikan lewat indikator prosentase SOC di speedometer, dan penurunan tenaga dengan menyalanya indikator bergambar kura-kura di sudut kiri atas spidometer.


Ditambah lagi dengan keberadaan jaringan service dan purna jual Honda yang tersebar di seluruh Indonesia.


Kekurangan

Harga


Pembeda dengan varian Standard ada pada rak yang bisa mengangkut beban maksimal 6 kg ini


Untuk motor listrik dengan spesifikasi baterai berkapasitas 50,26 Volt 29,4 Ah harga Rp39.666.000 yang ditawarkan Honda untuk varian PLUS tergolong mahal.


Sebagai perbandingan harga motor listrik Alva One yang punya desain lebih keren, fitur lebih banyak, motor listrik lebih powerfull dan dibekali baterai 60 Volt 45 Ah harganya hanya Rp36,5 juta.


Atau Gesits, motor listrik karya anak bangsa yang punya baterai 72 Volt 20 Ah dan motor listrik lebih bertenaga (4 DK) dihargai Rp21,9 juta (setelah subsidi).


Meski dalam paket penjualannya, Honda membekali pembelinya dengan Mobile Power Pack (MPP) dengan output 400 Watt yang jika dibeli terpisah harganya Rp 5,9 juta.


Performa


Jalan menurun murni mengandalkan rem lantaran tidak dibekali teknologi regenerative braking.


EM1 e: menggunakan motor listrik penggerak tipe 3 phase brushless dengan tenaga maksimal hanya 2,3 DK/540 rpm dan torsi 90 Nm/25 rpm tanpa teknologi regenerative system.


Dari pengetesan kami, top speednya hanya 48 km/jam di mode Standard lebih tinggi dari klaim Honda yang 45 km/jam dan pada mode ECON, kecepatannya mentok di 32 km/jam.


Sementara untuk jarak tempuh, dengan memadukan mode ECON dan Standard EM1 e: sanggup menjelajah sejauh 43 kilometer.


Waktu Charging


Menggunakan Honda Mobile Power Pack e: yang punya output 400 Watt akan butuh 6 jam untuk mengisi ulang daya dari 0 ke 100%.


Selain jarak tempuh terbatas, waktu pengisian ulang daya baterai juga perlu jadi pertimbangan pasalnya untuk pengecasan dari 25% - 75% menggunakan MPPe: butuh 2 jam 42 menit. Sementara untuk mengisi daya dari 0 – 100% akan butuh waktu 6 jam.


Nantinya Honda akan menyediakan swap station di AHASS tertentu. Tentunya jika populasi EM1 e: sudah membumi. Untuk saat ini pemilik harus mengandalkan HMPPe:.


Instrument Meter


Bentuknya seperti kepunyaan Honda Genio atau BeAT Street.


Desainnya simpel untuk motor seharga Rp40 juta. Tampilannya seperti kepunyaan Honda Genio atau Beat Street. Bukan kesederhanaan itu sih yang jadi concern tapi sudut pemasangannya membuat informasi tak terbaca saat terik di siang hari lantaran permukaannya memantulkan langit di atasnya.


Informasi yang disodorkan basic seperti spidometer, tripmeter, odometer, sisa kapasitas baterai, jam, push to start


Ada juga indikator standar samping, indikator bergambar kura-kura yang akan muncul saat kapasitas baterai menipis. Ketika indikator kura-kura muncul, pada mode Standard secara otomatis controller akan membatasi kecepatan maksimum di 37 km/jam.


Sementara pada mode ECON kecepatannya tetap mentok di 32 km/jam.


Teks & foto : Nugroho Sakri Yunarto

bottom of page