Test Drive KIA EV9 GT Line: Electric Family SUV Ini Benar-Benar Nyaman dan Canggih
- Editor
- 17 Jan
- 9 menit membaca
Kami lakukan test drive pada KIA EV9 GT Line ini sejauh 350 kilometer lebih.

OTOPLUS-ONLINE I KIA EV9 sosoknya seperti bukan nyata!
Konsisten mengusung konsep desain Tiger Nose, garis desain anti-mainstream dan ukuran bodi yang intimidatif.
Inilah mobil listrik 3 baris pertama produksi KIA.

Dimensi SUV karya chief designer Karim Habib ini memang bongsor, dengan panjang mencapai 5.015 mm, lebar 1.980 mm dan tinggi 1.780 mm.
Sosoknya terlihat dominan dan mencuat di keramaian lalu lintas.
Terlebih dengan balutan warna Aurora Black Pearl seperti unit tes kami ini yang membuatnya terkesan sangar dan misterius.
Selain Aurora Black Pearl, KIA Indonesia menawarkan EV9 GT Line dengan pilihan warna; Snow White Pearl, Pebble Gray, Panthera Metal dan Iceberg Green.

Bodi bongsornya bertumpu pada platform E-GMP (Electric Global Modular Platform) yang dikembangkan bersama Hyundai dan Genesis.
Sejatinya EV9 punya dua varian, Earth dan GT Line, tapi untuk Tanah Air KIA Indonesia hanya menghadirkan varian GT Line.

KIA Gubeng Surabaya memasarkan KIA EV9 GT Line dengan harga nyaris Rp2milyar, persisnya Rp1.999.000.000 (OTR Surabaya).
Skema pajak mobil di Indonesia memang tidak pernah membahagiakan khususnya buat konsumen.
Sebagai informasi, di Australia KIA EV9 GT Line dibanderol AUS$ 120.000 include road tax atau sekitar Rp1,2 milyar saja.
Kelebihan
Kabin yang Lega

Jarak sumbu roda KIA EV9 GT Line mencapai 3.100 mm.
Sebagai perbandingan, jarak sumbu roda Toyota Land Cruiser 300 yang digaungkan sebagai dewanya SUV hanya 2.850 mm.
Dimensi panjang LC 300 juga masih di bawah KIA EV9 GT Line yakni 4.980 mm.
Soal kelegaan EV9 GT Line jelas unggul apalagi didukung arsitekturnya sebagai mobil listrik yang punya lantai kabin rata.
Baris pertama dan kedua di KIA EV9 punya legroom berlimpah.
Unit tes kami ini menggunakan jok model Pilot Seat di baris kedua yang dapat disetel maju-mundur bahkan diputar menghadap ke belakang berhadap-hadapan dengan baris ketiga sehingga memungkinkannya disulap menjadi ruang meeting dadakan.

Untuk baris ketiga, meski masih nyaman diduduki orang dewasa tapi jika jok baris kedua dimundurkan maksimal maka legroom yang disodorkan terbatas terutama untuk mereka yang punya postur di atas 160 cm.
Namun bila jok baris kedua disetel tidak terlalu mundur, legroom yang tersedia masih sangat memadai.
Itu dikarenakan desainer KIA masih berkompromi untuk menyediakan ruang bagasi yang layak sehingga saat bangku ketiga difungsikan, volume bagasinya masih 333 liter, setara kapasitas bagasi rata-rata mobil hatchback.

Jika bangku baris ketiga dilipat kapasitasnya akan meningkat jadi 828 liter dan melonjak jadi 2.318 liter ketika jok baris kedua dinonaktifkan.
Selain lega, posisi duduk di KIA EV9 GT Line tinggi khas sebuah SUV.
Penumpang akan leluasa memandang ke sekeliling sepanjang perjalanan.
Fitur-fitur Kenyamanan First Class

Untuk kenyamanan penumpang sepanjang perjalanan KIA EV9 GT Line dilengkapi berbagai fitur kenyamanan first class.
Seperti sistem AC triple zone climate control sehingga memungkinkan penumpang di baris kedua punya kontrol AC mandiri yang memungkinkan mereka bebas memati-nyalakan, mengatur tingkat suhu dan kecepatan kipas sampai memilih mode arah hembusan.
Sistem AC tersebut juga dapat dikontrol lewat control display di depan pengemudi.

