Seri 1 - Tuban.
Bumi Wali, Tuban jadi destinasi pertama digelarnya Super Adventure Monster Road, yang kini memasuki tahun kedua. Digelar di alun-alun (16/02), event ini diikuti 46 off-roader yang turun di 3 kelas yang dilombakan, yakni kelas 1.000cc, Under (1001 – 2500cc), dan Upper (2501 – 4800cc).
“Mulai tahun ini, kita ada istilah Juara Umum. Pemenangnya diambil dari perhitungan poin tertinggi dari total perolehan poin di 9 putaran terbaik yang diikuti,” buka Ir. Jim Sudaryanto dari Genta Auto & Sport sebagai penyelenggara dan Pimpinan Perlombaan, sambil menambahkan putaran terakhir (seri 12) bersifat wajib diikuti oleh peserta.
Enggak main-main, penyelenggara menyiapkan hadiah total Rp 250 juta bagi Juara I - III pada off-roader di 3 kelas tersebut.
"Mungkin ini yang jadi daya tarik dari Monster Road 2019 ini. Kalau tahun lalu, rata-rata peserta ada di kisaran 30 off-roader, tapi tahun ini sepertinya akan melonjak," optimis Jim.
Untuk seri pertama ini saja jumlah peserta mencapai 46 off-roader. "Target kami sebenarnya antara 50 sampai 60 peserta maksimal. Karena di atas jumlah itu, kualitas event akan menurun. Harus diingat, ini adalah event 1 hari," imbuh Jim.
Dimulai sejak pagi jam 09.00, setiap peserta harus menyelesaikan 4 SS (Special Stage) hingga jam 22.00 malam. Tentu ini sangat menguras tenaga. Sementara fisik mereka dituntut tetap prima supaya bisa membuat catatan waktu terbaik (fastest lap) di setiap SS yang diikutinya.
Apalagi Monster Road yang digelar di tengah kota dengan trek berupa campuran paving dan tanah ini mempunyai 10 - 15 obstacle atau rintangan. Mulai dari super bowl berupa tumpukan ban, jumpingan yang terdiri dari gelondongan kayu glugu, dan juga rongsokan mobil, hingga titian jungkat-jugkit, dan tumpukan ban yang harus dilewati dengan posisi kemiringan mencapai 45 derajat.
Salah perhitungan bisa berakibat fatal. Kalau enggak klontang, ya alami kerusakan pada salah satu komponen. Bisa dilihat dari towing car yang keluar-masuk mengevakuasi mobil peserta.
"Justru menurut saya, Monster Jam ini lebih sulit ketimbang kejuaraan off-road yang digelar di alam terbuka. Tidak boleh ada kesalahan sama sekali. Semua harus presisi, dan peserta dituntut memiliki perhitungan dan skill matang, selain kesabaran. Mobil yang mumpuni saja bukan jaminan untuk membuat catatan waktu tercepat!" buka Aheng, manajer Tim Tebox asal Pati, Jawa Tengah.
Dicontohkannya titian jungkat-jungkit. "Itu saya lihat lebar jungkat-jungkitnya sekitar 2 meter saja. Padahal lebar mobil, kalau diukur dari jarak antar roda cuma 1,8 meter saja. Bisa dibayangkan, peserta harus benar-benar pas memposisikan mobil. Meski dibantu tiang bendera, tetap saja sulit." kata Aheng. Belum lagi penalti yang diberikan kepada peserta yang merobohkan bendera lintasan.
Hal ini dibenarkan oleh Wulan Sutomo, off-roader wanita yang jadi navigator Dali dari tim TEBOX. "Setiap obstacle punya tantangan tersendiri. Tapi bagi saya, titian jungkat-jungkit itu yang paling sulit. Posisi mobil harus benar-benar pas. Sudah begitu saat mendarat... badan rasanya remuk!" komentar wanita yang juga terjun meniti karier di jalur politik itu.
Diminati Crosser
Tak hanya diminati off-roader karena memberikan tantangan yang berbeda, Monster Road juga menarik minat crosser. Bisa dilihat dari munculnya wajah-wajah baru dari latar belakang motocross. Sebut saja Oki, crosser yang biasa ikut Trial Game, kini tergoda untuk menjajal Monster Road.
"Baru kali ini saya ikut Monster Road. Kebetulan ada saudara yang sudah lebih dulu berkarier di off-road. Jadi saya pengin coba-coba dulu," ujar Oki yang bernaung di bawah bendera JBTRT bareng Om-nya, Arif Prastyo yang adalah off-roader kawakan.
Hal yang sama juga diungkap Andy dari Tim TEBOX. "Butuh waktu bagi saya untuk beradaptasi dulu dari motor ke mobil. Sebab semua ajang kompetisi punya faktor kesulitan masing-masing. Tapi yang jelas, saya serius untuk mengikuti full seri Monster Road 2019 ini," kata Andi yang didampingi off-roader andal sekaligus builder mobil off-road, Wahyu Lamban.
Dan berikut ini foto-foto keseruan Monster Road seri pertama Tuban.
Comments