Rookie Drag Competition (RDC) 2025 Gresik Diminati Pembalap Pemula Tembus 500 Starter!
- Editor

- 21 Jul
- 4 menit membaca
Regulasi dipermudah dengan diberlakukannya aturan no jump start dan no timbangan, hingga pendaftaran lebih murah.

OTOPLUS-ONLINE I Rookie Drag Competition (RDC) adalah kompetisi drag bike garapan AE Indonesia yang baru tahun 2025 ini digelar, dan menyasar pembalap pemula atau pendatang baru.
Menurut Maulana dari AE Indonesia, sudah dua tahun ini, pembalap pemula di kejuaraan drag bike Jawa Timur sudah semakin berkurang.
Mereka banyak yang sudah naik seeded, dan banyak pula yang sudah tidak balap. Di sisi lain, balap liar masih banyak ditemukan.

"Dari sinilah kita ingin menggelar Rookie Drag Bike Competition atau RDC, sebuah event drag bike pembibitan yang lebih memfasilitasi pembalap pemula atau pendatang baru.
Untuk itu, regulasi dan persyaratan mengikuti RDC ini dibuat lebih mudah bagi pembalap rookie atau pemula.
Salah satunya adalah, peserta RDC adalah pembalap pemula yang belum pernah menjadi juara umum di kejuaraan nasional (kejurnas) drag bike atau event setaranya, dan juga kejuaraan provinsi (kejurprov).


"Diharapkan dari sini pembalap akan berkompetisi dengan lawan yang seimbang," lanjut Maulana.
Bagi joki herex atau balap liar seperti Maulana Nur Irfansyah alias Ohang asal Babat, Lamongan yang punya cita-cita jadi pembalap resmi drag bike, peluang berkompetisi di RDC tentu menjadi kesempatan untuk menjajal kemampuan sekaligus menimba pengalaman.

"Harapannya nanti ada tim yang ajak ikut balap resmi, dan nyiapin motornya karena dari dulu memang pengin ikut kejuaraan drag bike. Jadi senang juga bisa ikut balap di RDC ini karena biaya pendaftaran juga lebih murah Rp400 ribu. Kan biasanya bisa sampai Rp600 ribu," ujar Ohang, lulusan SMK Muhammadiyah 5 Babat Jurusan Teknik dan Bisnis Sepeda Motor (TBSM).

Pada RDC 2025 Gresik ini, Ohang berhasil menempati podium kedua di kelas Sport 4 Tak 300cc Non DOHC dan Herex Terondol Pemula GKS.

Menariknya, RDC 2025 tak hanya menjadi angin segar bagi bengkel-bengkel herex dan korek mesin harian.
Bagi tim besar seperti Sekar Anom Group asal Pamekasan, Madura pun RDC 2025 jadi alat untuk menuju event kejurnas.

"Tim Sekar Anom Group ini berdiri tahun 2024 lalu. Alhamdulillah di balap drag bike lokal Madura, kami sudah beberapa kali menang, seperti di Sumenep kemarin. Dan RDC 2025 Gresik ini jadi event perdana keikutsertaan kami di luar event lokal. Harapannya nanti kami bisa ikut event drag bike setingkat kejurnas," tutur Fajar Firmansyah selaku Manager Team.
Sebagai persiapan, tim Sekar Anom Group telah mengontrak dua pembalap nasional Raka Komang dan Adit Coco, yang dipasangkan dengan Ardi, pembalap lokal Madura yang mulai menunjukkan potensinya dengan merebut Juara Umum di kejuaraan drag bike Sumenep lalu.
Hasil di RDC 2025 Gresik kemarin, tiga pembalap tim Sekar Anom Group ini merajai podium 1, 2, dan 3 kelas AG Style Mix Rider.
Sementara itu, turut mengomentari RDC 2025, Gufron Efendy selaku mekanik tim Sekar Anom Group mengatakan, banyak pembalap pemula yang suka dengan konsep RDC ini salah satunya karena tidak diberlakukannya aturan jump start atau curi start.

"Bagi pembalap pemula yang masih perlu banyak belajar start, tidak diberlakukannya jump start ini banyak membantu dan menjadi penyemangat. Karena meskipun melakukan jump start, catatan waktunya tetap keluar. Ini sangat membantu karena catatan waktu ini mereka butuhkan sebagai laporan ke tim atau pihak yang membiayai atau mensponsori," ungkap Gufron.
Terkait ditiadakannya regulasi jump start di RDC 2025 ini, Andy Wahyu dari IMI Jatim menyatakan turut mendukung.

"Secara kompetisi di kejuaraan drag bike, regulasi ini tetap fair karena timing system tetap menghitung catatan waktu tiap pembalap, dari mulai lampu start menyala hingga melintasi garis finish. Jadi meskipun start-nya nggak bareng, dari elapsed time (ET) ini akan ketahuan catatan waktu masing-masing pembalap," komentar Andy Wahyu.
Ia menambahkan, yang bagus dari regulasi "No Jump Start" di RDC 2025 ini lebih kepada keputusan panitia untuk tidak mendiskualifikasi peserta yang melakukan jump start, dan catatan waktu tetap dikeluarkan.

"Diskualifikasi hanya dikeluarkan ketika pembalap tidak start 5 detik setelah lampu hijau menyala. Tapi seperti ini kan jarang, dan hanya terjadi ketika ada masalah pada motor," imbuh Andy.
Selain aturan No Jump Start, RDC 2025 juga menerapkan aturan "No Timbangan" atau tidak diberlakukan penimbangan untuk motor.
Menurut Andy Wahyu, aturan "No Timbangan" ini justru lebih aman bagi pembalap.

"Sebab ketika ada aturan penimbangan, selama ini ada lho motor yang bisa ditambahi pemberat sampai 17 kg dengan cara diikat ke motor pakai lakban atau cable ties. Ini kan bahaya kalau sampai lepas," tukas Andy.
Semua regulasi yang memudahkan bagi pembalap di RDC 2025 inilah yang menjadi daya tarik event garapan AE Indonesia ini.
"RDC 2025 ini sudah berjalan 3 kali, dan menurut rencana akan kami gelar sebanyak 4 kali. Jadi masih ada 1 event lagi," info Maulana.


Ia bersyukur selama 3 kali digelar, jumlah starter stabil di atas angka 400-an.
"Bahkan di RDC 2025 Gresik ini bisa tembus di atas 500 starter. Angka pastinya kami belum hitung karena masih banyak data yang masih belum masuk," jelas Maulana.
Paling menggembirakan, menurut Maulana pembalap yang ikut RDC ini konsisten ikut di setiap event dj daerah-daerah.
"Jadi semoga RDC bisa benar-benar bermanfaat bagi pembalap pemula dalam hal menambah pengalaman dan jam terbang mereka," pungkas Maulana.





Teks dan Foto: Indramawan




Komentar