Joknya dibalut kulit sintetis yang lembut. Baris pertama dan kedua dilengkapi setelan elektrik dengan fitur memori, kedua baris jok tersebut menawarkan kenyamanan yang impresif.

Selain dilengkapi setelan elektrik, juga dilengkapi fitur ventilated dan heated juga massage yang dinamai Dynamic Body Care.
Kenyamanan di jok depan didukung juga dengan desain headrest cerdik.
Materialnya bukan busa seperti kebanyakan headrest melainkan fabric net yang terasa ergonomis mengikuti bentuk kepala ketika dipakai bersandar.
Jok depan ini juga pintar, saat kecepatan menyentuh 130 km/jam, lumbar support akan secara otomatis memegang pinggang penumpangnya lebih erat sehingga pengemudi terasa lebih menyatu dengan kendaraan.
Oh ya, dua jok depan dan sepasang captain seat di baris kedua di electric SUV ini oleh KIA juga dibekali fitur lounge setup.
Hanya dengan menekan tombol One Touch Relaxation Seat, posisi jok akan menyesuaikan dan beralih ke mode zero gravity, penumpang seketika dibuat super rileks.
Selain dalam perjalanan, fitur ini dapat diaktifkan ketika kita menunggu proses pengecasan.
Kebutuhan akan kenyamanan dan kepraktisan di kabin depan ditawarkan dengan keberadaan USB port yang bisa disetel, charging saja atau charging sekaligus mirroring.

Terdapat pula wireless charger 50 Watt. KIA juga masih menyediakan power outlet 12 Volt untuk peralatan elektronik lain seperti cooler box atau lainnya.
Tempat penyimpanan tersebar dengan ukuran yang memadai, seperti glove box di konsol tengah dan kompartemen terbuka di sisi bawah konsol tengah.

Kenyamanan semakin paripurna lantaran kabinnya relatif kedap.
Melaju pada kecepatan 80 km/jam kebisingan hanya 59,3 dB dan 62,6 dB (100 km/jam).
Suara yang masuk itu pun didominasi oleh suara tapak ban yang menjejak aspal.
Dasbor Minimalis Tapi Canggih

Dasbor KIA EV9 GT Line yang didesain minimalis tampak didominasi dengan keberadaan Panoramic Wide Display.
Display itu terdiri dari sepasang layar 12,3 inci yang masing-masing menampilkan infotainment system dan driver display dan satu layar 5,2 inci sebagai climate monitor.
Semua layar beresolusi tinggi dan responsif.
Layar ini sanggup menjalankan seluruh sistem infotainment karena punya kemampuan smartphone connectivity secara wireless, baik melalui aplikasi Apple Carplay atau Android Auto yang akan ditampilkan secara full screen di layar monitor.
Terdapat juga in-built satelite navigation yang akan memantau keberadaan mobil ini dimana pun.
Untuk memudahkan akses, pengguna dapat menggeser dari sisi atas untuk mengakses menu Quick Control yang di dalamnya tersedia sub menu; Display Off, Navigation Guidance, Brightness, Navigation Sound Effects, Passenger Talk, Quiet Mode.

Sistem audionya menggamit Meridian Surround dengan 14 spiker yang menghasilkan keluaran suara berkualitas advance.
Driver display-nya configurable. Pengemudi dapat mengatur opsi dan setup sesuai selera dan kebutuhan dengan melakukan penyetelan melalui steering switch control.

EV9 GT Line juga memiliki Head-Up Display yang menampilkan informasi kecepatan sampai fungsi ADAS seperti Lane Following Assist.
Meski begitu KIA tak sepenuhnya mengeliminasi keberadaan tombol fisikal.
Setidaknya tersedia tombol fisikal untuk mengontrol sistem AC dan volume audio.
Sementara tombol capacitive disediakan untuk mengakses menu Home, Map, Search, Media, Favorite dan Setup pada layar.
SUV ini juga dilengkapi dengan fitur fingerprint sensor untuk menyimpan setup profile kita seperti setup driver display, jok, sistem AC sampai stasiun radio favorit.
Performa Sangar

Bermodal motor listrik berkekuatan 385 ps atau 380 dk dan torsi 700 Nm yang terbagi rata di tiap poros roda memungkinkan SUV berbobot kosong nyaris 3 ton ini berakselerasi 0-100 km/jam dalam 5,3 detik atau setara kebanyakan sports car dua pintu. Sangar!
KIA mengklaim kalau top speed-nya mencapai 205 km/jam. OTOPLUS-ONLINE sempat mencobanya ngebut 192 km/jam dan istimewanya, angka kecepatan itu begitu mudah diraih.

