top of page
  • Gambar penulisEditor

Test Ride Yamaha Fazzio Lux: Apa Bedanya dengan Fazzio Neo?

Varian Lux lebih mahal Rp300 ribu dari varian Neo, lantas apa kelebihannya?
  • Yamaha Fazzio varian Lux

OTOPLUS-ONLINE I Yamaha Fazzio punya dua pilihan varian, Neo dan Lux. Varian Neo menyasar kaum muda atau mereka yang berjiwa muda, energik dan atraktif, varian Lux mengincar konsumen yang menyukai gaya klasik atau retro.

  • Perpaduan warna matte (dof) dan aksen krom membuatnya tampil elegan

  • Jok varian Lux berwarna coklat. Kontur dan material busa juga pelapisnya sama dengan Neo

Bila varian Neo punya 4 pilihan warna, varian Lux ditawarkan dalam pilihan warna silver matte dan hitam matte. Dikombinasikan dengan pelapis jok warna coklat serta aksen krom di beberapa bagian bodi membuat Fazzio Lux tampil elegan.

  • Bodinya tampil polos tanpa stiker tidak seperti Neo yang pakai stiker

Perbedaan itu yang membedakan varian Lux ini lebih mahal Rp300 ribu dari varian Neo, sehingga harga menjadi Rp23.770.000 (OTR Surabaya).

  • Split fender, lebih maksimal mengurangi risiko cipratan air

  • Plastic flap ini dipasang untuk menghindarkan cipratan air mengenai kaki pembonceng, detail yang kami suka dari Fazzio

Dibekali teknologi canggih assist hybrid dan Yamaha Motor Connect menjadikan Fazzio sebagai skutik retro canggih paling murah yang ada di Indonesia.


Fitur

  • Panel meter negative display yang menyuguhkan informasi spidometer, assist system, odometer, tripmeter, jam, tegangan aki (baterai), Y-Connect, baterai perangkat seluler yang terhubung, aplikasi, telepon dan pesan. Indikator lampu-lampunya memuat informasi SSS (Smart Stop System), keyless, lampu sein, check engine, lampu low/hi beam.

Perbedaan varian Lux dan Neo hanya sebatas tampilan. Semua fitur yang disodorkan Neo juga dimiliki varian Lux. Seperti fitur kekinian yang fungsional seperti Smart Key berfitur alarm dan Answer Back System, headlamp LED, sepasang konsol yang salah satunya model tertutup dengan power socket di dalamnya.


Fitur kepraktisan seperti pengait barang (hook) model carabinet, ban tubeless dan bagasi dengan volume 17,8 liter.

  • Smart Stop System dengan Smart Motor Generator jadi standar di Neo dan Lux

Ada juga canggih yang tidak dimiliki skutik lain di antaranya fitur Smart Motor Generator, Smart Lock, Yamaha Motor Connect sampai mesin berteknologi hybrid.

  • Electric Power socket, masih memerlukan adapter untuk pengoperasiannya

Dari pengalaman OTOPLUS-ONLINE yang bereksperimen melakukan aktivitas rutin beberapa hari dengan skutik ini adalah soal kepraktisan.

  • Saking lebarnya dek, bahkan sepasang botol galon mineral 19 liter muat digotong

Tak hanya dari kemudahan berkendara, adanya konsol dan bagasi yang besar, utamanya ada pada dek lantai. Selain lebar, dek Fazzio juga rata. Kalau biasanya kami kesulitan membawa sepasang galon air mineral, di Fazzio enak banget.

  • Dek yang rata dan lebar, membuat kaki sangat leluasa bergerak

Dek bahkan masih menyisakan ruang untuk kaki bergerak. Sementara kalau hanya satu botol, bisa diposisikan tiduran. Betul-betul praktis dan fungsional.


Keunggulan Assist Hybrid

Soal impresi berkendara, varian Lux jelas sama saja dengan Neo yang telah kami ulas tuntas sebelumnya (baca link berikut ini).


Sebagai informasi, Fazzio sudah dibekali teknologi sistem assist hybrid sederhana yang memanfaatkan fungsi Smart Motor Generator. Smart Motor Generator akan membantu menggerakkan kruk as sehingga memberi ekstra dorongan tenaga saat berakselerasi selama 3 detik.

Sebaiknya panasi mesin sebelum digunakan untuk suhu ideal


Sistem ini akan bekerja dengan kondisi pertama, suhu mesin sudah mencapai suhu di atas 50 derajat celcius, tegangan aki tak kurang dari 12,4 volt dan skutik ini sudah bergerak dengan kecepatan 10 km/jam dari kondisi awal dijalankan. Saat sistem assist hybrid aktif, ditunjukkan dengan munculnya tanda panah yang mengelilingi indikator bertuliskan ASSIST.


Sistem dorongan tenaga ekstra ini terasa efektif di putaran rendah mengingat Fazzio ternyata dibekali roller berbobot 14 gram. Bandingkan dengan keluarga skutik 125 Yamaha lain seperti Gear125 atau FreeGo yang bobot rollernya 11 gram.



Roller dengan bobot lebih berat membuat mesin tidak mudah meraung tinggi, tapi kekurangannya akselerasi akan terasa berat. Nah, mengurangi kekurangan itulah Yamaha lantas memasang teknologi assist hybrid yang membantu ekstra dorongan tenaga di putaran bawah.

  • Lincah bermanuver

Tentang rasa berkendaranya, perpaduan bobot 94 kg, jarak sumbu antar roda yang pendek (1.280 mm) dan dimensi kompak (1.820 x 685 x 1125 mm) membuat skuter matik ini sangat lincah dipakai di jalanan perkotaan yang padat.

  • Walau ukuran cakram depan hanya 180 mm, kemampuannya cukup baik

Apalagi didukung dengan ban bertapak 110 mm yang punya cengkraman kuat di permukaan aspal. Untuk mengawal laju Fazzio, Yamaha memasang rem model cakram diameter 180 mm dengan kaliper 1 piston di depan dan rem model teromol di belakang. Pengoperasiannya ringan dan pakem, cukuplah sepanjang tidak diajak melaju kencang ekstrem.

  • Ground clearance cukup tinggi

Oh ya meski terlihat pendek, nyatanya jarak terendah ke tanah yang menyentuh 135 mm cukup aman ketika dipakai melewati speed trap alias polisi tidur yang terkadang ukurannya kelewatan.



Hal yang masih kami rasa kurang ada pada jarak main suspensi depan yang terlalu pendek. Saat dipakai sendirian atau beban minim tidak ada kendala namun ketika dipakai berboncengan jadi kerap mentok.

  • Karakter sok depan medium, kekurangannya jarak main suspensi (suspension travel) terlalu pendek sehingga acap mentok ketika menjumpai lubang yang dalam terlebih bila dipakai berboncengan.

  • Karakter sok belakang juga medium, tergolong nyaman dipakai sendirian apalagi berboncengan

  • Posisi footstep pembonceng pas, tidak membuat kaki pembonceng terlalu menekuk

Yang harus kalian perhatikan, jaga tekanan angin ban khususnya ban depan agar tidak lebih dari 22 psi sesuai anjuran yang tertera di manual book. Sementara untuk redaman sok belakangnya menurut kami sudah pas.


Teks dan Foto: Nugroho Sakri Yunarto

bottom of page