top of page
Gambar penulisEditor

Mazda CX 60 Ini Kami Test Drive Sejauh 370 Kilometer untuk Tahu Kelebihan dan Kekurangannya

Secara harga di kisaran Rp1.208.800.000 (OTR Surabaya), Mazda CX 60 akan bersaing dengan BMW X3 dan Lexus UX250h.

OTOPLUS-ONLINE I Mazda CX-60 merupakan representasi pencapaian Mazda selama 100 tahun terakhir. Di CX-60, desainer ulung Mazda memberikan terobosan desain yang berani lewat bentuk engine hood dan fender depan memanjang dengan tetap mengadopsi estetika khas Jepang sehingga menghasilkan sosok SUV berwibawa, tangguh sekaligus menandai kehadiran generasi penerus Kodo, Soul of Motion.


All New Mazda CX-60 dihadirkan dalam dua pilihan varian. Kuro bagi mereka yang menyukai tampilan sporty dan Elite buat penggemar sosok yang elegan. Keduanya dipasarkan dengan harga yang identik, Rp 1.208.800.000 (OTR Surabaya).

Secara harga, Mazda CX 60 akan bersaing dengan BMW X3 dan Lexus UX250h.


Di rentang harga ini, CX-60 akan berhadapan dengan BMW X3 yang ditawarkan dengan harga OTR Surabaya Rp 1.320.000.000 (sDrive 20i xLine) dan Rp 1.450.000.000 (xDrive 20i Msport).

Mazda menerapkan teknologi pengecatan unik yang dinamaiTakumi-Nuri.Teknologi pengecatan tersebut mampu menghadirkan kombinasi highlight warna, bayangan, dan kedalaman yang berbeda dengan proses pengecatan biasa sehingga kian menekankan keindahan dan lekuk dinamis bodinya yang bongsor.


CX-60 juga akan berhadapan dengan Lexus UX 250h Luxury yang ditawarkan dengan harga OTR Jakarta Rp 1.110.000.000 dan Lexus UX 250h F-Sport (Rp 1.157.000.000).

Lampu depannya dibekali teknologi Adaptive LED Headlight dan High Beam Control.


Potensi kelebihan apa yang ditawarkan CX-60 sehingga menjadikannya layak dilirik lalu apa pula yang jadi kekurangannya?


Berikut ringkasannya setelah OTOPLUS-ONLINE melakukan test drive selama beberapa hari dan menempuh jarak sekitar 370 kilometer.


Driver Oriented

Karakter berkendaranya seperti Mazda MX-5 Miata tapi dalam wujud SUV.


Mazda selalu identik dengan kenikmatan berkendara. Itulah yang kami rasakan ketika berada di balik kemudi CX-60. Para desainer terkemuka Mazda berhasil membuat pengemudi merasa menyatu sepenuhnya dengan kendaraan yang Mazda sebut dengan Jinba-Ittai.


Dimulai dari posisi berkendara. Posisi mengemudi ideal mudah didapatkan. Selain rentang penyetelan electric seat 8 arah yang lebar Mazda juga melengkapi CX-60 dengan fitur Driver Personalization System.


Cukup dengan memasukkan data tinggi tubuh lewat menu di center display maka secara otomatis kursi akan mengatur posisi duduk ideal untuk postur tubuh pengemudi termasuk sudut, jarak kemudi sampai arah spion luar juga Active Driving Display.

Detail interiornya dibuat sempurna. Mulai jahitan Kakenui sampai penggunaan kulit Nappa pada trim. Penataan layout di dalam kabin dirancang cermat dengan memperhitungkan aspek ergonomis dengan menggunakan material berkualitas tinggi yang menghadirkan ketenangan dan suasana memuaskan penumpangnya.


Sistem ini bahkan juga mendeteksi posisi mata pengemudi. Walau tidak seutuhnya setelan yang ditawarkan persis seperti keinginan dan kebiasaan pengemudi, anyway fitur ini cakep!


