MotoGP Mugello (2/6) kemarin menjadi moment tak terlupakan bagi Danilo Petrucci. Ya, pembalap 28 tahun yang baru tahun ini masuk memperkuat tim pabrikan Ducati menggantikan Jorge Lorenzo ini berhasil merebut kemenangan pertamanya di kelas MotoGP, setelah 125 kali bertanding di kelas para raja ini.
Apalagi kemenangan ini diperolehnya setelah mengalahkan seniornya, Andrea Dovizioso dan juara bertahan Marc Marquez, setelah melalui duel menegangkan sejak pertengahan lap. Bahkan di lap terakhir, beberapa kali tiga pembalap ini bergantian berada di depan.
Sampai akhirnya, di lap terakhir, Petrucci melakukan aksi nekat, menyalip Dovi di tikungan pertama melalui manuver yang agresif. Paling tidak, itulah yang dikatakan Dovi.
Berawal ketika Dovi menempati posisi terdepan di lap ke-23 atau putaran terakhir itu. “Strategi yang saya jalankan untuk menang waktu itu adalah menjaga posisi agar selalu berada di depan sejak tikungan pertama. Tapi Danilo kemudian menyalip dengan sangat agresif,” kata Dovi.
Kenapa sangat agresif, sebab menurut Dovi, ketika memasuki tikungan pertama tersebut, sebenarnya tidak ada cukup ruang bagi siapa pun untuk masuk dari dalam.
“Sebab saya mencoba menutup pintu secepat mungkin. Tapi ternyata, ketika saya hendak melakukan itu, tiba-tiba Danilo masuk. Mau tak mau, saya harus cepat-cepat tegakkan motor agar kita tak saling bersenggolan dan terjatuh,” jelas Dovi.
Apes bagi Dovi. Pada saat yang bersamaan Marc Marquez juga masuk dari luar. Bisa dibayangkan betapa sulit posisi Dovi diapit dua pembalap ini di tikungan.
"Ketika menegakkan motor pun saya terpaksa harus hati-hati karena jika tidak, saya bisa ditabrak Marc dan terjatuh. Tapi untungnya, semua berjalan oke," kata Dovi yang terpaksa harus gigit jari finish di belakang Petrucci dan Marquez.
Petrucci pun meminta maaf atas manuvernya ini. “Jujur saja. Andrea adalah orang terakhir di dunia ini yang saya ingin salip seperti itu. Dia sudah sangat berjasa bagi saya, dan telah memperlakukan saya seperti adiknya sendiri,” kata Petrucci yang kemudian coba menjelaskan manuvernya itu.
Sebelum terjadinya insiden ‘sandwich’ di tikungan pertama itu, mulanya Petrucci menempati posisi terdepan. Namun ketika berada di trek lurus Mugello yang panjang itu, Dovizioso dan Marquez yang menguntit dari belakang, melewatinya dengan memanfaatkan efek slipstream.
“Saya tahu, Marc dan Andrea pasti menyalip saya di trek lurus itu dengan bantuan slipstream. Dan ternyata itu benar, karena saya lihat, mereka mengerem dengan sangat keras di tikungan pertama itu,” jelas Petrucci.
Dari sini, Petrucci menyiapkan serangan balasan dengan memajukan titik pengereman sebelum masuk tikungan.
“Saya memang sengaja mengerem agak terlambat, sehingga saya sudah sangat dekat dengan kerb (gundukan di tepi tikungan). Saya melihat, antara motor saya dan Andrea ada jarak sekitar satu meter setengah. Itulah kenapa saya ambil keputusan masuk dari dalam di tikungan tersebut. Sehingga ketika Andrea sedang mencoba menutup, saya sudah lebih dulu ada di sana,” lanjut Petrucci.
Sementara itu, Marc Marquez menanggapi enteng kejadian ini. “Setelah melewati tikungan pertama itu dan berada di posisi kedua di depan Dovi, saya sengaja tidak menyerang Petrucci lagi. Justru fokus saya saat itu adalah menjaga, agar posisi Dovi terus berada di belakang saya sampai garis finish, ketimbang melawan Petrucci untuk merebut kemenangan,” jelas Marquez.
Keputusan main aman ini diambil Marquez setelah mengaku hampir 2 kali celaka saat duel ini.
Ya, apalagi setelah melihat kenekatan Petrucci. Marquez pun mikir 2 kali sebelum menantang pembalap yang haus kemenangan ini. Dengan hasil ini, Marquez berhasil memperlebar selisih 12 poin di klasemen sementara unggul atas Dovizioso.
Naskah: Indramawan
Foto: motogp.com
Comments