Hasil test drive Seres E1 untuk beraktivitas sehari-hari selama 2 hari di jalanan kota Surabaya.
OTOPLUS-ONLINE I Seres E1 resmi diluncurkan DFSK Indonesia pada gelaran GIIAS 2023 lalu. Manang Sejahtera Abadi (MSA), authorized dealer DFSK dan Seres untuk wilayah Jatim menawarkan mobil listrik kompak berukuran 3.030 x 1.495 x 1.640 mm ini dengan harga Rp 199 juta (OTR Surabaya) untuk varian B-Type (Standard Range) dan Rp 229 juta untuk L-Type (Long Range).
Keduanya dibedakan oleh kapasitas baterai. B-Type dibekali motor listrik 25 kW (33,5 DK) dan baterai berkapasitas 13,8 kWh dengan jarak tempuh 180 kilometer (klaim) sementara varian L-Type motor listriknya berkekuatan 30 kW (40 DK) dengan baterai 16,8 kWh yang klaimnya mampu menjelajah sampai 220 kilometer.
Dalam paket penjualannya, Seres menyertakan wall charger 3,5 kW, garansi 8 tahun (120.000 km) untuk baterei, garansi 3 tahun (100.000 km) untuk kendaraan dan free maintenance (service & parts) selama 3 tahun (100.000 km).
Dibandingkan Wuling Air ev yang jadi kompetitornya, desain eksterior E1 terlihat lebih konservatif dengan bentuk engine hood atau kap mesin sedikit lebih panjang dan penempatan headlamp seperti mobil kebanyakan.
Di bagian belakang, bumpernya terlihat mendominasi dengan dimensi yang lebih besar dari pintu bagasinya.
Bagaimana rasanya beraktivitas sehari-hari naik mobil imut ini? Berikut kelebihan dan kekurangan yang kami rangkum setelah 2 hari mencobanya di jalanan kota Surabaya.
Kelebihan
Posisi berkendara
Akses masuk ke kabinnya mudah berkat dimensi pintu yang besar. Desain moncong yang lebih mancung berimbas pada posisi duduk penumpang depan.
Selain menyuguhkan ruang kaki lebih leluasa, posisi duduknya jadi sedikit lebih rendah bila dibandingkan dengan Wuling Air ev.
Overall, posisi mengemudi di Seres e1 layaknya mengemudikan mobil pada umumnya meski tidak terlalu ergonomis lantaran setirnya tidak dibekali setelan rake (tilt) apalagi reach (telescopic).
Untungnya gerakan dari lingkar kemudi yang bentuknya semi flat bottom ini ringan dengan radius putar hanya 4,2 meter.
Dikombinasi dengan jarak sumbu roda tak lebih 2 meter atau tepatnya 1.960 mm membuat Seres e1 menyenangkan dipakai di jalanan kota yang padat dan mudah bermanuver di ruang terbatas.
Konsumsi Energi
Seres E1 diaktifkan dengan menekan Start Button yang tertanam di sisi kanan kolom kemudi sembari menekan pedal rem.
Untuk membuatnya bergerak, masih dengan posisi pedal rem diinjak, pindahkan selektor transmisi berbentuk unik yang dinamai E-Shift Selector di dasbor yang ada di sisi kiri kolom kemudi untuk memilih mode D atau R.
Masuk mode D, injak throttle dan motor listrik bertenaga 40 DK dengan torsi 100 Nm akan menggerakkan Seres E1 dengan smooth.
Seres e1 dibekali driving mode, Eco dan Sport. Trik OTOPLUS-ONLINE, posisikan driving mode pada posisi Sport ketika start lalu pindahkan ke mode Eco setelah berjalan.
Ini untuk mengakali akselerasi pada mode Eco yang terasa sangat kalem saat start, bisa bikin pengendara di belakang kurang sabar.
Selama dua hari, kami menjelajah jalanan kota Surabaya sejauh 231 km dan konsumsi rata-rata energinya berkutat pada kisaran 9,4-10,1 kW/100 km.
Artinya dengan asumsi harga listrik untuk pengisian di SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum) yang Rp 2,466/kWh maka biaya yang dikeluarkan per 100 km tak lebih dari Rp25.000.
Apalagi jika pengisian dilakukan di rumah yang tarif listriknya hanya Rp 1.699,53 untuk rumah tangga menengah (R-2/TR) dengan daya 3.500-5.500 VA yang tentunya menjadi lebih murah lagi.
Sebagai perbandingan, mobil berbahan bakar bensin dengan mesin 1.000 cc yang konsumsi BBMnya 18 km/liter akan perlu 5,5 liter bensin.
Jika diisi Pertalite maka anggaran yang disiapkan Rp55.000. Nah, lebih hemat pakai mobil listrik kan?