Driver Personalization System dilengkapi fungsi pemulihan pengaturan otomatis, menggunakan pengenalan wajah dan data di lebih dari 250 pengaturan disimpan dalam memori untuk memulihkan preferensi dengan cepat hingga enam pengemudi individu.


Selain itu, sistem bantuan masuk/keluar pengemudi secara otomatis menggeser kursi dan menggerakkan roda kemudi membuat masuk dan keluar lebih mudah.

Electrically adjustable steering column dengan rentang penyetelan luas.


Sebagai mobil yang didesain driver oriented, tidak seperti kebanyakan mobil dengan format mesin depan dan penggerak roda belakang dimana posisi kaki akan offset ke kanan jika dilihat secara frontal dari sisi atas, di Mazda CX-60, posisi kaki pengemudi akan benar-benar lurus sehingga pengemudi merasa nyaman, total control dan tidak membuat cepat capek.


Mazda mempertahankan model organ-type accelerator pedal. Pedal akselerator ini memungkinkan kaki dan pedal bergerak terkoordinasi dan mengurangi lelah pada otot kaki bawah.


Pengendalian

Karakter berkendaranya seperti Mazda MX-5 Miata tapi dalam wujud SUV.


Sasis yang digunakan CX-60 merupakan debut dari platform arsitektur terbaru, Skyactiv Multi-Solution Scalable. Platform baru diciptakan untuk mengakomodasi mesin longitudinal yang dipasang memanjang berkonfigurasi empat atau enam silinder dengan berbagai kapasitas serta beragam teknologi elektrifikasi seperti mild hybrid.


Sasis generasi terbaru dikombinasikan dengan bodyshell CX-60 yang kaku dan baterai hybrid yang dipasang rendah demi mengoptimalkan pusat gravitasi menghasilkan karakter respon pengendalian instan dengan feedback tingkat tinggi.

Selektor Mazda Intelligent (Mi) Drive, Intelligent Drive Select untuk mengatur mode berkendara (Sport, Normal dan Offroad).


Menyempurnakan karakter pengendaliannya, Mazda melengkapi CX-60 dengan teknologi i-ACTIV AWD, sistem penggerak semua roda ini mampu menyuguhkan traksi tinggi dan kemampuan menikung netral.


Default-nya sistem i-Activ AWD akan memprioritaskan roda belakang sebagai penggerak dan stabilitas, namun dalam kondisi licin, sistemnya dapat memindahkan hingga 50% tenaganya ke roda depan bila diperlukan.

Nuansa driver display berubah merah pada mode Sport.


Selain kombinasi sistem suspensi model Double Wishbone di depan dan Multilink di belakang, kemampuan CX-60 dalam menaklukkan tikungan didukung dengan keberadaan teknologi Kinematic Posture Control (KPC).


Prinsip kerjanya cerdik, sistemnya akan memanfaatkan rem yang diaktifkan oleh sensor KPC secara elektronik untuk menstabilkan mobil saat berbelok dan medan kasar.

Pelek 20x7,5 inci offset 45 yang dipadukan dengan ban 235/50R20 dari Toyo.


Misal ketika kita masuk tikungan kanan dengan kecepatan tinggi, rem kanan akan secara otomatis diaktifkan secara elektronik agar dapat menikung lebih presisi sekaligus mengurangi bodyroll.

Suspensi depan model Double Wishbone yang menawarkan karakter pengendalian di atas rata-rata SUV di kelasnya yang kebanyakan masih menggunakan model McPherson Strut.


Dengan beragam suntikan teknologi tersebut karakter pengendalian CX-60 akan terasa aman, responsif dan menyenangkan meski dimensinya tergolong besar dengan spesifikasi PxLxT: 4.740x1.890x1.686mm.

Jarak pijak roda belakang 1.645mm (depan:1.640mm) berperan pada stabilitas saat bermanuver di tikungan atau jalan berliku.


