Bandingkan dengan Toyota Agya yang konsumsi sekitar 15,5 km/liter dimana jarak 162 km butuh Pertalite 10,45 liter atau tembus Rp100.000!
Selain Binguo EV di segmen EV 300 jutaan ada Citroen eC3 dan Neta V
OTOPLUS-ONLINE I Di ajang IIMS 2024 Jakarta yang baru saja berlalu, Wuling Binguo EV mendapatkan penghargaan sebagai The Most Affordable EV. Untuk sebuah Electric Vehicle yang layak, harganya memang relatif terjangkau.
Hadir dalam dua varian, Long Range dengan baterai Lithum Ferro Phospate 31,9 kWh yang diklaim mampu menjelajah hingga sejauh 333 km, dan Premium Range yang dibekali baterai Lithium Ferro Phospate 37,9 kWh dengan jangkauan hingga 410 km (klaim), Binguo EV dipasarkan pada rentang harga Rp355-415 juta (OTR Surabaya).
Pilihan warnanya, Galaxy Blue, Mousse Green dan Milk Tea seperti warna pada unit tes ini.
“Varian Long Range ditawarkan dalam dua pilihan tipe, tipe AC yang sanggup mengakomodir arus pengisian hingga 6,6 kW dipasarkan dengan harga OTR Jatim Rp355 juta lalu tipe AC/DC yang punya dua port di tiap fender depan harganya Rp365 juta. Sementara varian Premium Range juga dengan tipe pengisian AC/DC (fast charging 38 kW) harganya Rp415 juta,” papar Yansen Tan, Operational Manager Wuling Arista Jatim.
Unit tes ini merupakan varian paling terjangkau, Long Range dengan arus pengisian AC. Oya, menariknya, akan ada insentif PPN untuk setiap pembelian Binguo EV. Untuk keterangan lebih lengkap dapat langsung menghubungi Arista Wuling.
Setelah mencoba tak lebih dari 10 km di artikel First Drive, kali ini OTOPLUS-ONLINE berkesempatan menjelajah lebih jauh untuk mengurai kelebihan dan kekurangannya lewat daily experience sejauh 300 km di jalanan kota Surabaya-Sidoarjo.
Kelebihan
Keyless System Praktis
Bentuk setirnya identik dengan Air EV.
Seperti Air EV, Binguo EV dibekali keyless system yang praktis. Bentuk remote key-nya identik dengan kepunyaan Air EV. Asal remote key di tangan, kita dapat mengakses mobil ini.
Sistem akan langsung aktif ketika tombol Unlock di remote key ditekan. Atau dapat juga diaktifkan dengan membuka pintu, dengan remote key di tangan atau kantong, tekan tombol di door handle, begitu pintu dibuka sistem akan langsung aktif.
Untuk mengaktifkan motor listriknya, tekan pedal rem. Selanjutnya putar rotary gear selector sesuai kebutuhan dan Binguo akan siap bergerak.
Setibanya di tujuan dan parkir, kita dapat langsung turun lalu menekan tombol Lock di remote key. Selain mengunci pintu, seluruh sistem akan langsung shut down atau dapat juga dilakukan dengan menekan tombol power off yang berada di bawah switch height lamp adjuster.
Performa
Varian Long Range dibekali motor listrik bertenaga 67 DK dengan torsi 150 Nm. Sementara varian Premium, torsinya lebih kecil, 125 Nm.
Binguo Long Range dibekali motor listrik bertenaga 50 kW atau 67 DK dengan torsi 150 Nm yang ditenagai oleh baterai Lithium Ferro Phospate berkapasitas 31,9 kWh. Torsi 150 Nm ini setara bahkan lebih besar daripada rata-rata Low Multi Purpose Van (LMPV) dan Compact SUV seperti Toyota Avanza, Mitsubishi Xpander, Suzuki Ertiga, Hyundai Stargazer, Honda HR-V, Hyundai Creta atau Mitsubishi XForce yang rata-rata berkisar 138-146 Nm.
Ada 4 pilihan mode berkendara, salah satunya Sport.
Akselerasi 0-100 km/jam tidak istimewa karena ada di angka 15,5 detik namun paduan dimensi kompak dan respon instan khas EV, khususnya saat diposisikan pada mode Sport yang membuatnya menyenangkan karena dengan mudah beringsut di kepadatan lalu lintas tanpa ragu.
Untuk menjaga keawetan motor listrik, Wuling membatasi top speed Binguo EV di 130 km/jam saja.
Pengendalian & Karakter Suspensi
Berpenggerak roda depan.
Selain kontribusi wheelbase kompak 3.560 mm, keberadaan baterei LFP berkapasitas 31,9 kW di kolong berimbas pada rendahnya centre of gravity yang terasa menunjang sisi pengendaliannya.
Ketika kami coba menikung dengan kecepatan tinggi, gejala understeer khas mobil berpenggerak roda depan memang ada tapi minim efek rendahnya centre of gravity.
Suspensi belakang model Torsion Beam.
Karakter sistem suspensi Binguo EV sendiri tergolong moderat, tidak empuk tidak juga keras dengan rebound suspensi yang lembut sehingga membuatnya nyaman dan mudah dikendalikan meski belum bisa senyaman karakter redaman Citroen eC3.
Konsumsi Daya
Butuh adapter untuk menghubungkan port GB-T di kendaraan dengan port Type 2 di SPKLU.
Lantaran driver display-nya tidak dilengkapi dengan informasi konsumsi daya, kami menghitungnya secara manual. Setelah berjalan sejauh 162 km, Binguo EV menghabiskan 65% kapasitas batereinya. Artinya dari kapasitas 31,9 kWh terpakai sebanyak 20,75 kWh. Artinya untuk setiap kW dapat digunakan berjalan sejauh 7,8 kilometer.
