top of page
  • Gambar penulisEditor

Test Ride Skuter Listrik Minerva Electron EXC 5: Hanya Butuh Rp40 Ribu Sebulan!

Menggunakan sistem battery swap dengan paket kuota, pengguna akan lebih mudah memilih dan mengatur anggaran pengeluaran transportasinya sehari-hari.


OTOPLUS-ONLINE I Di Surabaya, Minerva Electron EXC-5 yang diperkenalkan di event Jakarta Fair 2023 dipasarkan Mirage EV, sebuah perusahaan yang menawarkan solusi transportasi ramah lingkungan sekaligus authorized dealer Minerva dengan harga Rp21.300.000 (On The Road). Outlet Mirage EV beralamat di Ngagel Jaya Indah No.68-70, Surabaya, teleponnya 0822 28881179.


Mirage EV tidak sekadar menjual motor listrik. “Bekerja sama dengan PT PT Swap Energi Indonesia (SEI), perusahaan energi yang berbasis di Indonesia kami membangun ekosistem kendaraan listrik lewat pembangunan infrastruktur tukar baterai yang menawarkan solusi bagi pengguna motor listrik,” terang Sandy Lumanto dari Mirage EV.


Dengan sistem battery swap atau penggantian baterai maka pengguna tak perlu lama menunggu kendaraan listriknya di-charge yang mana rata-rata akan membutuhkan waktu antara 5-6 jam. Tinggal ganti baterai kosong dengan baterai baru yang terisi penuh dayanya dan skuter listrik ini pun siap melaju kembali. 


Untuk lokasi-lokasi swap poin atau tukar baterai dapat diketahui melalui aplikasi SWAP yang dapat didonlot melalui Playstore.


Selain lokasi, melalui aplikasi SWAP pengguna dapat digunakan untuk mengetahui/melakukan: Booking baterai, top up saldo, menonaktifkan kendaraan, mengetahui lokasi kendaraan serta mengakses dan mereview histori transaksi.


Apa saja kelebihan dan kekurangan skuter listrik yang bentuknya menyerupai Vespa Primavera ini? 


Kelebihan

Posisi Berkendara


Posisi berkendara seperti kebanyakan skutik low end.

Jika dibandingkan dengan produk Minerva Electron M1 yang pernah kami coba sebelumnya, posisi berkendara EXC-5 lebih baik. Floor deck-nya rendah seperti skutik normal kebanyakan dengan konfigurasi jarak setang, jok dan floor deck yang ideal. Tidak berasa jongkok seperti ketika mengendarai Minerva Electron M1. Ketinggian jok dari permukaan tanah 740 mm, sama dengan kebanyakan skutik low end seperti Honda BeAT atau Yamaha Mio Gear 125.


Kami suka setangnya yang ringkas, tidak lebar sehingga aman ketika melewati himpitan mobil di kemacetan atau lalu lintas yang padat. Selain itu meski tidak lebar, pengendaliannya masih cukup stabil saat kami coba hingga top speed di 62 km/jam. Stabilitasnya didukung oleh penggunaan ban Zeneos Milano bertapak lebar 110/80-12.


Jok berdimensi 590 x 340 mm dengan busa yang cukup empuk.

Dimensi joknya 590 x 340 (mm) dengan penampang lebar di area pengendara, jok ini dilapis material vinyl yang kesat tidak licin sehingga nyaman untuk diajak jalan jauh. Sementara penampang jok di area pembonceng juga masih cukup lebar bikin pembonceng nyaman.


Kekurangannya saat diduduki sisi belakang sedikit ambles yang berpotensi membuat pembonceng tertarik ke belakang ketika berakselerasi atau melewati jalan yang menanjak.


Lincah


Jarak sumbu roda 1.340 mm, lebih panjang dari rata-rata skutik low end yang berkisar 1.250-1.260 mm.

Dengan kombinasi dimensi 1.860 x 690 x 1.050 (mm) dan sumbu roda 1.340 mm plus bobot kosong 68 kg (tanpa baterei), skuter ini lincah saat bermanuver di padatnya lalu lintas.


Fleksibilitasnya cukup baik berkat ground clearance yang mencapai 145 mm, jadi meski dipakai berboncengan dan melewati gundukan polisi tidur, tidak khawatir gasruk.


Karakter suspensi soft-medium.

Karakter redaman suspensinya tergolong soft-medium, menurut kami karakternya lebih baik dibandingkan Minerva Electron M1 yang kami coba sebelumnya. 


Soal berboncengan, Minerva Electron yang ditenaga motor listrik tipe DC Brushless berdaya 1.500 Watt atau 2 DK dengan torsi 11,2 Nm sanggup mengakomodir beban sampai 150 kg. Jadi pastikan bebannya tidak melebihi angka itu agar motor listriknya awet.