Untuk fleksibilitas pemakaiannya di berbagai kondisi jalan, Mazda menduetkan teknologi i-ACTIV AWD dengan sistem Mi-DRIVE Intelligent Drive Select yang menawarkan tiga mode berkendara, Mode Normal sehari-hari, Mode Sport ketika membutuhkan respon lebih sporty dan Mode Offroad untuk menaklukkan jalanan non aspal.


Mild Hybrid

Baterai Litihium-Ion 48V berkapasitas 0,33 kWh yang mendukung sistem Mild Hybrid diposisikan di bawah jok penumpang depan.


Untuk Indonesia varian yang dihadirkan bermesin bensin 6 silinder segaris turbo berkapasitas 3.3 liter, tepatnya 3.238cc yang mampu menghasilkan tenaga puncak 280 DK pada 5.000-6.000 rpm dan torsi 450Nm pada 2.000-3.500 rpm.


Sejatinya Mazda CX-60 punya beberapa pilihan mesin yaitu diesel 6 silinder 3.3 liter Skyactive-D dan bensin 4 silinder 2.5 liter PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicle).


Mesin bensin 3.3 liter itu dikawinkan dengan teknologi mild hybrid yang perannya membantu kinerja mesin saat mulai bergerak dan berakselerasi, momen dimana mesin pembakaran dalam (Internal Combustion Engine) tidak dalam kondisi yang efisien untuk bekerja optimal.


Peran sistem hybridnya OTOPLUS-ONLINE rasakan sangat efektif pada kondisi Stop & Go di lalu lintas perkotaan yang padat.

Konsumsi BBM pada rute kombinasi berkutat di 8,8 km/liter, Boros? Ingat! SUV ini menggunakan mesin turbo 6 silinder 3.283cc. Bandingkan dengan mesin Toyota Kijang Innova Reborn bensin yang 4 silinder 2.000 cc tapi konsumsi BBM rata-ratanya 8 km/liter.


Sistem hybrid memperoleh daya dari tangkapan energi hasil proses deselerasi dan menyimpannya dalam baterai Lithium-Ion 48V berkapasitas 0,33 kWh.


Untuk mendapatkan efisiensi BBM maksimal, sistem hybrid ringan ini dipadukan dengan teknologi i-Stop yang bila diaktifkan akan mematikan mesin saat idle.


Hasilnya meski kapasitas mesinnya gede banget, konsumsi BBM CX-60 termasuk masuk akal. Dari pengetesan OTOPLUS-ONLINE pada rute kombinasi, konsumsi BBM-nya berkutat di 8,8 km/liter.


Lebih irit dibandingkan Innova bensin bermesin 4 silinder 2.000 cc yang syukur-syukur kalau masih bisa meraih 8 km/liter di rute yang sama.


Performa

Mesin 6 silinder segaris dengan turbo menghasilkan tenaga 280 DK/5.000-6.000 rpm dan torsi 450 Nm/2.000-3.500 rpm.


Mesinnya memungkinkan SUV berbobot nyaris 2 ton ini berakselerasi 0-100 km/jam hanya dalam waktu 7 detik. Namun bukan hentak-hentakan yang jadi keunggulan mesin dengan silinder banyak seperti ini.


Coba lajukan secara konstan di jalan tol, kalian baru akan merasakan enaknya naik mobil dengan silinder banyak. Mesin berkitir halus dan ringan seakan effortless.

Transmisi otomatis 8 percepatan multiclutch menghadirkan perpindahan gigi seamless dan sigap.


Pada pengetesan OTOPLUS-ONLINE, mobil ini pun terasa begitu mudah meraih kecepatan 180 km/jam. Namun paling menyenangkan saat cruising dengan kecepatan konstan 140-150 km/jam.

Di jalan bebas hambatan, mobil ini menemukan habitatnya.


Performa itu tak lepas dari peran transmisi otomatis pintar 8 percepatan. Berbeda dengan transmisi otomatis kebanyakan, transmisi otomatis milik CX-60 tak lagi menggunakan torque converter namun kopling yang dinamai multi-clutch.

