Instagram: @mevanssanggramawijaya168 sejak Selasa, 30 Mei 2023 kemarin pun terus dipenuhi beragam komentar.
OTOPLUS-ONLINE I Mevans Sanggramawijaya, crosser nasional berjuluk Dewa Motocross Indonesia yang identik tongkrongan macho dengan rambut gondrongnya itu baru saja menjalani ritual potong rambut dan larung.
Dalam waktu instan postingan di Instagram: @mevanssanggramawijaya168 sejak Selasa, 30 Mei 2023 kemarin pun terus dipenuhi beragam komentar, yang memberikan selamat sekaligus memuji penampilan terbaru Mevans.
Jadi penasaran nih, apa yang menjadi alasan Mevans menjalani ritual potong rambut dan larung ini. Ternyata, ritual potong rambut dan larung ini, telah menjadi tradisi keluarga besar Sanggramawijaya.
Dengan dilaksanakannya ritual potong rambut dan larung ini, kini Mevans resmi sebagai penerus keluarga besar Sanggramawijaya, dan Nurhikmah Putra Jaya Group.
"Sekaligus menjadi darma bakti seorang anak kepada orang tua." Demikian komentar singkat dari Mevans.
Diiringi alunan gamelan Jawa dan kidung "Rumekso Ing Wengi" dengan semerbak aroma dupa cendana, penerus Nurhikmah Putra Jaya, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang General Suplier dan Kontraktor ini menjalani ritual sakral potong rambut dan larung.
Sebagai informasi, ritual sakral potong rambut dan larung ini merupakan tradisi Mataram kuno, era Panembahan Senopati dalam melaksanakan ritual larung rikma (potongan rambut) tersebut.
Hingga berlanjut di masa Susuhunan Pakubuwono 1 pada 1715, ritual ini terus terjaga kesakralannya, sebagai ungkapan syukur kepada para leluhur dan penguasa atas kesejahteraan, kemakmuran dan keselamatan yang senantiasa dilimpahkan.
Ritual potong rambut dan larung ini juga dijalani pujangga dan pejuang tanah air, usai memenangkan peperangan, serta keberhasilan menjalankan misi besar.
Seperti ritual potong rambut Aru Palakka pada 1672 di atas Gunung Cempalagi, Bone, setelah kemenangannya atas Makassar.
Termasuk Pangeran Diponegoro yang pernah nazar di Rejasa, Kaki Gunung Merapi kelak memotong rambutnya, saat memenangkan perjuangannya.
Ritual dan tradisi ini juga dijalankan di keluarga besar Sanggramawijaya, sebagai bentuk ungkapan, "Dadi Wong Jowo Ojo Ilang Jawane, Kudu Ngerti Eling Sangkan Paraning Dumadi" yang artinya: Jadi orang Jawa jangan hilang jati dirinya, harus memahami darimana asal penciptaan dan akan kemana perjalanan akhir hidupnya.
"Saya pribadi, makin kesini selalu terbawa oleh rasa syukur, mengalah dan selalu mencerminkan perilaku easy going," tutur Mevans mengulang pernyataannya seperti yang pernah diungkap saat merayakan ulang tahunnya belum lama ini.
Teks: Indramawan
Foto: Istimewa
コメント