Akselerasi terasa instan hingga tubuh terasa dihempaskan sampai angka 126 km/jam bisa diraih di ujung trek lurus sebelum memasuki R1 sirkuit Gelora Bung Tomo pada posisi gigi 3.
Varian SE dibekali fitur Kawasaki Quick Shifter dual direction sangat menyenangkan dipakai beraksi di sirkuit
OTOPLUS-ONLINE I Teknologi ZX-25R jelas berbeda dengan Kawasaki ZXR250 yang pernah diproduksi 1989-2004. Spesifikasi mesinnya saja berbeda meski sama-sama 4 silinder. ZXR250 menganut komposisi diameter x langkah piston 49 x 33,1mm, sementara ZX-25R angkanya 50 x 31,8mm yang menghasilkan kapasitas bersih 249,8cc.
Posisi header pipes dan collector pipe terinspirasi dari Kawasaki Ninja ZX-6R memberikan performa low-end yang lebih kuat
Dengan konfigurasi 4 silinder segaris Ninja ZX-25R memilki powerband yang kuat dan merata mulai putaran bawah ke tengah hingga putaran atas yang tinggi. Ini membuatnya terasa fleksibel untuk segala kebutuhan berkendara.
Suara knalpotnya selalu 'ngangenin'
Kelebihan ini yang membedakan mesin 4 silinder 250cc, dibanding 2 silinder 250cc disamping suara mesinnya yang dapat menyentuh 17.000 rpm.
ZX-25R disuntik dengan teknologi mesin turunan dari keluarga ZX Supersport. Di antaranya, sistem bahan bakar injeksi dengan throttle body 30mm, high-spec ECU yang membuat mesin Ninja ZX-25R dapat mengontrol volume bahan bakar (via fuel injector) dan udara (via throttle valves) secara elektronik, yang dikirimkan ke mesin.
Tangki berkapasitas 15 liter
ZX-25R juga sudah mengadopsi teknologi throttle by wire menggunakan Electronic Throttle Valves (ETV) sehingga tak hanya memberi respon mesin lebih halus, namun juga membuat pengendara dapat menggunakan Kawasaki Electronic Rider Support System, seperti kontrol traksi (Kawasaki TRaction Control), selectable power modes, dan dual-direction quick shifter (Kawasaki Quick Shift). Catat, ZX-25R merupakan motor 250cc pertama yang dibekali fitur kontrol traksi.
Power Modes dan Kawasaki Traction Control diatur melalui tombol ini
Kawasaki membekali ZX-25R dengan Power Modes, F (Full) dan L (Low). Pada posisi F, mesin akan mengerahkan 100 persen dari tenaga 51ps (50,3dk) yang dimiliki.
Sementara pada mode L hanya 65 persen yang akan dimuntahkan atau sekitar 33,15ps (32,7dk). Teknologi itu dipadukan dengan teknologi Kawasaki TRaction Control (KTRC) yang punya 3 tingkat dan dapat dinonaktifkan.
Baca juga: Riding Impression Kawasaki Ninja ZX-25R (1): Bagaimana Rasanya untuk Pemakaian Sehari-hari?
KTRC akan memerintahkan ECU untuk memutuskan pengapian agar roda belakang tidak sampai kehilangan traksi. Semakin tinggi angkanya, semakin besar intervensinya.
Saat diposisikan pada mode L, akan terasa jeda antara putaran gas dengan respon mesin. Karakter ini cocok untuk kondisi lalu lintas yang padat seperti di area perkotaan dan ketika kondisi hujan. Setting Power Modes pada posisi L dan KTRC di level 3 maka ZX-25R ini akan jinak diajak jalan santai.
Torsinya yang besar memungkinkan motor ini melaju pada 2.000 rpm pada posisi gigi 6 tanpa gejala tersendat. Perpindahan gigi juga dapat dilakukan di putaran rendah dengan perpindahan gigi yang enteng dan tarikan tuas kopling yang ringan.
