top of page
  • Gambar penulisEditor

Yamaha FreeGo on The Go: Beraktivitas Harian Pakai Motor Matik Gaya Eropa

Rawindra, seorang penggemar produk Yamaha, kami ajak turut merasakan bagaimana rasanya berkendara menggunakan FreeGo untuk beraktivitas harian.

Karakternya asyik dipakai di perkotaan


OTOPLUS-ONLINE I Di line up produk Yamaha Indonesia, FreeGo jadi salah satu yang unik karena merupakan satu-satunya produk yang menggunakan lingkar roda berdiameter 12 inci. Skutik model begini populer di negara-negara Eropa khususnya Spanyol, Italia atau Turki. Kenapa?


Didukung lingkar roda 12 inci, pengendalian motor lebih ringan dan mudah diajak bermanuver. Cocok untuk dipakai jarak pendek di jalanan kota yang sempit seperti di kota-kota tersebut.

Dipasarkan mulai harga Rp 21.105.000 (OTR Surabaya)


Kelebihan lain dari skutik model ini umumnya punya bagasi ekstra besar sebagai kompensasi dari tangki bahan bakar yang diposisikan di bawah dek. Dengan bagasi ekstra besar, jelas akomodatif dan lebih praktis saat butuh membawa barang bawaan. Gak perlu repot bawa tas.

Desain

Terlihat imut, nyatanya dimensinya nyaris menyamai Honda Vario 125


FreeGo dipasarkan dalam 3 varian, Standar yang dipasarkan dengan harga OTR Surabaya Rp 21.105.000 seperti unit tes kami ini, FreeGo S (Rp 22.635.000) dan FreeGo S ABS (Rp 25.005.000).


Varian Standar punya empat pilihan warna (Metallic Red, Metallic Black, Matte Blue, Matte Grey), FreeGo S ada dua pilihan warna (Matte Blue & Matte Red) lalu FreeGo S ABS hanya tersedia dengan pilihan warna Matte Blue.


Desainnya khas skutik Eropa, meski sekilas terlihat imut kenyataannya punya dimensi sedikit lebih besar dibandingkan Yamaha Gear 125. Dimensi P x L x T-nya; 1.905 x 690 x 1.100 mm, sementara Yamaha Gear punya dimensi 1.870 x 685 x 1.060 mm. Dimensinya bahkan lebih lebar dan tinggi dibandingkan Honda Vario 125 yang punya komposisi 1.919 x 679 x 1.062 mm.

Head light LED, dilengkapi juga dengan lampu hazard


Head light LED jadi standar di semua varian. Posisi lampu sein terpisah bergaya keluarga Maxi Yamaha. Instrument meternya sudah menganut model digital meski layarnya mini dengan tampilan yang mulai terkesan out of date. Ini juga jadi ciri skutik Eropa yang lebih mengedepankan fungsi ketimbang gaya.


Sebagai gambaran, di Eropa saat ini ponsel model candybar masih populer dan banyak digunakan. Itu bukti kalau mereka lebih mengedepankan aspek fungsi ponsel sebagai alat berkomunikasi ketimbang simbol prestis.

Fitur

Selain spidometer digital dengan format Multi Information Display dan LED head light, FreeGo dibekali fitur standar matik Yamaha seperti Smart Lock, Side Stand Switch, Electric Power Socket dan lampu hazard.

Spidometer digital dengan Multi Information Display. Mengingatkan kami pada ponsel Nokia 8250 yang populer di era 90-an


Di instrument meternya juga dilengkapi dengan Eco Indicator untuk memantau seberapa efisien cara kita berkendara. Eco indicator berupa bar di sisi kanan layar LCD ini akan bergerak naik saat kita berkendara efisien dan sebaliknya bila kita berkendara agresif.

Lampu hazard sudah menjadi fitur standar FreeGo


Kehadiran Electric Power Socket memang membantu ketika butuh mengisi ulang daya ponsel atau power bank tapi masalahnya Yamaha tidak membekali FreeGo kompartemen untuk meletakkan ponsel atau power bank saat dicharge. Solusinya bawa tas lalu digantung di gantungan barang.

Electric Power Socket hadir tanpa kompartemen untuk meletakkan ponsel


Tentang gantungan barang, sebaiknya jangan lebih dari 2 kg karena pengalaman tester OTOPLUS-ONLINE nyaris kehilangan bekal makan siang lantaran terlepas dengan sendirinya dan terjatuh di dek. Material hook rupanya lentur sehingga akan melengkung ketika menerima beban berat.

Mengisi bahan bakar tanpa perlu buka jok


Fitur yang membedakan antara varian Standar dengan S hanyalah Smart Key dan Start/Stop System. Sedangkan varian tertinggi dibedakan dengan penambahan sistem pengereman ABS 1 kanal untuk roda depan.

