top of page
  • Gambar penulisEditor

Riding Impression Kawasaki W175 SE: Serasa Mengendarai Mesin Waktu


Mengendarai Kawasaki W175 terasa seperti bernostalgia riding motor di masa lalu

Kawasaki memperkenalkan W175 pada November 2017. Saat ini penjualannya berkisar 12.000 unit per tahun. Kawasaki pun sukses menjadikan W175 sebagai tulang punggung penjualan setelah KLX. Apa yang membuatnya menarik?

Tak hanya desainnya saja yang klasik, tapi juga naikannya seperti motor lawas

Mengendarai Kawasaki W175 seakan membawa kami bernostalgia ke masa lalu. Posisi berkendara, karakter redaman suspensi dan mesin semuanya khas motor laki di era 20-30 tahun lalu.

Cocok bagi mereka yang suka gaya retro klasik

Desain retronya mengundang pertanyaan seperti, “Motor apa ini Mas?” atau pernyataan seperti “Lho ini motor baru, kirain modifikasi.” Jadi, cocok banget untuk yang ingin tampil beda.


Posisi Berkendara Nyaman

Setang lebar dan agak rendah, jadi ciri motor cruiser

Jarak setang, jok dan footstep terasa ideal dikendarai pengendara berpostur 165-172 cm. Buat otoplus-online yang berpostur 180 cm, tinggi jok yang berjarak hanya 775 mm dari tanah terasa terlalu rendah, kaki jadi terlalu menekuk. Overall posisi berkendara di W175 terasa santai.

Jok cukup tebal, kekurangannya penampang jok di sisi pembonceng terlalu sempit. Penumpang serasa akan terjatuh ke sisi kanan atau kiri

Sedikit masukan dari sisi pembonceng, penampang jok yang sempit membuat pantat pembonceng tidak tertopang sempurna sehingga terasa seperti akan terjatuh ke kanan atau ke kiri. Selain itu permukaan jok yang datar membuat pembonceng seperti akan meluncur ke belakang terutama saat diajak berakselerasi atau melewati jalan yang menanjak.


Pengendalian Ringan

Sok depan berpenampilan klasik dengan karakter peredaman yang lembut

Setang lebar, ukuran ban yang tidak lebar (80/90-17 & 100/90-17) serta bobot motor yang hanya 126 kg membuat pengendalian W175 terasa ringan. Kelebihan itu didukung dengan jarak sumbu roda pendek (1.275 mm) plus karakter redaman suspensi yang empuk.


Seempuk apa? Test case-nya W175 kami ajak melibas deretan speed trap yang tersebar di sepanjang ruas frontage road Ahmad Yani Surabaya mulai Bundaran Waru sampai dengan Royal Plaza. Hasilnya kami nyaris tidak merasakan guncangan keras atau hentakan balik kaku suspensinya ketika melibas deretan speed trap dengan kecepatan 40-50 km/jam.


Konsekuensi dari karakter empuk suspensinya, pengendalian W175 menjadi kurang tajam. Saat menikung di kecepatan 50 km/jam saja misalnya. Motor seakan enggan diajak rebah dan cenderung mengarah ke luar tikungan. Selain faktor suspensi, rangka khususnya sudut rake setir, bentuk profil ban sepertinya turut berperan terhadap karakter itu.


Performa Mesin

Walau mesinnya masih mengandalkan karburator tetapi lulus Euro 3

Kapasitas mesin W175 mencapai 177 cc, cukup besar untuk sebuah motor komuter harian. Namun klaim tenaga 13 ps atau 12,8 dk bukanlah angka istimewa untuk motor berkapasitas 177 cc. Karakter penyaluran tenaganya terasa linear, tanpa hentakan yang dapat mengagetkan. Torsinya diciptakan agar pengendara merasa nyaman menjelajah di rentang rpm rendah-menengah.


Jadi jangan berharap adrenalin membuncah dengan membetot gas sampai mentok, sensasi yang dirasakan hanya pertambahan kecepatan yang berlangsung smooth. Sesuailah dengan genre-nya yang merupakan motor daily cruiser bukan pure atau naked sport.


Ini Asyiknya

Untuk menghidupkan mesin murni mengandalkan electric starter

Buat yang punya pengalaman dengan atau ingin merasakan sensasi motor klasik ini momen asyiknya, berbeda dengan motor berteknologi injeksi, DOHC atau mungkin yang sudah dibekali teknologi katup variable, respon dari mesin dengan pasokan bahan bakar karburator butuh feeling. Pengendara diajak menajamkan insting ketika memutar gas.

