top of page
  • Gambar penulisEditor

Di Tengah Isu Corona, Trial Game Dirt 2020 Diawali Di Mojokerto


  • Seri 1 Trial Game Dirt 2020 dimulai di Lapangan Surodinawan, Mojokerto (13 -14/3) di tengah isu merebaknya Corona di daerah-daerah hingga menyebabkan banyak event balap dan kegiatan ditunda.

Di tengah isu penyebaran virus Corona yang kini mulai melanda daerah di luar Jakarta, Trial Game Dirt mengawali musim kompetisi 2020 di Mojokerto. Ir. Jim Sudaryanto selaku perwakilan Genta Auto Sport (GAS) sebagai penyelenggara event yang juga bertindak sebagai pimpinan lomba sempat mengatakan kepada OTOPLUS-ONLINE perasaan leganya karena Trial Game Dirt putaran 1 masih bisa digelar di Lapangan Surodinawan 13 - 14 Maret kemarin.

  • Jim Sudaryanto (nomor 2 dari kanan) bersama segenap Juri dari IMI Pusat dan Pengprov saat menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya pada prosesi pembukaan Trial Game Dirt.

"Bayangkan saja seperti Road Race Blora yang terpaksa harus dibatalkan gara-gara isu Corona ini," kata Jim Sudaryanto. Namun demikian, pria ramah ini mengaku beberapa event GAS, yang sudah direncanakan bakal diundur sampai kondisi aman dan normal.

  • Regulasi baru dibuat dengan tujuan untuk menjaring lebih banyak peserta.

Kembali ke Trial Game Dirt 2020, Jim Sudaryanto mengatakan musim kompetisi tahun ini menerapkan beberapa regulasi baru. "Perubahan ada pada Juara Umum total seri yang sekarang ini dipisahkan antara juara umum FFA dan juara umum Campuran Open. Tujuannya agar pembalap bisa konsentrasi di masing-masing kejuaraan. Ini juga terkait dengan kepemilikan kendaraan. Dengan pemisahan ini, diharapkan pembalap yang hanya punya motor modifikasi saja diharapkan bisa ikut kelas Campuran Open. Sehingga lebih banyak lagi menjaring peserta," jelas Jim Sudaryanto.

  • Gerry Salim, pembalap asal Surabaya yang telah malang melintang di kejuaraan road race internasional dan kini juga bergabung dalam 76 Rider untuk kejuaraan Supermoto, jadi tamu Trial Game Dirt Mojokerto.

Keputusan ini mendapat sambutan positif dari peserta. Salah satunya Denny Orlando, crosser senior yang sempat beberapa tahun lalu mendominasi Trial Game. "Saya pikir regulasi baru ini cukup positif, sebab harus diakui, masing-masing pembalap punya spesialis masing-masing. Dengan dipisahnya Juara Umum Campuran Open dan FFA, otomatis akan membuat persaingan lebih kompetitif," kata crosser berjuluk 'Man of Steel' ini.

  • Denny Orlando lebih berani ambil resiko.

Apalagi menurut Denny Orlando, tahun ini akumulasi penghitungan poin diambil dari 3 heat terbaik saja (dari 4 heat yang dilombakan). "Jadi pembalap bisa maksimal. Mereka lebih berani mengambil resiko. Jatuh di 1 heat karena ingin eksperimen setting motor atau strategi masih bisa ditebus di 3 heat yang lain. Beda dengan sebelumnya, ketika penghitungan poin diambil dari hasil semua heat. Mereka harus hati-hati tak melakukan kesalahan."

  • M. Arjun Wicaksana kurang puas dengan hilangnya gelar Juara Umum Seri pada regulasi baru ini.

M. Arjun Wicaksana pun sepakat dengan Denny Orlando terkait persaingan lebih kompetitif antar pembalap di kelas FFA sendiri, dan Campuran Open sendiri. "Hanya saja saya melihat, menurut regulasi ini bisa dibilang tidak ada Juara Umum seri seperti sebelum-sebelumnya. Yang ada Juara Umum FFA dan Juara Umum Campuran Open di tiap serinya."

  • Sama seperti tahun lalu, Mojokerto hanya diwakili Ahmad Febrianto (#64) di kelas FFA, sementara di kelas Campuran Open tidak ada satu pembalap pun. Masih mending di kelas Campuran Non Seeded muncul 3 nama baru.

Meski diharapkan regulasi baru yang memisahkan Juara Umum total seri FFA dan Campuran Open ini bisa menjaring lebih banyak peserta, namun jika melihat starting list atau daftar peserta, belum terlihat adanya lonjakan peserta, terutama di kelas Campuran Open yang hanya diikuti 14 peserta. Jumlah ini hampir sama dengan jumlah peserta di seri terakhir Trial Game Dirt 2019 Nganjuk, yakni 13 peserta.

  • Savona Oky (#5) dan M. Excel (#100) bersaing ketat di kelas FFA yang mengalami penurunan jumlah peserta.

Begitu pula dengan kelas FFA yang diikuti 25 peserta. Jumlah ini malah sedikit berkurang dibanding seri terakhir Trial Game Dirt 2019 seri final Nganjuk, yang 27 peserta. Padahal secara geografis, kedua kota ini (Mojokerto dan Nganjuk) tidak terlalu berjauhan.

  • Lantian Juan tampil sebagai Juara Umum Campuran Open meski belum pulih dari cedera leher.

Dan akhirnya, Lantian Juan pembalap kelahiran Kediri yang saat ini berdomisili di Wamena ini keluar sebagai Juara Umum Campuran Open meski belum benar dari cedera pada leher yang didapat 3 minggu sebelum mengikuti Trial Game Dirt seri 1 ini.

  • Lantian Juan tampil habis-habisan di Heat 3 dan 4 Campuran Open dan mencatatkan fastest lap.

Jika dilihat dari catatan waktu selama Heat 1 - 4, tampak kalau Lantian Juan tampil kurang maksimal di Heat 1 dan 2 (Jumat, 13/3). Namun pada hari kedua (Sabtu, 14/4) yang melombakan Heat 3 dan 4, Lantian Juan seolah mengamuk dengan menorehkan fastest lap di 2 heat terakhir itu, hingga akhirnya berhasil mengungguli Asep Lukman yang menempati posisi runner up.

  • Asep Lukman tampil sebagai Juara Umum FFA dengan modal tampil konsisten.

Sementara itu di kelas FFA, Asep Lukman, crosser Juara Umum Trial Game Dirt 2019 kembali menunjukkan konsistensinya dan berhasil keluar sebagai Juara Umum FFA, setelah mengalahkan catatan waktu yang dibuat pesaing terberatnya Lantian Juan. Bisa dipastikan duel dua pembalap ini tak akan terelakkan lagi di seri-seri selanjutnya.


Teks & Foto: Indramawan


bottom of page