top of page
  • Gambar penulisEditor

Gaikindo Usulkan Mobil Listrik Versi LCGC Sesuai Daya Beli Masyarakat Seharga Rp200 Jutaan

Untuk mempercepat penjualan mobil listrik yang lamban karena dinilai terlalu mahal.

Foto ilustrasi


OTOPLUS-ONLINE I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) terus mendorong Pemerintah agar melakukan langkah-langkah strategis untuk mempercepat penjualan mobil listrik.


Seperti yang telah OTOPLUS-ONLINE informasikan sebelumnya, masalah terbesar dari lambannya penjualan mobil listrik di Indonesia adalah harga yang terlalu mahal.


Kukuh Kumara selaku Sekretaris Umum Gaikindo mengatakan, daya beli masyarakat masih di level Rp 200 jutaan, sementara harga mobil listrik paling murah di Indonesia saat ini sekitar Rp 600 jutaan.



"Untuk itu, Pemerintah harus bergerak aktif membuat program semacam LCGC (Low Cost Green Car) atau KBH2 (Kendaraan Bermotor Roda Empat yang Hemat Energi dan Harga Terjangkau) seperti yang dilakukan pada 2013, hanya saja kali ini khusus untuk mobil listrik," tutur Kukuh Kumara seperti yang dikutip dari website resmi Gaikindo.

Kukuh Kumara selaku Sekretaris Umum Gaikindo (kiri) / Foto: Gaikindo


Lebih lanjut Kukuh menegaskan, upaya ini cukup mendesak karena menurutnya, program mobil listrik murah sudah dijalankan di Eropa.


“Di Eropa misalnya, ada VW harga murah, di bawahnya Polo. Mereka ingin masyarakat punya daya beli,” kata Kukuh Kumara.



Gaikindo juga melansir informasi dari Forbes, di mana pasar Eropa sudah didatangi sejumlah mobil listrik murah dari beberapa produsen dunia.

Dacia Spring Electric Concept diproduksi oleh manufaktur kendaraan listrik asal Rumania, Dacia


Sementara ini mobil listrik termurah di Eropa saat ini adalah Dacia Spring yang dijual 17 ribu euro atau setara Rp 290 jutaan.

Hong Guang MINI EV adalah hasil joint venture antara SAIC Motor, General Motors, dan Liuzhou Wuling Motors Co Ltd.


Dalam waktu dekat mobil tersebut bakal dapat pesaing yang lebih murah, yaitu Hong Guang MINI EV yang akan dihargai sekitar 10 ribu euro atau setara Rp 170 jutaan saja.



Kemudian ada juga perusahaan start up Jerman, e.Go Mobile yang rencananya akan meluncurkan mobil listrik dengan harga sekitar 20 ribu euro atau setara Rp 341 jutaan.

e.Go Mobile adalah perusahaan yang didirikan tahun 2015 di Aachen, Jerman dan memproduksi kendaraan listrik salah satunya adalah e.GO Life


Harga mobil listrik murah ini jelas lebih terjangkau ketimbang harga mobil listrik reguler, seperti BMW i4 all-electric yang dibanderol dari 70 ribu euro atau setara Rp 1,1 miliar.

OTOPLUS-ONLINE saat menjajal BMW i3s yang dipasarkan seharga Rp1,299 Miliar (off the road)


Kembali ke usulan yang telah disampaikan Kukuh Kumara, diharapkan mobil listrik versi LCGC ini bisa dipasarkan di kisaran Rp200 jutaan dengan mengambil pendekatan berupa pengurangan sejumlah tarif pajaknya. Sama seperti LCGC sebelumnya.



Selain itu, menurut Kukuh Kumara, Pemerintah juga harus menjamin produsen agar berani melakukan lokalisasi produknya di sini.


“Karena segmen pasarnya masih kecil, kita harus pastikan skala ekonominya kena. Kalau tidak begitu, vendor komponen lokal kita yang menanggung,” kata Kukuh.



“Nah kita sedang dalam proses itu. Kalau itu jadi, menarik. Kalau satu dari tiga komponen utama mobil listrik (baterai, inverter, dan motor listrik) ada di Indonesia, harga bisa ditekan,” pungkasnya.


Teks: Indramawan

Foto: Dok. OTOPLUS-ONLINE, Dacia, SAIC-GM-Wuling Automobile, e.Go Mobile

bottom of page