Switch control standar tanpa pass light

Begitu juga feeling pengendalian. Suspensi super lembut yang akan mengayun di kecepatan tinggi atau menikung kencang kembali mengajak insting pengendara berperan besar dalam pengendalian.

Teromol rem belakang hanya berdiameter 110 mm, seperti bawaan tipe-tipe bebek Kawasaki

Terlebih ukuran cakram depan yang 220 mm dan teromol rem belakang yang 110 mm atau setara dengan rata-rata spesifikasi rem motor bebek, mau tidak mau akan mengasah keterampilan kita memperkirakan jarak henti yang aman dengan modal spesifikasi rem yang ada.

Indikator minimalis hanya menginformasikan kecepatan, odometer, hi-beam, sein dan posisi gigi netral

Paling seru yakni absennya indikator bahan bakar. Indikator yang bisa menandakan kalau tangki motor ini sudah waktunya diisi adalah ketika motor tersendat-sendat.

Perhatikan dan hafalkan tanda panah pada keran, ke arah atas artinya sudah Reserve

Eiittt.. tapi jangan lupa memastikan memahami dulu posisi keran bensin, pasalnya ketika mengetesnya kami sempat kehabisan bensin. Celakanya posisi keran sudah berada di posisi RES alias Reserve atau cadangan. Artinya bensin sudah tandas hingga ke dasar tangki. Alhasil motor pun kami dorong ke SPBU yang untungnya saat itu tidak terlalu jauh.


Konsumsi Bahan Bakar

Tangki berkapasitas 13,5 liter terlihat dominan

Untuk mengetahui konsumsi bahan bakar riil, kami simulasikan motor ini sebagai kendaraan penunjang aktivitas normal sehari-hari. Melintas di kepadatan jalur dalam kota, sesekali ngebut ketika jalan lengang, sesekali juga berboncengan.


Dari hasil pengetesan kami, jarak 121,4 kilometer menghabiskan 3,82 liter pertamax. Artinya konsumsi rata-rata cruiser ini adalah 31,7 km/liter. Angka wajar mengingat mesinnya berkapasitas 177 cc dengan pasokan bahan bakar masih mengandalkan karburator. Artinya dengan tangkinya yang berkapasitas 13,5 liter, W175 bisa diajak menjelajah sejauh 428 kilometer.


Pilihan Varian

Selain silver, untuk varian SE tersedia juga warna biru muda, dan hitam

Pada versi 2019, ada 3 pilihan warna varian SE, biru muda, silver dan hitam. Selain SE, ada dua varian lain, Standard dan Café.

Permukaan jok pada varian Standart polos tanpa pola, tangki minus tank pad dan bongkahan mesin terlihat monoton tanpa aksen polished di sirip-sirip pendingin. Varian Standart hadir dengan satu pilihan warna, putih.

Logo W di tangki serupa dengan varian W ber-cc besar seperti W250 dan W800

Varian Café dikenalkan pertengahan Januari 2019. Nampak beda dengan keberadaan windshield mini di atas headlamp, logo W yang berbeda desainnya di tangki, pola pelapis jok, desain sepatbor belakang yang terdiri dari dua bagian, heat protector krom di knalpot. Pilihan warnanya merah, kuning dan hitam.


Apa Kata Mereka?

Kami mengajak beberapa relasi yang punya banyak kenangan kuat dengan motor-motor era 80-90 an. Lalu apa pendapat mereka tentang W175?

"Seperti kembali ke masa muda. Bawaannya enak dipakai santai, posisi berkendara nyaman, suspensi empuk, tenaga mesin cukuplah buat beraktivitas atau sekadar jalan-jalan sore. Kawasaki menyediakan aksesori opsional gak ya, seperti rak tambahan di belakang?"

(Sigit Susetyo, PNS Surabaya)

"Pengendaliannya ringan, setang bergaya cruiser sedikit bikin membungkuk tapi bikin postur berkendara jadi asyik. Tampang keren, klasik banget. Akan lebih matching kalau kaca headlamp tidak polos."

(Mimid Safrihadi, Wiraswasta Surabaya)

"Kalau untuk jalan-jalan enak banget. Handling enteng, naikannya empuk, tenaga mesin juga cukupan. Saran untuk yang posturnya tinggi seperti saya, setang dinaikkan sekitar 2 cm dan penampang jok dipanjangin dan dilebarkan sedikit terutama untuk area pembonceng biar makin enak naikannya."

(Rawindra Nusa Prasetya, Pegawai Swasta Surabaya)


Naskah & Foto: Nugroho Sakri Yunarto

bottom of page