Untuk di dalam kota, powerband yang lebar memungkinkan ZX-25R diajak melaju di rentang 2.000-6.000 rpm. Kita tak perlu sering memindah-mindahkan gigi.
Varian SE seperti unit tes dilengkapi dengan teknologi Kawasaki Quick Shift (upshift/downshift) sehingga memungkinkan melakukan perpindahan gigi tanpa perlu menarik tuas kopling.
Dipakai di perkotaan, siap-siap saja area kaki akan terasa hangat
Sistem ini diklaim dapat bekerja mulai 2.500 rpm meski akan terasa smooth jika dilakukan di atas 6.000 rpm. Karakternya benar-benar fleksibel untuk penggunaan di jalanan dalam kota yang padat.
Side Air Duct membantu sirkulasi pendinginan mesin
Kekurangannya, panas mesin karakter mesin 4 silinder cukup berasa di area kaki. Dipantau dari panel meter, untuk jalan-jalan padat seperti di dalam kota, suhu radiator tercatat stabil berada di kisaran 99-102 derajat celcius.
Untuk mengeksplor kemampuan sesungguhnya, motor ini kami tes di sirkuit Gelora Bung Tomo, Surabaya. Setelah suhu ban kami rasakan optimal setelah mengitari sirkuit sepanjang 800 meter itu, secara bertahap interupsi KTRC kami pangkas dari level 3 ke 1.
Posisikan Power Modes di F dan matikan KTRC jika ingin merasakan performa ZX-25R yang sesungguhnya
Dari situ terasa kalau motor ini enggak bisa dibilang jinak, sensasi performa yang disuguhkan terasa menyenangkan.
Apalagi ketika Power Modes kami posisikan ke F, roda depan sangat mudah wheelie setiap kali melakukan perpindahan gigi saat shiftlight menyala di 16.000 rpm.
Menariknya meski digeber terus menerus, suhu radiator justru lebih adem, kisaran 92-96 derajat celcius.
Baca juga: Apa Saja Teknologi Ninja ZX-25R 2022?
Oh ya perpindahan gigi dapat dilakukan tanpa perlu menutup gas, akselerasi jadi terasa instan, tubuh pun berasa dihempaskan. Tak terasa angka 126 km/jam bisa diraih di ujung trek lurus sebelum memasuki R1 pada posisi gigi 3.
Tenaga terasa membuncah saat takometer mulai menunjukkan 10.000 rpm
Asyiknya lagi ZX-25R dibekali juga dengan teknologi Autoblipping slippery clutch yang memungkin menurunkan posisi gigi tanpa menarik tuas kopling, membuat deselerasi jadi cepat dan mudah.
RAM Air Duct System, yang diposisikan di tengah, memberikan filling efficiency, sehingga meningkatkan performa mesin. Desain ini merupakan umpan balik dari Ninja H2. Suhu air intake bisa dipantau dari panel instrumen
Overall karakter penyaluran tenaganya akan terasa membuncah ketika takometer mulai menunjukkan angka 10.000 rpm. Saat menjejak angka itu, mesin seakan begitu mudah diajak berkitir hingga 17.000 rpm diiringi suara ngorok dari RAM Air-nya.
Konsumsi Bahan Bakar
Dipacu di sirkuit Gelora Bung Tomo, konsumsi BBM-nya hanya 17,2 km/liter (5,8 liter per 100 km)
Ngomongin konsumsi bahan bakar, motor sport dengan perbandingan kompresi 11,5:1 ini mencatatkan konsumsi bahan bakar rata-rata 19,2 km/liter (5,2 liter/100 km) untuk penggunaan sehari-hari di dalam kota. Sementara setelah kami geber di sirkuit, konsumsinya berkutat di 17,2 km/liter (5,8 liter/100 km).
Teks: Nugroho Sakri Yunarto
Foto: Hendra Sonie, Nugroho Sakri Yunarto
Comentarios