Yamaha Tricity menggunakan tipe mesin yang sama dengan NMAX dan Aerox. Bukan performa yang jadi prioritas melainkan fleksibilitas saat digunakan sehari-hari dan efisiensi bahan bakar. Mendukung fleksibilitasnya, skutik roda tiga ini dijejali dengan begitu banyak fitur dan kepraktisan. Sekalian kita nikmati bersama impresinya.
Mesin NMax
Mesin berpendingin cairan berkapasitas 155 cc berteknologi VVA (Variable Valve Actuation) yang efisien ini identik dengan kepunyaan NMax atau Aerox.
Tricity dibekali mesin silinder tunggal berteknologi Bluecore dengan kapasitas 155 cc 4-klep SOHC, berpendingin cairan yang dilengkapi teknologi Variable Valve Actuation (VVA). Klaimnya mampu menyemburkan tenaga 14,7 dk di 8.000 rpm dan torsi maksimal 14 Nm di 6.000 rpm. Mesin ini seperti yang digunakan NMax dan Aerox.
Pada pemakaian jarak pendek di dalam kota, tenaganya cukup memadai. Tenaga baru terasa kurang saat kami menjelajah trek panjang seperti di rute Gempol – Pandaan meski kami sempat mencapai kecepatan 106 km/jam dengan kondisi berboncengan. Wajar sih kalau mengingat bobotnya yang mencapai 156 kg (sebagai pembanding, bobot NMax adalah 132 kg) dan konsep bahwa motor ini didesain sebagai kendaraan komuter di daerah perkotaan bukan untuk mengakomodir kegiatan turing antar kota.
Enaknya, panas mesin sama sekali tidak dirasakan pengendara atau penumpang. Bahkan suhu di dalam bagasi juga tidak panas sehingga tidak merasa khawatir ketika memasukkan tas kamera atau ponsel di situ.
Meski bobot mencapai 156 kg, tapi BBM irit masih 40,6 km per liternya.
Kelebihan lain, meski dipaksa menghela bobot yang mencapai 156 kg, konsumsi bahan bakarnya ternyata masih tergolong hemat. Dari pengujian kami menggunakan bensin beroktan 92 (pertamax), hanya dibutuhkan 3,01 liter untuk menjelajah jarak sejauh 122 kilometer. Artinya konsumsi BBM ada di kisaran 40,6 km per liternya.
Kepraktisan Tinggi
Jok lebar dan empuk yang nyaman.
Bagasi muat dijejali helm full face
Melengkapi desainnya yang stylish, pengendalian yang menyenangkan dan kelincahan layaknya skutik, Tricity menawarkan kepraktisan lebih dengan banyaknya tempat penyimpanan, di antaranya kompartemen kecil di balik legshield yang dilengkapi charging port 12 volt yang dapat digunakan untuk mengisi ulang daya ponsel atau powerbank.
Menggunakan headlight dan Daytime Running Light LED.
Ruang footboard alias dek kaki yang memadai untuk meletakkan barang belanjaan atau botol air galon. Ruang bagasi terlihat kurang untuk ukuran skutik sebesar ini pasalnya Yamaha meletakkan tangki bensin berkapasitas 7,2 liter di bawah jok, but anyway, lumayanlah, masih dapat memuat satu helm model full face.
Impresi Berkendara
Riding position cukup nyaman.
Mudah sekali untuk mendapatkan posisi berkendara ideal di motor ini. Selain karena penampang joknya luas, ruang kaki yang tersedia termasuk lega. Sudut serta ketinggian setang juga menyodorkan posisi yang pas.
Dek lapang membuat gerak kaki jadi leluasa.
Sementara di sisi pembonceng, tentang alas duduk dan footstep tidak masalah namun penampang jok yang lebar di sisi paha memaksa paha boncenger untuk lebih ngangkang, sehingga pembonceng khususnya yang bertubuh kecil jadi kurang santai dan perlu membiasakan agar tidak sampai jadi melelahkan.
Oh ya, dudukan setang motor ini dibekali damper berbahan karet yang berguna untuk menyerap getaran sehingga meningkatkan rasa nyaman ketika mengendarainya. Kehadiran windshield cukup efektif menghalau hembusan angin yang datang dari depan, begitu juga desain bodi depannya yang benar-benar efektif melindungi tubuh pengendara dari terpaan angin dari haluan,
Instrumen meter digital.
Melirik instrument meter, seluruh informasi ditampilkan dengan format digital. Informasi yang disodorkan cukup lengkap, selain informasi umum, juga menyampaikan informasi suhu udara luar dan peringatan penggantian v-belt dan oli.
Sayang kuncinya belum dilengkapi immobilizer.
Layaknya skutik kekinian, mesin hanya dapat dihidupkan dengan electric starter. Meski belum menggunakan tipe SMG (Smart Motor Generator), suara motor starter terbilang halus. Seperti sudah OTOPLUS-ONLINE sampaikan sebelumnya, karakter mesinnya terasa responsif di putaran bawah dan menengah. Di putaran atas, kurva tenaganya mulai melandai. Paling nyaman lajukan si 3 roda ini pada kecepatan 50-60 km/jam.
Setiap roda depan terhubung sepasang garpu teleskopik.
Satu hal yang paling kami sukai dari Tricity adalah kemampuannya menarik perhatian orang. Konstruksi suspensi depan harus diakui tak hanya menarik tapi juga sanggup menyodorkan karakter pengendalian dan pengendaraan yang positif. Saat diajak menikung, motor terasa stabil tanpa kekhawatiran akan tergelincir.
Karakter peredaman sok belakang terasa kaku.
Ketika diajak menjejak jalan dengan permukaan yang bergelombang, kedua roda seperti bebas bergerak sendiri sehingga memberikan stabilitas lebih baik. Hanya karakter suspensi belakang yang kami rasakan kurang empuk dan masalahnya sokbreker yang digunakan tipe fixed, tidak dibekali dengan setelan preload apalagi rebound.
Dimensi panjang 1.980 mm, gak jauh beda dengan dimensi panjang Yamaha NMax yang 1.935 mm.
Untuk pasar Indonesia, Tricity ditawarkan dengan tiga pilihan warna. Milky White seperti unit tes kami ini, lalu ada Oxford Grey dan Cyber Blue.
Baca juga:
Terima kasih kepada:
PT Surya Timur Sakti Jatim
Verwood Hotel
Teks: Nugroho Sakri Yunarto
Foto: Hendra Sonie, Nugroho Sakri Yunarto
Lokasi: Verwood Hotel, Raya Kupang Indah, Surabaya. 031-7328738
Comments