Impresi Berkendara

Kaki tester berpostur 162 cm nyaris menjejak sempurna ke atas permukaan jalan


Kita awali dari posisi berkendara, untuk tester OTOPLUS-ONLINE berpostur 162 cm, berkat desain ujung jok yang dibuat tirus, kaki nyaris menapak sempurna ke permukaan jalan meski tinggi jok di sisi pengendara dari permukaan jalan termasuk jenjang, 778 mm.

Jok sepanjang 850 mm, termasuk lapang untuk pengendara dan pembonceng


Yang menyenangkan dimensi joknya sepanjang 850 mm. Pengendara dan pembonceng dijamin duduk lega. Hanya saja, permukaan jok terlalu datar khususnya di sisi ujung belakang pembonceng, sehingga saat diduduki pembonceng dan berakselerasi, pembonceng rawan melorot ke belakang. Seandainya desain behel sedikit lebih tinggi akan membantu karena bisa dijadikan penahan masalahnya ketinggian behel sejajar dengan permukaan jok.

Ergonomi berkendara terasa pas dengan postur rata-rata orang Indonesia


Untuk ergonomi berkendara, terasa pas untuk postur rata-rata orang Indonesia, sementara untuk tester OTOPLUS-ONLINE yang berpostur 180 cm, setang terasa sedikit rendah dan dek terasa agak tinggi sehingga kaki sedikit menekuk. Imbas peletakan tangki bensin di bawah dek. Overall posisi berkendara masih cukup nyaman untuk perjalanan jarak pendek atau menengah.

Floor deck, lebar tapi pendek


Dek kaki dimensinya lebar tapi pendek meski untuk bawa galon air mineral 19 liter masih muat kok. Keuntungan lain dari dek yang lebar, jadi efektif menahan cipratan air tidak seperti kepunyaan Honda BeAT atau Suzuki NeX yang menyempit di bagian depan.


Berkat teknologi Smart Motor Generator, tidak terdengar suara klasik motor starter saat tombol electric starter ditekan. Karakter dasar mesin Blue Core 125 cc-nya sama dengan Yamaha Gear 125 S-Version karena memang mesin FreeGo menjadi basis mesin Gear 125.

Bagasi berkapasitas 25 liter yang muat helm full face ukuran standar yang diposisikan terbalik


Karakter penyaluran tenaganya cenderung halus di semua rentang putaran, cocok banget untuk mereka yang suka riding kalem atau menemani para ibu beraktivitas. Meski begitu, saat kami coba meraih top speed, angka 103 km/jam bisa ditampilkan layar digitalnya.

Ban bertapak lebar bikin pede bermanuver


Namun seperti dugaan kami, hal yang paling menyenangkan dari FreeGo adalah pengendalian. Lingkar roda 12 inci membuatnya lincah dan menyenangkan saat bermanuver terutama di jalan padat dalam kota. Sementara tapak ban yang mengadopsi ukuran 100/90-12 (depan) dan 110/90-12 (belakang) menambah keyakinan ketika diajak menikung.


Untuk karakter redaman suspensinya masuk kategori moderat cenderung ke empuk. Konsekuensinya sok depan khususnya kadang mentok saat tak sengaja melibas jalan bergelombang dengan kecepatan tinggi. Tapi selama dipakai normal, gak masalah.

Konsumsi Bahan Bakar

Untuk mengetahui konsumsi bahan bakar riil pada pemakaian normal di dalam kota kami melakukan pengujian dengan metode full to full menggunakan bensin beroktan 92 (pertamax).

Hasilnya setelah menempuh jarak sejauh 156,1 km, volume bensin yang ditambahkan sebanyak 3,54 liter. Artinya didapat konsumsi rata-rata yaitu 44,09 km/liter.

Yamaha FreeGo on The Go: Ini Komentar Rawindra

Jam 07.55: Rawindra antar anak keduanya menuju daycare

Jam 08.10: Tiba di daycare


Rawindra adalah penggemar produk Yamaha. Untuk aktivitas sehari-hari, bapak dua anak ini mengandalkan Jupiter MX 2009 dan Yamaha Lexi 2021. OTOPLUS-ONLINE mengajaknya merasakan bagaimana impresi berkendara menggunakan FreeGo saat dipakai beraktivitas rutin.

Jam 08.20: Dalam perjalanan menuju kantor


“Tenaga mesin terasa cukup dan rata sejak putaran bawah. Karena biasa pakai Lexi yang sudah berteknologi VVA (Variable Valve Actuation), putaran menengah ke atas terasa kurang bertenaga.

Jam 08.30-17.00: Beraktivitas di kantor


Posisi berkendara cukup nyaman untuk saya yang punya tinggi 178 cm sementara karakter suspensi saya rasa lebih empuk dibandingkan Lexi. Hanya saya rasa penggunaan roda 12 inci kurang cocok dengan karakter dan kondisi jalan di pinggiran Surabaya yang tidak semuanya mulus.


Teks & Foto: Nugroho Sakri Yunarto

bottom of page