Meski kompresi mesin mencapai 12:1 tapi masih aman mengonsumsi bensin beroktan 90 seperti Pertalite atau Vivo 90.


Mazda agaknya terinspirasi dengan teknologi Dual Clutch Transmission seperti yang yang Dengan kopling, transfer torsi dari mesin dan motor listrik bisa disalurkan lebih singkat sehingga menghasilkan perpindahan gigi yang cepat dan responsif menyerupai girboks manual.


Sistem Audio

Subwoofer terselip di spare tyre.


Masuk ke dalam, terasa kalau ruang kabin CX-60 itu senyap. Kesenyapan ruang kabin CX-60 diperoleh di antaranya berkat struktur bodi CX-60 yang kaku sehingga mampu menekan intrusi kebisingan dan getaran yang tidak diinginkan ditambah dengan rekayasa insulasi suara yang ekstensif dan tindakan NVH (Noise Vibration Harness).


Keunggulan itu memungkinkan Mazda membekali CX-60 dengan sistem audio premium Bose 12 spiker. Detail dan suara berkualitas tinggi di antaranya dihasilkan lewat olahan ampilifer eksklusif standar audiophile yang bersinergi dengan fitur Sound Reduction yang secara efektif mengurangi secara drastis gangguan suara yang mengganggu.


Mazda juga menciptakan desain kabin inovatif yang memungkinkan kehadiran ruang berkapasitas 4,8 liter di balik trim pintu depan untuk dihuni woofer guna menghadirkan nada rendah yang solid dengan rentang keluaran suara yang lebih besar.


Fitur Keselamatan

Distance & Speed Alert (DSA), Cruising & Traffic Support (CTS) dan Lane-keep Assist System (LAS) merupakan beberapa fitur dari teknologi i-Activesense Safety yang dimiliki Mazda CX-60.


Layaknya sebuah premium SUV, Mazda CX-60 dibekali dengan beragam fitur keselamatan canggih. Seperti i-Activesense Safety, Mazda Proactive Safety, Adaptive LED Headlights (ALH), Distance & Speed Alert (DSA), Mazda Radar Cruise Control (MRCC), Cruising & Traffic Support (CTS), Lane-keep Assist System (LAS), Blind Spot Monitoring (BSM), Smart Brake Support (SBS).

Head-up Display yang merefleksikan beragam informasi dari driver display pada kaca depan.


Ada juga 360 degree View Monitor, See-through View, Driver Monitoring, Front Cross Traffic Alert, (FCTA), Smart Brake Support Rear Cross (SBS-RC), Rear Cross Traffic Alert (RCTA), Smart Brake Support-Rear (SBS-R).

Mazda Radar Cruise Control (MRCC) menggunakan gelombang milimeter untuk mengukur kecepatan dan jarak, memungkinkannya menjaga jarak aman dari mobil di depan dan mengurangi beban kerja pengemudi selama perjalanan.


Mazda bahkan melengkapi sistem keselamatan CX-60 dengan Driver Monitoring yaitu sistem yang mendeteksi kelelahan dan kantuk pengemudi, serta mendorong pengemudi untuk beristirahat.


Kamera pantau yang tertanam di center display akan membaca perubahan pada wajah saat mengemudikan kendaraan dengan kecepatan sekitar 5 km/jam (3 mph) atau lebih cepat.

Kamera pada kaca depan mendukung fungsi Lane Departure Warning System (LDWS) dan Lane-keep Assist System (LAS).


Sistem kemudian memperkirakan jumlah akumulasi kelelahan dan kantuk pengemudi dan jika disimpulkan pengemudi mengantuk, sistem akan mendorong pengemudi untuk beristirahat menggunakan indikasi peringatan di driver display dan suara peringatan.


Kekurangan

AC vs i-Stop

AC seketika off ketika fitur i-Stop aktif akibatnya kami lebih sering menonaktifkan fitur ini, panas sih.