Untuk pilihan mode berkendara, KIA melengkapi EV9 GT Line dengan mode Eco, Normal, Sport dan My Drive.
Akselerasi pertengahan tak kalah mengagumkan, mode Normal sekalipun, 120-140 km/jam atau 140-160 km/jam terasa effortless.

Motor listrik dengan arsitektur 800 Volt sanggup melayani injakan throttle secara instan.
Kebutuhan daya pada motor listrik itu disuplai dari baterai Liquid Cooled Lithium-ion berkapasitas 99,8 kW.
Konsumsi Energi

Pada pengetesan kami, KIA EV9 GT Line mengonsumsi energi sebanyak 20,83-22,8 kWh/100 km atau 4,3-4,8 km/kWh.
Terbilang wajar mengingat bobotnya yang nyaris 3 ton.
Artinya dengan baterai berkapasitas 99,8 kWh terisi penuh, dalam kondisi riil SUV raksasa ini dapat menjelajah sejauh 429 km, tak begitu jauh dari klaim KIA yang menyebut 479 km.
Sistem penggerak EV9 GT Line dilengkapi fitur Disconnector Actuator System (DAS). Gunanya untuk melepas axle depan dari sistem AWD pada kondisi tertentu.
Misal ketika berada pada mode Eco dan melaju pada rentang kecepatan 15-120 km/jam.
Saat DAS aktif, konsumsi energi yang dihemat bisa berkisar 6-8%.
Biaya Konsumsi Energi

Dengan baterai berkapasitas 99.8 kWh, EV9 GT Line yang berpenggerak 4 roda ini diklaim sanggup menjelajah sejauh 497 kilometer.
Lantaran menggunakan platform E-GMP yang sama dengan Ioniq5, Ioniq6 dan KIA EV6 arsitektur kelistrikan EV9 juga mendukung tegangan hingga 800 Volt untuk ICC dan inverternya.
Sistemnya sanggup mengakomodir pengecasan dengan arus AC menggunakan port Type 2 hingga maksimal 11 kW.
Pengisiannya akan butuh waktu sekitar 9 jam untuk melakukan pengisian dari 10-100%.
Sementara jika pengecasan dilakukan menggunakan arus DC lewat port CCS 2 dengan daya 50 kW akan memerlukan waktu sekitar 83 menit untuk pengisian 10-80%.
Andai SPKLU sanggup mendukung pengisian daya hingga 350 kW maka waktu yang diperlukan hanya sekitar 24 menit saja.
Pengguna dapat membatasi waktu dan daya pengecasan dengan melakukan penyetelan pada control display.
Untuk pengisian di SPKLU dengan asumsi efisiensi pengisian 85% estimasi biaya yang diperlukan Rp2.600/kWh x 99,8 kWh/charging efficieny 85% = Rp305.270. (Charging Efficiency bervariasi.
Rentangnya 70-95 persen tergantung kondisi saat pengecasan).
Sistem Keselamatan & Keamanan Lengkap

Untuk mengawal performa, dimensi dan bobotnya, KIA EV9 GT Line dilengkapi sistem keamanan dan keselamatan pasif/aktif di antaranya, 10 airbag (front, centre side, side, curtain), Tyre Pressure Monitoring System, Parking Distance Warning (Front, Side, Reverse), Surround View Monitor.

SUV listrik ini juga dilengkapi fitur ADAS canggih mencakup Smart Cruise Control (SCC), Lane Following Assist (LFA), Lane Keeping Assist (LKA), Brake Collision Assist (BCA), Blind-spot View Monitor (BVM), Safe Exit Warning (SEW), Safe Exit Assist (SEA), Driver Attention Warning (DAW), High Beam Assist (HBA), Rear Cross traffic Collision Avoidance (RCCA), Parking Collision Avoidance Assistance (PCA), Forward Collision Avoidance Assistance (FCA).
Semua fitur ADAS terutama SCC, LFA dan LKA yang merupakan generasi kedua sanggup bekerja smooth.
Hanya BCA yang kadang mengagetkan dan jika dirasa mengganggu, kita dapat mematikan fitur tersebut lewat menu Vehicle Setting di control display.
Setir Dengan Bobot Pas dan Karakter Suspensi Empuk

