top of page
  • Gambar penulisEditor

Test Ride Yamaha Grand Filano Hybrid Connected: Lebih Baik dari Vespa LX125?

Yamaha Grand Filano Hybrid Connected mengisi segmen pasar antara Fazzio dan Vespa LX125.

Apakah Yamaha Grand Filano Hybrid Connected worth to buy?


OTOPLUS ONLINE I Di sela-sela kegiatan Yamaha Media Workshop yang diadakan 19 Maret 2023 lalu, Antonius Widiantoro, Assitant GM Marketing & Public Relation PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) menuturkan, pihaknya melihat celah pasar yang dapat diisi produk Classy Yamaha antara Fazzio dengan produk skuter populer asal Italia (Vespa, Red).


"Itulah alasan kami meluncurkan Yamaha Grand Filano Hybrid Connected,” ujar Antonius Widiantoro.

Yamaha Grand Filano Hybrid Connected dipasarkan mulai Rp 29.188.000 (Neo) OTR Surabaya.


Sebagai informasi, Yamaha Fazzio dipasarkan dengan harga OTR Rp 25.054.000 (Surabaya). Sementara Vespa termurah, yakni LX125 harganya menyentuh Rp 47 jutaan (OTR Surabaya).



Dengan harga OTR Surabaya Rp 29.188.000 (Neo) dan Rp 29.688.000 (Lux), apakah Yamaha Grand Filano Hybrid Connected worth to buy? Simak dulu kelebihan dan kekurangannya berikut ini.


Kelebihan

Desain

Wujudnya sekilas seperti Vespa


Tak bisa dipungkiri kalau wujud Grand Filano mirip dengan Vespa Primavera, salah satu tipe terlaris Vespa yang dipasarkan pada harga Rp 57 jutaan. Bodi semok, desain lampu belakang dan lingkar roda 12 inci sekilas tampak seperti skuter asal Itali tersebut.

Desain lampu belakang mirip Vespa Primavera


Terbukti ketika mampir ke salah satu gerai mini market, dua karyawan di balik meja kasir terdengar berdebat.

“Itu Vespa!”

“Bukan, itu Yamaha!” timpal karyawan lain sembari menunjukkan logo garputala di panel bodi depan.

Dari belakang bodinya terlihat semok.


Anyway, menurut OTOPLUS-ONLINE, Grand Filano unggul fitur dibandingkan Vespa LX125 seperti semua lampu-lampu yang sudah mengandalkan LED termasuk position light dengan desain unik.

Panel spidometer digital dengan TFT Sub Display


Apalagi ketika mengamati spidometernya. Selain sudah full digital, juga dilengkapi layar TFT yang menampilkan dapat animasi sosok Grand Filano. Kalahnya, Grand Filano tidak mengadopsi rangka monokok seperti halnya Vespa.


Posisi Berkendara

Jok setinggi 790 mm dengan bentuk menyempit di area paha memudahkan pengendara memijak permukaan tanah


Komposisi segitiga berkendara jok-setang-dek lantai kami rasakan lebih ergonomis dibandingkan Fazzio. Kontur busanya juga lebih empuk. Untuk pengendara berpostur tinggi seperti OTOPLUS-ONLINE (180 cm), posisi berkendara di Grand Filano Hybrid Connected masih termasuk ergonomis.



Buktinya saat kami ajak skuter berbobot kosong 100 kg ini berkeliling Surabaya sejam nonstop, kami tak merasakan pegal.

Footstep lebar dengan permukaan karet


Kombinasi ground clearance 125 mm dan tinggi jok 790 mm di sisi pengendara cukup bersahabat untuk rata-rata pengendara berpostur 165 cm. Catatan untuk pembonceng, karena bodinya gemuk, kaki harus lebih mengangkang ketika membonceng.


