top of page
  • Gambar penulisEditor

Gagak Rimang

Honda GL Max 125 1997 (Fart32).

Gagak Rimang adalah motor garapan Yudhi Apriyanto dari bengkel Fart32 yang ada di Bangkalan, Madura. Saat kemunculannya tahun lalu di beberapa event kontes nasional, motor dengan tongkrongan pro-street ini kerap mencuri perhatian juri.

Wajar, sebab di Madura sangat jarang ditemukan bengkel motor-motor custom. Kalau bengkel korek mesin banyak. Nah justru ini yang mendorong Yudhi, yang sebelumnya matang di bengkel fiberglass, bikin motor custom. Buat bertanding di kontes-kontes besar, sekaligus mengangkat nama Madura!

“Kebetulan selain matang di fiberglass, saya sebelumnya bikin sepeda lowrider. Dari pengalaman ini saya coba tuangkan ke dalam motor custom,” buka Yudhi kalem.

Menariknya, dalam pengerjaannya, Yudhi melibatkan hampir semua saudara kandungnya. “Saya fokus pada hal-hal yang terkait dengan fiberglass. Sementara adik kedua saya, Nanang yang menangani airbrush. Ajies bagian kaki-kaki, besi dan las, pahat dan ukir perunggu karena kebetulan dia guru kesenian. Dan terakhir, Rio bagian aksesori dan variasi,” kata pria berambut gondrong ini.

Soal pro-street bike warna hijau menyala ini, Yudhi berkisah, di Madura, ada nama sapi karapan yang sangat dikenal bahkan sudah menjadi legenda di masyarakat sekitar, yakni Gagak Rimang. "Dari situlah saya terinspirasi membangun motor ini," tunjuk Yudhi.


Rangka

Sejatinya Yudhi mengangkat konsep chopper untuk Gagak Rimang ini. Tapi setelah jadi, malah banyak yang bilang pro street.


“Mungkin karena panjang rangka mencapai 2,2 meter lebih,” jelas Yudhi yang memakai pipa ukuran 3/4 dim.


“Baru setelah itu, rangka dibungkus dengan fiberglass supaya terlihat rapi, dan cukup lebar untuk ditimpa airbrush,” tunjuk Yudhi.



Kaki-Kaki

Kaki depan menggunakan konstruksi springer, dengan fork pemegang roda depan dibuat seperti kaki sapi waktu lari.

“Kalau konstruksinya pakai model girder fork springer,” kata Yudhi.


Yang menarik adalah kaki belakang. “Dibuat dengan sistem mekanis, sehingga bisa naik turun, pakai dongkrak yang pemutarnya dihubungkan motor power window, dengan memakai suplai tenaga listrik dari aki.”



“Fungsinya sebenarnya hanya untuk naik-turun motor. Bisa dibuat ceper, bisa juga dinaikkan. Sementara untuk fungsi redaman, kita hanya mengandalkan ban yang sengaja kita pilih profil tinggi dan karet empuk,” kata Yudhi yang memakai ban produk Pirelli spek 200/55 R17.


Data modifikasi:

Ban depan: Swallow 300x21 Ban belakang: Pirelli 200/55 R17 Pelek depan: 215/21 (custom by Fart32) Pelek belakang: 8”/17 (custom by Fart32) Suspensi depan: springer (custom by Fart32) Suspensi belakang: mekanis (custom by Fart32) Rem: perimeter disc brake (Buell style - custom by Fart32) Bodi: custom (fiberglass - custom by Fart32)

Builder: Fart32 Jl. Raya Ketengan Lobuk, Bangkalan HP: +62 878-8351-7888


Foto: Indramawan

 



bottom of page