Electric SUV yang didatangkan secara utuh (CBU) dari pabriknya di Gwangmyeong, Korea Selatan ini menggunakan suspensi depan model McPherson Strut dengan ball joint ganda dan suspensi belakang Multi-link.
Untuk mobil dengan jarak sumbu roda 3.100 mm, radius putar yang 12,4 meter tergolong baik.
Gak jauh beda dengan Toyota Land Cruiser 300 yang radius putarnya 11,8 meter tapi untuk diketahui, jarak sumbu roda LC 300 adalah 2.850 mm atau 250 mm lebih pendek dari EV9.
Setirnya dibekali setelan elektrik untuk rake (tilt) dan reach (telescopic) dengan rentang penyetelan luas untuk mengakomodir berbagai postur pengemudi.
Meski diameter rodanya 21 inci, putaran roda kemudinya enteng sehingga memudahkan saat bermanuver parkir atau beringsut di kepadatan lalu lintas pada kecepatan rendah.
Sementara di kecepatan tinggi semisal saat melaju 120-150 km/jam, bobot kemudi terasa pas membuat feel pengendalian terasa mantap.

Soal karakter suspensi, mobil dengan ground clearance 225 mm ini terasa mengedepankan kenyamanan penumpang.
Karakter suspensinya cenderung moderat. Minusnya saat berlari kencang di atas 120km/jam dan menjumpai ruas tol yang bergelombang seperti di ruas Pasuruan-Probolinggo di Jawa Timur karakter yang cenderung empuk ini akan membuatnya terasa mengayun.
Di tikungan, imbas posturnya yang tinggi (1.780 mm), body roll-nya cukup berasa.

Untungnya gejala body roll yang berlebihan dapat dieliminir dengan keberadaan baterai 99,8 kWh berbobot 556,5 kg yang tertanam dibawah kabinnya.
Dengan ground clearance 225 mm selain membuat posisi baterai aman, juga memungkinkan mobil ini diajak melibas medan offroad ringan.

Guna mengoptimalkan kemampuan jelajahnya, KIA melengkapi EV9 dengan terrain mode untuk medan bersalju, lumpur dan pasir.
Kekurangan
Ergonomi Display dan Tombol

Panoramic Wide Display di EV9 GT Line memang canggih, semua fungsi dapat dipantau dan dikontrol melalui sepasang layar 12,3 inci dan satu layar 5,2 inci tersebut. Kekurangannya layar sebesar itu didesain flat.
Akibatnya akan sulit untuk pengemudi mengakses menu yang berada di ujung sisi kiri layar.
Tak hanya mengakses, ada sebagian layar tepatnya layar climate control yang sebagian tertutup lingkar setir sehingga pengemudi harus bermanuver untuk melihat informasi yang ditampilkan.
Pun begitu tombol-tombol fisikal dan capacitive-nya.

Dengan desain dasbor rata dan lebar, pengemudi mungkin harus minta tolong penumpang di sisi nya untuk menekan tombol yang diinginkan.
Seharusnya KIA meniru desain Curved Display milik BMW yang akan memudahkan pengemudi mengontrol fungsi-fungsi kendaraan.
Akses Sulit i-Pedal Driving

KIA EV9 dilengkapi dengan i-Pedal driving, namun untuk mengaksesnya dikontrol lewat tuas regenerative di kemudi dan dirunut mulai LV3-LV2-LV1 (i-Pedal), tidak bisa diakses langsung ke i-Pedal
Warning Sound Mengganggu

Diciptakan sebagai mobil aman, secara default, seluruh sistem keamanan akan aktif begitu mobil ON.
Problemnya, setiap fungsi keamanan akan diiringi bunyi.
Seperti fungsi Driver Attention Warning atau Speed Limit.
Meski sudah kita matikan namun begitu mobil di-OFF, saat kembali ON akan kembali ke setting default, suara peringatan akan kembali mengiringi.
Seharusnya KIA menyediakan shortcut button yang mudah diakses agar kita tidak selalu membuka control menu di display untuk sekadar mematikannya.
Smart Cruise Control Kurang Smart

KIA sudah mengadopsi Lane Following Assistance (LFA) dan Lane Keeping Assistance (LKA) generasi kedua yang bekerja smooth tapi agaknya tidak pada fitur Smart Cruise Control (SCC).
Hal itu ditunjukkan dengan akselerasi mendadak mengikuti kendaraan di depannya yang tiba-tiba menjauh atau deselerasi mendadak saat kendaraan di depan melambatkan lajunya.
Teks & foto : Nugroho Sakri Yunarto
Comments