Dengan pengisian arus AC 6,6 kW akan butuh waktu sekitar 5,5 jam untuk mengisi daya dari 20% ke 100%.
Bila dikalkulasi pengeluaran yang perlu dianggarkan untuk berjalan 162 km sekitar Rp53.950 jika melakukan pengisian daya listrik di SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum) yang bertarif Rp2.600/kWh dan Rp35.275 bila pengisiannya dilakukan di rumah yang bertarif Rp1.700/kWh.
Bandingkan dengan let’s say Toyota Agya yang konsumsi sekitar 15,5 km/liter dimana jarak 162 km akan butuh bensin sebanyak 10,45 liter. Diisi Pertalite yang harganya Rp10.000/liter saja pengeluarannya sudah tembus Rp100.000!
Kemampuan Pencahayaan Headlight
X-Shaped LED Lamp.
Binguo EV telah mengadopsi LED untuk semua lampu-lampunya. Kemampuan pencahayaan LED pada head lightnya menurut kami sangat baik.
Saat jalan basah terkena hujan pun sebaran cahayanya masih memadai.
Kelebihan lain, Wuling juga membekali head light tersebut dengan fitur head light height adjuster sehingga arah ketinggian sorot lampu bisa disesuaikan dengan postur pengemudi.
Aspek Fungsional & Kepraktisan
6-way electric adjustable driver seat
Jok belakang sudah dilengkapi pengait ISOFIX untuk baby car seat
Multifunction steering wheel dengan cruise control
Selain hemat biaya transportasi, pada penggunaan sehari-hari, Wuling Binguo EV juga menonjol pada aspek fungsional dan kepraktisan.
Dasbornya didominasi oleh dual screen full color TFT berukuran 10,25 inci x 2 yang resolusi gambarnya cukup baik
Bagasi dengan lantai dalam berkapasitas 468 liter. Bila jok belakang dilipat kapasitasnya menjadi 790 liter. Wuling akan menyediakan sepasang boks bagasi sebagai aksesori tambahan yang dapat dibeli terpisah
Ukuran kabinnya ideal untuk keluarga muda dengan dua orang anak kecil ditunjang juga oleh desain kabin bernuansa retro dengan keberadaan fitur yang memanjakan dan mendukungnya sebagai andalan transportasi harian keluarga.
Kekurangan
Selain kekurangan seperti posisi mengemudi, belum hadirnya fitur-fitur WIND, IOV, ADAS dan jarak tatakan jok dengan lantai yang pendek imbas baterai yang posisinya di bawah lantai yang telah OTOPLUS-ONLINE uraikan di sesi First Impression berikut kekurangan lain yang kami rangkum setelah dua hari bercengkrama dengan Binguo EV
Socket GB-T
Butuh adapter agar dapat terhubung ke port Type 2 atau CCS-2 yang jamak digunakan di setiap SPKLU.
Jika brand lain rata-rata menggunakan port Type 2 untuk pengisian AC dan port CCS-2 atau CHaDeMo untuk pengisian DC, Wuling bertahan dengan port GB-T yang tentu saja tidak kompetibel dengan port pengisian listrik di SPKLU.
Alhasil jangan lupa untuk selalu membawa adapter yang dapat menghubungkan socket GB-T di mobil dengan Type 2 atau CCS-2 di SPKLU.
Minus Wiper Belakang
Tanpa wiper belakang, pandangan ke belakang akan terganggu saat hujan.
Secara estetika, absennya wiper belakang membuat tampilan belakang terlihat rapi, bersih sekaligus elegan. Masalahnya ketika turun hujan, pandangan ke belakang akan terhalang oleh butiran air yang menempel di kaca.
Semburan AC
Arah semburan AC diatur melalui layar ini.
Meski arah semburan sudah diatur agar tidak menyembur ke kaca depan namun tetap saja membuat embun di kaca depan.
Kami coba menurunkan suhu hingga ke level 1 dan mengurangi kekuatan hembusan sampai batas minimum (6), embun hanya berkurang tapi tetap terbentuk di kaca depan.
Tuas Recline Jok
Desainnya menyatu dengan jok, sayang tuasnya kurang panjang.
Secara estetika, tuas didesain menyatu dengan bentuk jok seutuhnya. Kekurangannya karena tuasnya kurang panjang jadi kurang ergonomis saat tangan mengoperasikannya, selain itu mekanismenya jadi berat.
Tak Ada footrest
Lantai Binguo EV full rata.
Lantai Binguo EV rata mulai depan sampai belakang, untuk penumpang depan sangat mungkin duduk selonjor. Masalahnya, di sisi pengemudi tidak dibekali footrest sehingga area tumit dan pergelangan kaki akan lekas merasa capek.
Cup holder tanpa klip penjepit
Diameter cup holder terlalu besar untuk coffee cup atau botol air mineral 600 ml.
Kepraktisan kabin Binguo EV ditunjukkan diantaranya dengan keberadaan bottle/cup holder. Kekurangannya bottle/cup holder kurang cocok dengan bentuk botol atau gelas yang umum beredar di sini.
Bottle holder di doortrim misalnya yang tidak dilengkapi dinding pembatas sehingga ketika berakselerasi, botol akan terjatuh ke arah belakang.
Sementara cup holder di konsol tengah diameternya juga terlalu besar untuk botol air 600 ml atau glass cup 200 ml sehingga akan terombang-ambing saat berjalan. Andai dilengkapi klip kondisi itu tidak akan terjadi.
Teks & foto : Nugroho Sakri Yunarto
Comments