Timing Chain Bisa Tahan Hingga 300.000 Km Asal Ganti Oli Secara Periodik Menurut Buku Manual
- Editor

- 9 Jul
- 3 menit membaca
Bahkan di beberapa keadaan, umur pakai Timing Chain bisa lifetime.

OTOPLUS-ONLINE I Timing System pada mesin mobil ditentukan dua komponen utama yaitu, crankshaft dan camshafts.
Keduanya harus bergerak secara sinkron untuk memastikan katup membuka dan menutup pada waktu yang tepat agar proses pembakaran berjalan sempurna.
Ketepatan timing sangat krusial karena akan menentukan performa, efisiensi dan emisi yang dihasilkan mesin.
Pada mobil-mobil modern, crankshaft dan camshafts umumnya terhubung oleh belt (sabuk karet) atau chain (rantai).
Timing belt digerakkan oleh puli sementara timing chain digerakkan oleh sproket.
Di awal mesin pembakaran dalam (ICE) dikembangkan, kedua komponen itu bekerja sinkron dengan perantara gir, sistemnya dikenal dengan timing gear.
Hal itu dimungkinkan karena letak crankshaft dan camshaft pada mesin-mesin era sebelum 1950 berdekatan sehingga tidak diperlukan komponen penghubung berukuran panjang.
Timing gear hanya ideal untuk mesin yang berkitir pada putaran rendah.
Sistem ini juga berisik dan berat meski durabilitasnya sangat baik.
Pada tahun 1950-1960 ketika teknologi mesin berkembang pesat dengan kemunculan teknologi OHC (Over Head Camshaft) yang memungkinkan mesin berkitir lebih tinggi, mulai diperkenalkanlah timing chain dan timing belt.
Kita awali dari timing belt. Timing belt yang terbuat dari paduan karet dan serat karbon atau kevlar lebih hening saat beroperasi dan lebih murah dibandingkan timing chain.
Selain itu timing belt juga ringan, tak berkarat dan memungkinkan mesin berkitir pada rpm tinggi.
Hal itu lantaran kemampuannya tidak tergantung pada tekanan oli seperti halnya timing chain.
Selain itu posisi timing belt yang terbuka, memudahkan mekanik ketika butuh melakukan penyesuaian timing.

Kalau awalnya gerigi pada timing belt berbentuk trapezoidal, saat ini muncul gerigi berbentuk curvilinear dan modified curvilinear yang lebih senyap dan kuat.
Kekurangan timing belt akan getas seiring waktu.
Meski mobil dibiarkan menganggur pun, timing belt hanya akan berusia maksimal 4-10 tahun dan jika dipakai secara normal umur pakainya berkisar 60.000-100.000 km.
Kelemahan lain dari timing belt yaitu haram terkena oli dan sensitif terhadap panas.
Kebalikan dengan timing belt, timing chain yang terbuat dari metal justru menawarkan umur pakai panjang.
Komponen ini dapat bertahan 250.000-300.000 kilometer dengan penggantian oli teratur sesuai panduan buku manual.
Bahkan di beberapa keadaan, umur pakainya lifetime.
Kalau di awal kemunculannya, timing chain mengandalkan model single-row roller chains, dalam perkembangannya hadir tipe silent chain dan double-row roller chains.

Perkembangan teknologi juga merambah pada mekanisme tensionernya dari yang awalnya mekanis berbentuk pelatuk, kini sudah menggunakan sproket yang digerakkan sistem hidraulis.
Timing chain lebih mahal tapi memiliki keunggulan pada daya tahan dan perawatan.

āMeskipun memiliki daya tahan tinggi, perawatan yang tepat tetap diperlukan untuk memaksimalkan kinerja dari timing chain. Salah satunya spesifikasi oli atau pelumas. Oli berperan mengurangi gesekan dan mencegah keausan dini pada komponen. Paling aman gunakan oli mesin sesuai rekomendasi yang ditentukan setiap pabrikan,ā wanti Roni Agung, Kepala Bengkel Astra Peugeot Cabang Cilandak Jakarta Selatan.
Selain penggunaan oli mesin sesuai rekomendasi, pemeriksaan berkala tetap perlu dilakukan agar performa mesin tetap terjaga.
āPemilik mobil juga harus waspada terhadap suara tak wajar yang muncul dari mesin. Bisa jadi bunyi abnormal itu indikasi terjadi masalah pada timing chain atau komponen pendukungnya,āimbuh Roni.
Untuk para pemilik Peugeot, pemilik sebaiknya memastikan keluhan itu dengan memeriksakannya ke bengkel resmi Astra Peugeot.
āSelain dukungan peralatan yang lengkap dan mekanik tersertifikasi, spare part yang disiapkan juga genuine,ā pungkas Roni.
Teks : Nugroho Sakri Yunarto
Foto : fb @EngineersPost Website, Nugroho Sakri Yunarto




Komentar