Obrolan 30 menit melalui telepon dengan Mick Doohan memberi kontibusi kemenangan pada Marc Marquez.
Marc Marquez berhasil pertahankan reputasinya sebagai The King of Sachsenring dengan 11 kali kemenangan berturut-turut!
OTOPLUS-ONLINE I Sejak kembali balap di seri ke-3 GP Portimao, Portugal (18 April 2021) lalu, performa Marc Marquez tak kunjung membaik.
Istirahat panjang selama sembilan bulan lebih pasca insiden di GP Jerez pada Juli 2020 yang membuat pundak kanannya cedera, membatasi kemampuan Marquez untuk beradaptasi dengan motornya.
Marc Marquez sebelum balap sempat mengatakan, dia bukan pembalap favorit di GP Sachsenring kali ini
Selama masa penyesuaian itu, Marquez mengaku banyak mengalami masalah. Bahkan selama tiga kali berturut-turut (GP Le Mans, GP Mugello, GP Catalunya), Marquez gagal menyelesaikan balap.
Semua itu berubah drastis saat gelaran seri ke-8 GP Sachsenring (20 Juni 2021) kemarin. Tiba-tiba saja Marquez kembali menjadi headlines media seiring kemenangannya di sirkuit Jerman ini.
Start dari posisi kelima pada deret kedua, Marquez langsung menempel Aleix Espargaro (Aprilia Racing Team Gresini), setelah itu di akhir lap pertama, Marquez langsung lepas ke posisi terdepan
Tak hanya itu saja, kemenangan di Sachsenring ini menjadi yang ke-11 berturut-turut sepanjang karier balapnya di semua kelas yang dipertandingkan.
Marquez sendiri mengakui bahwa kemenangan di Sachsenring ini banyak ditolong karena layout sirkuit yang anti-clockwise atau tak searah putaran jarum jam.
Didominasi tikungan ke kiri memudahkan Marquez dalam memacu motornya karena lengan kanan tak menanggung beban terlalu berat
Dengan sembilan tikungan ke kiri, dan hanya tiga tikungan ke kanan, praktis lengan bagian kanan Marquez tidak banyak menanggung beban.
"Saya sudah katakan, ini adalah pertama kali saya balapan tanpa batasan fisik, karena hanya ada sedikit tikungan ke kanan di mana saya sering kehilangan waktu," kata Marquez usai balap.
"Karena banyak tikungan ke kiri, maka saya tidak ada batasan untuk melaju cepat. Hal ini membantu saya selama balap, apalagi saya juga bisa melakukan start dengan baik, dan menyelesaikan putaran pertama dengan baik."
Selain itu, Miguel Oliveira (Red Bull KTM Factory Racing) sebagai satu-satunya pembalap yang mampu memberikan perlawanan dan mendekati tempo balap Marquez yang sangat cepat mengungkap, bahwa hujan rintik yang turun ketika Marquez berada di depan banyak memberikan kontribusi kemenangan kepadanya.
"Kunci penting pada balap tadi adalah ketika hujan mulai turun, dan seperti yang kita ketahui Marc bisa memahami dengan cepat tingkat cengkeraman ban, dan seketika itu dengan cepat menjauh.
"Saya sendiri saat itu tidak berada dalam situasi yang ideal, karena tidak berada di belakangnya. Saya justru tertahan beberapa pembalap, ketika dia (Marquez) mulai menjauh," kata Oliveira, pemenang seri sebelumnya, GP Catalunya.
Miguel Oliveira coba memburu Marquez di posisi terdepan
"Kemudian ketika saya berada di urutan kedua, saya coba memberikan tekanan padanya. Saya mencoba semampu saya, tapi saya juga harus memperhatikan kondisi ban, karena kondisinya sudah banyak termakan aspal, ketika saya mencoba lolos dari kerumunan pembalap dan coba mendekatinya."
"Bahkan ketika saya merasa tidak mampu memberikan tekanan lagi, dia justru lebih mem-push lagi, sehingga akhirnya saya buat keputusan untuk menjaga posisi kedua ini sampai finish. Pada saat inilah dia mampu membuat gap 1,5 detik."
Marquez mampu membuat selisih waktu 1,6 detik dari pesaing terdekatnya Oliveira ketika melintasi garis finish
Yang menarik adalah penuturan Marquez saat konferensi pers pasca balap. Dia menjelaskan obrolan selama 30 menit bersama Mick Doohan banyak membantunya bisa kembali pada kondisi terbaik hingga berhasil menang 11 kali berturut-turut di GP Sachsenring.
"Sebelumnya saya mengira akan bisa kembali balapan dalam kondisi yang kompetitif seperti sediakala. Tapi ternyata ketika kembali mengendarai motor MotoGP di Portimao, ternyata sangat jauh dari level saya," kata Marquez.
"Dari situ segala sesuatunya menjadi sulit. Bahkan di beberapa balap kemudian menjadi semakin sulit, sehingga saya coba merupakan semuanya, dan fokus pada sisi personal dan profesional saya. Ketika saya mengatakan melupakan semuanya, maka banyak komentar berdatangan dari luar."
"Dari situ saya putuskan hanya mendengarkan orang-orang yang ingin membantu, karena saya memang coba mencari sesuatu atau komentar yang bisa membantu saya. Dan salah satunya datang dari Mick Doohan. Saya berjumpa dengan dia di Mugello, dan saya tahu dia pernah mengalami situasi yang sama dengan saya tahun 1992 dan 1993 lalu."
"Kami berbicara selama 30 menit melalui saluran telpon, dan saya dengarkan baik-baik ketika dia sedang menceritakan segalanya. Dia menjelaskan situasinya saat itu, tapi sepertinya juga sedang menjelaskan situasi yang saya alami."
"Ternyata masalah yang dia alami sama seperti saya, seperti memahami motor, tidak bisa mengendarai motor seperti yang saya inginkan, melakukan kesalahan yang tak perlu, kecelakaan konyol, kadang bisa cepat, kadang pelan tanpa tahu kenapa, ternyata semua masalah yang saya alami tahun ini dia alami juga,"
Selain obrolan lewat telpon itu, Marquez juga menyinggung peran orang terdekat banyak memberikan kontribusi dalam come back-nya.
Marquez is back!
"Karena itu, ketika saya berhasil menyelesaikan balap, saya langsung teringat dengan orang-orang yang telah membantu. Dari situasi yang sulit ini tidak mungkin saya bisa melakukan sendirian, saya butuh orang-orang, tim, dokter, physio, manajer, keluarga, teman, semua orang yang bersama-sama membantu saya bisa kembali seperti ini."
"Terutama saya ingin berterima kasih kepada Honda karena respek yang mereka berikan selama ini. Ini sesuatu yang sangat saya hargai."
Di Sachsenring, Marquez kembali menapaki podium tertinggi setelah paceklik kemenangan di seri-seri sebelumnya. Di posisi podium kedua ada Miguel Oliveira, dan ketiga Fabio Quartararo
Sebagai info, Honda kembali menapaki podium tertinggi pertama kali sejak November 2019, seiring keberhasilan Marc Marquez mempertahankan dominasinya di GP Sachsenring sebagai pembalap yang tak terkalahkan selama sembilan kali berturut-turut di kelas MotoGP.
Teks: Indramawan
Foto: motogp.com
Comments