top of page
  • Gambar penulisEditor

Matapanah Cup Race (MCR) 2024 Putaran 1 Malang Jadi Barometer Event Balap di Jawa Timur

Balap digelar 2 hari, ada Race 1 dan Race 2, hingga ada Pertamini segala, sponsor pun berdatangan.

Putaran pertama 76Rider MCR 2024 digelar di GOR Kanjuruhan Malang pada Sabtu-Minggu, 24-25 Februari kemarin.


OTOPLUS-ONLINE I Ada yang menarik dari gelaran Matapanah Cup Race tahun ini, yakni hadirnya sponsor utama 76Rider, sehingga title event balap kebanggaan Jawa Timur ini pun berubah menjadi 76Rider MCR 2024.


Saat ditemui OTOPLUS-ONLINE di putaran pertama 76Rider MCR 2024 yang digelar di GOR Kanjuruhan Malang pada Sabtu-Minggu, 24-25 Februari kemarin, Rudi Subagyo selaku komandan Mata Panah Event Organizer mengatakan, tahun ini pihaknya mendapat support penuh dari 76Rider untuk menggelar MCR 2024 sebanyak 4 putaran.


Putaran pertama 76Rider MCR 2024 digelar di GOR Kanjuruhan Malang dan diikuti 390 starter.


"Sementara 4 putaran dulu, dan kita lihat saja nanti jika memungkinkan ya kita akan gelar 5 putaran," sebut pria yang lebih akrab disapa Rudi Ceklek ini.


Sebagai informasi, 76Rider adalah wadah bagi para talent maupun atlet extreme sports di Indonesia seperti motocross, road race, hingga BMX dan MTB Downhill yang disponsori oleh brand besar, Djarum 76.


Rudi Subagyo selaku komandan Mata Panah Event Organizer.


Untuk itu, Rudi merasa bersyukur MCR mendapat support dari 76Rider, dan menurutnya ini tak lepas dari upaya Mata Panah Official dalam menghadirkan event balap berkualitas di Jawa Timur.


Terkait dengan hal ini, Bambang 'Kapten' Haribowo selaku Ketua Ikatan Motor Indonesia (IMI) Jatim mengatakan memang MCR pantas disebut sebagai barometer event balap berkualitas di Jawa Timur.


Bambang Kapten (tengah) bersama Abah Momo Harmono (paling kanan).



"Harapan saya, klub penyelenggara balap khususnya di Jawa Timur mau menjadikan MCR ini sebagai contoh," kata Bambang Kapten.


Namun demikian Bambang Kapten mengakui, memang event balap berkualitas itu butuh biaya tinggi.


Untuk itu menurutnya, penyelenggara balap harus siap dengan pembiayaan dan tidak mengutamakan cari keuntungan dulu.


"Jangan sampai melakukan pemotongan-pemotongan untuk cari keuntungan sehingga berpengaruh terhadap kualitas gelaran," kata Bambang.


Soal sponsor, menurut Bambang, itu tergantung pada kepintaran penyelenggara balap dalam mencari sponsor.



Penonton memenuhi tribun (atas) dan booth untuk sponsor.


"Tapi harus diingat, pada akhirnya kualitas event sangat berpengaruh pada sponsor. Sebab sponsor akan lihat dulu kualitas event tersebut," lanjutnya.


Lantas seperti apa kualitas event balap yang bagus?


Momo Harmono, selaku sesepuh sekaligus insan balap motor di Jawa Timur pun angkat bicara.


Menurut pembalap legendaris Jawa Timur ini, meski selama ini MCR sudah banyak mendapat sorotan positif, namun pihak penyelenggara terus melakukan pembenahan dan penyempurnaan.


Semangat ini yang harus ditiru penyelenggara balap lain di Jawa Timur.



Karena digelar 2 hari, 26 race bisa diselesaikan dengan baik meski sempat terkendala hujan.


"Kalau sebelumnya MCR ini digelar satu hari saja. Tapi sekarang digelar 2 hari, Sabtu dan Minggu. Ini yang benar, dan harapannya pembalap yang kita bina ini terbiasa, bahwa event balap itu seperti ini," kata Abah sapaannya.


Selain itu, penataan trek balap MCR putaran pertama ini sudah tidak seperti pasar senggol lagi.



Layout trek memungkinkan pembalap saling salip di trek lurus maupun tikungan.


"Kalau yang Abah lihat dan rasakan, treknya enggak seperti slalom lagi. Ada trek lurus yang cukup untuk speed, dan ada juga tikungan untuk rolling, sehingga pembalap bisa mengembangkan kemampuan balap dan sekaligus setting motor," jelentrehnya.


"Ini saya sampaikan bukan asal omong saja, karena saya juga ikut balapan sehingga dapat merasakan," ujar Abah Momo yang juga berharap MCR ini dapat dijadikan percontohan oleh penyelenggara balap yang lain di Jawa Timur.




Kelas Supermoto semakin diminati sehingga dibuka 4 kelas.


"Paling penting, nomor satukan pembinaan pembalap dulu daripada uang. Sebab kalau sudah bagus seperti MCR ini, sponsor mudah masuk. Kalau sudah seperti itu, penyelenggara enggak bergantung lagi pada tiket penonton," kata Abah Momo sambil memberi masukan pada penyelenggara MCR.


"Kalau bisa lebih ditingkatkan lagi soal kebersihan. Terutama di area paddock maupun waiting zone sehingga lebih enak lagi dilihat," tutur Abah Momo.



Gerry Salim turut meramaikan MCR setelah absen dari Asia Road Race Championship (ARRC) tahun ini (atas), sekaligus menjadi rival tangguh bagi sang kakak Tommy Salim yang harus siap berbagi podium (bawah).


Sementara itu, Gerry Salim pembalap asal Surabaya yang sudah malang melintang di berbagai kejuaraan internasional turut mengapresiasi kualitas MCR ini.


Namun yang menjadi sorotannya adalah upaya penyelenggara untuk terus berbenah menjadikannya lebih berkualitas lagi.


"Kita lihat tahun ini MCR digelar dua hari, sehingga memungkinkan digelar kualifikasi, dan Race 1 dan Race 2 untuk kelas poin," sebut Gerry.


Selain itu Gerry juga mengapresiasi upaya penyelenggara dalam menyiapkan "Pertamini" untuk menyeragamkan kandungan oktan bahan bakar.


"Tahun lalu di seri final, banyak peserta di kelas 2-tak yang protes karena setelah dihitung, tiba-tiba oktan naik. Tapi tahun ini sudah baik karena penyelenggara menyediakan semacam Pertamini sehingga semua sama," tunjuk Gerry.




Penyediaan dan pengisian bahan bakar disediakan dan dilakukan oleh panitia untuk penyeragaman RON dengan toleransi jumlah oktan yang ditentukan.


Terkait ketersediaan "Pertamini" ini, Rudi Ceklek menjelaskan bahwa memang tujuannya untuk menyeragamkan RON bahan bakar.


"Dengan kata lain, kita coba transparan dalam hal kandungan oktan bahan bakar sehingga tidak ada lagi kecurigaan pembalap dan mekanik  karena pengisian bahan bakar semua disediakan penyelenggara," kata Rudi.


Ia juga menjelaskan, penyediaan bahan bakar ini disiapkan penyelenggara untuk semua sesi balap yang digelar, mulai kualifikasi, Race 1 dan Race 2.


"Masing-masing peserta kita berikan 3 liter untuk semua sesi balap yang digelar, kecuali sesi latihan tidak kita berikan bahan bakar," pungkas Rudi.



 






Teks dan Foto: Indramawan

bottom of page