Baterai Praktis


Bobot baterai 11,5 kg, cukup berat.

Dengan metode tukar baterai, otomatis mobilitas pengguna tak terbatas. Tinggal pastikan saja kuota jarak yang dibeli memadai dan memetakan lokasi tukar baterai yang tersedia. Jangan sampai kita berada di area dimana tidak terdapat swap station.


Saat ini SEI sudah memiliki 1.200 swap station yang tersebar di seluruh Indonesia. Berikut rincian paket kuota yang ditawarkan PT SEI untuk Minerva Electron EXC-5:

  • Unlimited Mileage    (1 day valid):  Rp 25.000 

  • 400km (60 days valid): Rp 70.000 (Rp175/km)

  • 200km (30 days valid): Rp 40.000 (Rp200/km)

Dengan paket kuota seperti itu, pengguna akan lebih mudah memilih dan mengatur anggaran pengeluaran transportasinya sehari-hari.


Untuk waktu penggantian baterai, sangat singkat. Dari pengalaman kami saat melakukannya di salah satu gerai minimarket di bilangan Jemur Andayani, Surabaya, waktu yang dibutuhkan tak lebih dari 2 menit.


Yang perlu diperhatikan, untuk pengguna cewek, pastikan kuat menarik baterai dari slot bagasi, memindahkan ke lemari pengisian dan memasangnya kembali. Hal itu lantaran bobot baterai mencapai 11,5 kg.


Oh ya, sebelum mencabut baterai dari slot bagasi, pastikan saklar pengaman di-OFFkan dulu.

Berikut spesifikasi baterai yang digunakan Minerva Electron EXC-5:

  • Voltase & Ampere: 64V/21 Ah

  • Jenis: LFP Lithium-ion

  • Daya: 1472 Wh

  • Dimensi: 176,8 x 140 x 338,2 mm

  • Lifecycle: Up to 2000 cycle

  • Koneksi: NFC (Near Field Communicator)

  • Kapasitas pengisian: 23.0 Ah

  • Bobot baterei: 11,5 Kg

  • Suhu kerja ideal: -20~70 °C

  • Sertifikasi: IP67, CE & IEC 62133


Mode Berkendara


Switch riding mode.

Sejak throttle diputar akan terasa kalau EXC-5 dibekali electronic controller lebih baik dari milik Minerva Electron M1. Tidak ada gejala menghentak yang bikin kaget, penyaluran tenaganya terasa halus dan mudah dikontrol.


Motor listrik ini memiliki 3 mode berkendara yang ditandai dengan simbol I, II dan III. Ketika start OTOPLUS ONLINE menyarankan untuk memosisikannya pada posisi I lantaran menawarkan respon motor listrik lebih sigap dibandingkan II apalagi III. Saat sudah berjalan baru silakan pindahkan ke posisi II atau III sesuai kebutuhan.


Pada posisi I, kecepatan maksimalnya 25 km/jam, 50 km/jam di posisi II dan 62 km/jam pada posisi III. Ketika mode dipindahkan, penambahan kecepatan langsung instan terasa. Konsekuensinya semakin cepat melaju, konsumsi energinya juga akan semakin besar.


Kekurangan

Motor Listrik Non Regenerative


Bar di sisi kanan-kiri Instrument display sejatinya merupakan indikator fungsi regeneratif yang tidak diaktifkan lantaran fitur regenerative belum tersedia.

Kekurangan motor listrik di EXC-5 adalah belum dibekali fitur regeneratif seperti yang dimiliki produk motor listrik Yadea pada model EQ8 S atau Yadea T9 misalnya. Fitur ini akan memanfaatkan efek deselerasi untuk mengisi ulang daya baterai.


Bagasi Terbatas


Volume laci bagasi masih memadai untuk menyimpan dompet atau ponsel.

Penempatan baterai di bawah jok otomatis menggusur fungsi bagasi. Kalau pun ngotot hanya cukup untuk menyelipkan jas hujan atau barang bawaan berukuran kecil diantara tepi bagasi dan baterai. Ada boks bagasi di balik legshield tapi ukurannya mini, tak memungkinkan dijejali barang kecuali dompet atau ponsel.


Foldable hook tersedia tapi selain terbuat dari besi yang rawan melukai tangan, mekanismenya tidak aman karena tidak dapat mengunci ketika digantungi barang bawaan. Untungnya floor deck berukuran 425 x 320 (mm) sehingga masih menyediakan cukup ruang untuk membawa barang.


Built Quality


Semua lampu sudah LED.

Umumnya produk motor buatan cina, kualitas detail pada beberapa komponen tampak kurang rapi. Seperti bagian tepi headlamp atau tail light yang kurang halus sehingga terkesan murah atau tepian rumah spion yang seperti kurang sentuhan finishing.


Teks & Foto: Nugroho Sakri Yunarto

bottom of page