Desain interior
Interior Seres E1 bergaya simpel, minimalis dengan kombinasi panel dengan aksen kayu, warna satin gold, pastel cerah sampai ke joknya sehingga menghadirkan kesan sedikit mewah dan lega.
Mengejar kesan minimalis, tombol-tombol fisikal ditiadakan, sebagai gantinya disematkan panel tombol kapasitif yang terkadang untuk mengaktifkannya harus dengan sedikit semangat.
Sementara kualitas material seperti plastik dasbor, doortrim, plafon dan kain jok bisa dimaklumi untuk mobil pada rentang harga ini.
Fitur Berkendara
Untuk mendukung kemampuan mobilitasnya, Seres E1 dilengkapi dengan dua pilihan Driving Mode yaitu Eco dan Sport.
Pilihan Driving Mode dilakukan dengan menggerakkan E-Shift Selector. Pada kondisi default, mode berkendara akan selalu berada pada posisi Eco.
Selain Driving Mode, mobil mini ini juga dilengkapi dengan Cruise Control. Meski belum tipe adaptif setidaknya dapat membuat pengemudi lebih rileks pada kondisi jalan yang lengang.
Selain itu Seres E1 L-Type ini juga dibekali dengan fitur-fitur keamanan di antaranya, Tire Pressure Monitoring System, Auto Hold, Hill Hold Control, Electronic Stability Control, Traction Control, Anti-lock Braking System+Electronic Brake Distribution, Brake Assist sampai Event Data Recording System dan Collision Unlock yang akan secara otomatis membuka pengunci pintu seandainya terjadi insiden tabrakan.
Kepraktisan
Meski dimensinya tergolong mini dengan panjang 3,030 mm, lebar 1.495 mm dan tinggi 1.640 mm, Seres E1 masih menawarkan kemampuan akomodasi yang memadai untuk mobilitas sehari-hari keluarga muda.
Lantai rata di baris pertama memungkinkan tas atau barang belanjaan diletakkan di situ. Laci memang absen tapi Seres menggantikannya dengan memasang kantong jaring di sisi bawah dasbor plus foldable hook.
Jok belakang lebih layak dihuni anak kecil atau mereka yang berpostur di bawah 160 cm. Soal legroom baris kedua, Seres E1 kalah lega dibandingkan Wuling Air ev.
Sama dengan Wuling Air ev, dimensi bagasi sangat minim, hanya tersisa celah sekitar 10 cm antara sandaran jok belakang dengan bibir bagasinya.
Celah itu langsung penuh bila dimanfaatkan untuk membawa segala perlengkapan berkendara bawaan seperti tabung pemadam, kabel charger, segitiga pengaman, tow hook dan cairan penambal ban lantaran Seres memang tidak menyertakan ban serep di mobil ini.
Apabila tidak digunakan, sandaran jok belakang bisa dilipat dengan konfigurasi 50-50 dan dimanfaatkan sebagai kompartemen bagasi untuk membawa barang berukuran cukup besar.
Kekurangan
Karakter Suspensi
Seres E1 mengadopsi suspensi tipe McPherson Strut di depan dan Torsion Beam Multilink di belakang. Dengan kombinasi ukuran tinggi bodi 1.640 mm dan jarak pijak roda hanya 1.285-1.290 mm set suspensi disetel cenderung kaku untuk mengantisipasi body roll.
Karakter suspensi yang cenderung kaku makin terasa lantaran jarak sumbu rodanya hanya 1.960 mm. Selama penggunaannya wajar, karakter suspensi ini masih tolerable.
Belum fast charging
Seres E1 dibekali baterai 16,8 kWh tipe Lithium Iron Phospate. Minusnya hanya bisa diisi dengan arus AC yang akan butuh 4-4,5 jam untuk mengisi dari 10-90% menggunakan daya 3,3 kW
Interior Cepat Kotor
Aura kabin Seres E1 terasa hangat dan lega dari pemilihan warna interior yang didominasi warna pastel terang, paduan biru muda, putih dan coklat muda.
Kendalanya tentu akan mudah sekali kotor, solusinya rajin nyalon atau pasang sarung jok berbahan vinyl/artificial leather yang lebih mudah dibersihkan.
Legroom Baris Kedua Terbatas
Ruang di jok belakang kami rasakan sedikit lebih terbatas dibanding pesaingnya. Kalau di Wuling Air ev, penumpang berpostur di bawah 170 cm masih bisa leluasa duduk, di Seres E1 rasanya hanya ideal mengakomodir penumpang berpostur di bawah 160 cm.
Suara Motor Fan
Bukan berarti mobil listrik ini tanpa suara, penanda kehadirannya justru datang dari suara kipas pendingin kondensor AC yang menghadirkan suara dengung keras saat sistem AC diaktifkan.
Teks dan Foto: Nugroho Sakri Yunarto
Comments