Fitur i-stop secara efektif berperan menghemat bahan bakar dengan mematikan mesin secara otomatis saat kendaraan dalam keadaan statis dan menyalakannya kembali saat kendaraan kembali bergerak.


Problemnya, ketika mesin mati otomatis sistem AC ikut mati. Apabila hanya 30 detik gak mengapa, terkadang ada traffic light yang sampai 3 menit.


Di tengah kondisi cuaca yang sedang panas-panasnya jelas membuat penumpang kegerahan. Repotnya lagi sistem AC di Mazda kurang sigap membuat kabin kembali dingin lantaran sistem AC-nya mungkin belum disesuaikan dengan penggunaan pada negara beriklim tropis. Kan mobil ini masih didatangkan secara utuh (CBU) dari Jepang.


Akibatnya, OTOPLUS-ONLINE lebih memilih untuk tidak memfungsikan fitur ini di siang hari yang terik dengan kondisi jalan yang sedang macet.


Karakter Rem Tidak Natural

Disk brake terkesan kurang besar pasalnya diameter disk brake cover terlihat lebih besar.


Mazda melengkapi sistem keamanan CX-60 dengan Smart Brake Support (SBS), sistem kontrol/rem otonom yang canggih ini diaktifkan secara elektronik Masalahnya SBS yang berkolaborasi dengan sistem Regenerative Braking pada sistem hybridnya menghadirkan rasa pengereman yang tidak natural.


Diinjak halus atau keras rem seperti enggan atau lambat bereaksi. Kondisi ini seperti yang terjadi pada generasi awal Mercedes Benz E-Class (W211) mengaplikasi teknologi rem elektronik yang dinamai Sensotronic Brake Control (SBC) pada 2002 silam. Seperti Mazda perlu melakukan improvement pada sistem rem canggih ini agar terasa lebih natural.


Karakter Suspensi

Karakter suspensinya kaku, terutama di bagian belakang.


Tak ada komplain soal pengendalian, perfect! Namun konsekuensi redaman suspensi terasa kaku atau malah cenderung keras di beberapa kondisi seperti ketika melewati jalan bergelombang atau speed trap alias polisi tidur. Padahal dengan harga 1M lebih konsumen akan mengharapkan mobil yang nyaman dinaiki.


Karakter redamannya terasa berbeda dengan Mazda CX-8 yang pernah kami coba. Di CX-8, meski muncul karakter kaku tapi masih nyaman buat penumpang. Kembali lagi, bisa jadi spesifikasi suspensi pada unit-unit awal CX-60 ini belum disesuaikan dengan kondisi jalanan Tanah Air yang beragam.


Legroom belakang

Legroom terasa kurang lega untuk SUV sebesar ini.


Melihat dimensi panjangnya yang menyentuh 4,7 meter lebih, OTOPLUS-ONLINE berasumsi kalau CX-60 akan menawarkan ruang kabin yang lega.


Nyatanya tidak selega perkiraan kami, khususnya pada legroom bangku belakang. Entah apakah karena desainer Mazda lebih mengutamakan agar volume bagasi bisa mencapai 570 liter atau struktur sasis Skyactiv Multi-Solution Scalable memang seperti itu.


Bunyi dari Panoramic Roof

Ada bunyi yang muncul dari cover melintang di panoramic sunroof. Dimensi panoramic sunroof tergolong besar dengan panjang 1.021mm dan lebar 950mm.


Ada bunyi yang muncul dari cover melintang di panoramic sunroof. Dimensi panoramic sunroof tergolong besar dengan panjang 1.021mm dan lebar 950mm.


CX-60 dibekali fitur panoramic sunroof berukuran panjang 1.021mm dengan lebar 950mm yang membuat kabin terasa lapang dengan pandangan leluasa. Hanya kadang muncul bunyi getaran yang cukup mengganggu dari panel penutup rangka melintang sunroof.


Teks & foto : Nugroho Sakri Yunarto

Comments


bottom of page