top of page
  • Gambar penulisEditor

Verza Maskot Warung di Mojokerto Ini Terinspirasi Royal Enfield Classic 500

Untuk perkuat image Warung Surodinawan sebagai tempat kumpul komunitas, muncul ide memodif Verza ini sebagai pajangan, sekaligus riding keliling kota.

OTOPLUS-ONLINE I Motor custom berbasis Honda Verza 2017 ini adalah maskot Warung Surodinawan, salah satu pusat kuliner di Mojokerto, yang sering dijadikan tempat kongkow berbagai komunitas. Mulai dari komunitas roda empat, maupun roda dua, hingga sepeda lowrider.

Untuk memperkuat image sebagai tempat berkumpulnya komunitas inilah muncul ide untuk memodifikasi Honda Verza ini, supaya bisa dipajang, sekaligus untuk riding tipis-tipis keliling kota.

"Kebetulan ini motor operasional di tempat usaha saya yang lain, yaitu Surya Mitra Farm (SMF). Tapi karena sudah waktunya peremajaan unit, maka motor ini tidak dipakai lagi. Daripada nganggur, kita manfaatkan sebagai maskot Warung Surodinawan saja," buka Dr. Ir. H. Sumarno, MMA, IPM selaku pemilik usaha kuliner ini.

"Sekalian kita jadikan company heritage untuk SMF," imbuh pria yang sekaligus owner SMF, supplier ayam potong untuk beberapa kota di Jawa Timur, seperti Madiun, Kertosono, Nganjuk, Tulungagung, Mojokerto, Gresik, dan lain-lain.

  • Dr. Ir. H. Sumarno, MMA, IPM

Untuk konsep desainnya, pria yang juga adalah Wakil Rektor II Universitas Tribhuwana Tunggadewi [UNITRI] Malang ini terinspirasi classic look dari motor-motor Inggris, seperti Triumph, dan Royal Enfield. "Maklum belum kaya tapi kok sudah pengin moge. Jadi ya improve saja," canda Sumarno.

  • Royal Enfield Classic 500

Setelah diskusi dengan tim WS Udek Oto, bengkel modifikasi di Gresik yang ditunjuk sebagai eksekutor, akhirnya disepakati untuk menjadikan Royal Enfield Classic 500 sebagai inspirasi.

  • Piet Hein Tuerah alias Pieter sebagai builder dalam project ini

"Kebetulan Pak Sumarno pengin detail seperti springer seat atau jok model sepeda, tangki dan cover bodi serba bulat, dan sepatbor depan-belakang dari pelat yang lebar. Mirip-mirip motor perang jaman dulu. Dari detail ini kami menyepakati Royal Enfield Classic 500 sebagai acuan," buka Wuddy 'Udek' Sumanja, owner WS Udek Oto yang kemudian menunjuk Piet Hein Tuerah alias Pieter sebagai builder dalam project ini.

  • Ubahan terbesar ada pada sub-frame dari tengah ke belakang

Untuk mewujudkan konsep tersebut, perubahan terbesar ada pada bagian rangka dari tengah ke belakang. "Pembuatan frame samping kiri dan kanan kita menggunakan pipa seamless diameter 22 mm dan tebal 3 mm, karena kekuatan rangka belakang sangat penting untuk tumpuan utama atau dudukan sokbreker belakang dan jok," ulas Pieter.

  • Fork depan GL Max punya mata kucing mirip RE Classic 500

Sementara untuk kaki-kaki, fork depan menggunakan punya GL Max yang dikondom plat 1,5mm. "Kita pakai fork GL Max karena ada mata kucingnya. Biar kesan klasiknya dapat," tunjuk Pieter sambil menambahkan, sokbreker belakang menggunakan produk aftermarket ukuran 28.

  • Lengan ayun dibiarkan standar agar jarak sumbu roda tetap sehingga handling terjaga

"Untuk swingarm, kita pakai bawaan motor, karena kita tidak ingin mengubah jarak wheelbase, supaya motor tetap nyaman dikendarai," kata Pieter yang memakai lingkar pelek ukuran 160-185/17 dibalut ban 90/80-17 untk depan, dan 90/90/17 untuk belakang.

  • Semua komponen bodi dibuat secara handmade dari plat

Beralih ke bodi, komponen seperti tangki, cover aki, sepatbor depan dan belakang, semuanya dibikin sendiri dari plat Galvanis 1,2mm. "Begitu pula jok yang dibuat dari plat besi 3mm," sebut pria kelahiran Surabaya, 20 April 1984 ini.

  • Di bagian rangka tengah inilah ubahan paling sulit

Bagian tersulit, menurut Peter ada pada bagian sub frame samping kiri dan kanan. "Kesulitan ada pada ukuran yang pas, biar motor terlihat pas. Tidak kekecilan atau kebesaran."

  • Komponen penunjang pakai produk aftermarket

Untuk mengatasinya, Peter nge-roll beberapa ukuran pipa sebelum dilas. "Dan menurut saya yang paling pas pipa diameter 22mm," ujar pria berusia 36 tahun ini.

  • Tangki sempat revisi karena harus sesuaikan injektor

Sementara hal yang menarik menurut Peter adalah, bagaimana caranya tidak mengubah sistem injeksi bahan bakar meskipun konsepnya adalah motor klasik. "Kita sempat beberapa kali mengubah bagian bawah tangki supaya injeksi bisa terpasang dengan benar," tutup Pieter.


Data modifikasi:

Mesin: Honda Verza 2017 Rangka: custom Fork depan: Honda GL Max Sokbreker belakang: aftermarket ukuran 28 Swingarm: stock Pelek: DID ukuran 160-185/17 (depan-belakang) Ban: 90/80-17 (depan) & 90/90/17 (belakang) Body (tangki, cover aki, spatbor depan-belakang): custom Jok: custom

Knalpot: custom Lampu depan - belakang, sein: aftermarket Setang: aftermarket Spion: aftermarket Takometer: aftermarket


Bengkel: WS Udek Oto Builder: Piet Hein Tuerah (Pieter) Alamat: Jl. Hulaan – Menganti Km 1, Menganti - Gresik WA: 0813-3515-8055 IG: @udeksby FB: udek sby Youtube: WS Udek Oto


Teks & Foto: Indramawan

bottom of page