Fitur & Kepraktisan

  • Smart Key System yang praktis

  • Open Pocket lebih aman digunakan untuk menyimpan botol air mineral bukan ponsel

  • Bagasinya berkapasitas 27 liter, lebih besar dibandingkan Nmax yang 25 liter

Selain lampu-lampu LED dan panel spidometer digital dengan TFT sub display, Grand Filano menyodorkan fitur-fitur yang menunjang kepraktisan dan kenyamanan berkendara seperti Smart Key System, Smart Front Refuel, Electric Power Socket sampai bagasi berkapasitas 27 liter.


Selain itu tentunya fitur Yamaha Motorcycle Connect yang memungkinkan pengguna memantau kondisi baterai, oli, konsumsi BBM, lokasi parkir sampai rute berkendara lewat ponsel.


Karakter Suspensi

Jarak main suspensi depan kurang panjang


Sebelum memvonis karakter suspensi skuter ini, pastikan tekanan anginnya tepat. “Ban depan cukup 22 psi sementara belakang 30-33 psi,” kata Ilham Wahyudi, GM Aftersales PT Surya Timur Sakti Jatim, main dealer motor dan spare part Yamaha area Jatim, Kalselteng, Kaltim dan Nusa Tenggara.

Karakter suspensi belakang medium-soft


Sepanjang pengetesan selama 4 hari, kami menyimpulkan kalau karakter suspensi Grand Filano cenderung ke arah medium-soft, khususnya pada suspensi belakang. Suspensi depan sebenarnya punya karakter sama hanya saja jarak main suspensi rasanya kurang panjang sehingga acap mentok.


Konsumsi BBM

Tangkinya berkapasitas 4,4 liter


Dengan metode full to full menggunakan bensin beroktan 92 (Shell Super) dan cara berkendara normal, Grand Filano butuh tambahan bensin sebanyak 1,11 liter setelah menempuh jarak 56,9 kilometer agar kembali menyentuh bibir lubang pengisian tangki.


Artinya konsumsi BBM Grand Filano ada di angka 51,2 km/liter. Tak jauh dari informasi di TFT sub display yang menunjukkan angka 51,8 km/liter.


Kekurangan

Setang Kurang Lebar

Lebar setang 685 mm, sama dengan Fazzio


Grand Filano menganut kombinasi rake 26,5 derajat dan trail 74 mm sehingga membuatnya lincah bermanuver. Untuk mendukung kemampuannya bermanuver di kepadatan lalu lintas, Yamaha membekali Grand Filano dengan setang selebar 685 mm, sama persis dengan Fazzio.


Menurut kami, setang ini memang pas di Fazzio yang dimensinya lebih imut. Tapi buat Grand Filano yang dimensinya sedikit lebih besar, terasa kurang lebar. Sebagai perbandingan, Vespa LX125 yang posisi berkendaranya nyaman banget dibekali setang selebar 705 mm.



Refleksi di Panel Spidometer

Refleksi pada kaca spidometer di siang hari mengganggu pengendara memantau informasi di dalamnya.


Panel spidometer memang canggih, kekurangannya panel tersebut diletakkan pada sudut yang membuat semua obyek diatasnya terefleksi terutama di siang hari. Akibatnya pengendara kesulitan memantau informasi yang disampaikan.


Getaran Mesin

Mesin Blue Core Hybrid 125 cc milik Grand Filano memang terasa tenaganya di semua putaran mesin.


No complaint buat teknologi, tenaga dan penyaluran daya dari mesin Blue Core Hybrid 125 cc milik Grand Filano. Akselerasinya sigap berkat fitur Power Assist, tenaganya juga terasa rata di semua rentang putaran mesin.

Konstruksi crankcase lebih pendek sehingga penyaluran tenaga atau akselerasinya akan lebih cepat


Walau basis mesin sama dengan Fazzio, perbedaan setting ECU dan mapping kelistrikan membuatnya sanggup berakselerasi lebih cepat dibandingkan Fazzio meski dengan selisih bobot kosong 5 kg lebih berat.

Hanya vibrasi mesin yang sedikit mengganggu.


Satu-satunya poin yang harus ditingkatkan adalah soal getaran mesin yang kami rasa lebih berasa dibandingkan para pesaingnya.


Teks dan Foto: Nugroho Sakri Yunarto

bottom of page