top of page
  • Gambar penulisEditor

Tracker Japstyle Terbaru Garapan Builder Jawara Mooneyes, Takashi Nihira dari Wedge Motorcycle

Di Mooneyes Yokohama Hot Rod Custom Show 2014 dan 2016, Takashi Nihira memenangkan Best of Domestic, dan Best of European, serta banyak penghargaan dari kontes motor custom lain. Tahun 2017, Nihira juga mengikuti BMW G310R custom project yang digelar BMW Motorrad.

OTOPLUS-ONLINE I Custombike bergaya Tracker dari basis BMW R100RS 1986 ini adalah karya terbaru Takashi Nihira dari bengkel Wedge Motorcycle yang ada di Tokyo, Jepang. Melalui korespondensi dengan Tadashi “Tad” Kono, seorang Motorcycle Journalist setempat, OTOPLUS-ONLINE mendapat kehormatan untuk menayangkannya.

Custom project ini berawal ketika seorang customer ingin dibuatkan motor custom dari basis BMW R100RS 1986. “Dia ingin motornya ini nanti bisa digunakan untuk harian, dan kadang untuk dikendarai menempuh jarak jauh,” buka Nihira.

Dari sinilah, gaya Tracker atau Scrambler dianggap paling tepat untuk memenuhi keinginan tersebut. Apalagi si pemilik motor pengin di bagian belakang terpasang seat cowl yang menggabungkan jok bagian belakang dan sepatbor.

Di luar detail yang disampaikan itu, tidak ada lagi arahan yang diberikan si pemilik motor, seperti apakah menggunakan monoshock atau double shock breaker.

“Di Jepang, double shock breaker untuk R100 series masih sangat mahal harga sekennya. Juga tidak cocok dipakai untuk motor custom. Beda dengan monoshock yang murah,” kata Nihira.

Namun dari sinilah justru muncul ide, untuk memasang monoshock di bagian kanan bodi dan bertumpu pada single side swingarm (lengan ayun tunggal). Dengan demikian, bagian kiri motor tampak sangat simple.

“Saya pikir, dengan menata struktur yang sederhana seperti ini, saya bisa menghadirkan gaya yang unik, meskipun saat itu saya tidak punya bayangan sama sekali untuk gaya maupun detail,” tutur Nihira yang mengaku baru pertama kali ini dia meng-custom BMW dengan flat-twin engine.



Meski sebelumnya, dia pernah mengikuti official project dari BMW Motorrad untuk meng-custom G310R. Namun dua motor ini memiliki karakteristik dan styling yang jauh berbeda. Untuk itu, sebelum melangkah lebih jauh, Nihira putuskan untuk mempelajari dulu motor BMW ini.

"Tanpa memahami mekanisme dan sejarahnya, saya tidak bisa mengembangkan imajinasi gaya custom dan detailnya. Karena itu, setelah menerima motor itu, saya putuskan menaikinya berkali-kali dan memahami karakteristik R100RS dan merasakan mesinnya."

Dari sinilah Nihira menemukan bahwa mesin flat-twin pada motor ini merupakan titik berat motor ini dalam hal styling dan performance. "Karena itulah, pada custom plan yang saya buat, saya putuskan membangun motor ini dengan penekanan pada mesin."

Bicara lebih lanjut tentang custom plan yang dibuatnya, Nihira merasa motor yang ringan tapi punya performa gahar sesuai dengan gaya Tracker yang dia rencanakan sebelumnya, saat pemilik menginginkan ada pemasangan seat cowl.



"Juga banyak custom bikes yang berbasis motor BMW menggunakan tangki bahan bakar bawaan motor. Kebetulan, bagian bawah tangki R100RS punya cekungan yang sangat dalam, sehingga jarak antara bagian bawah tangki dan bagian atas mesin sangat mepet. Hasilnya, bagian tengah bodi terlihat sangat padat," ungkap Nihira.

Dari sinilah, Nihira coba membuat kesan ringan dengan sengaja membuat ruang antara tangki bahan bakar bagian bawah dengan bagian atas mesin.

"Bersyukur banget silinder mesin motor ini menghadap ke kiri dan kanan (ciri khas mesin boxer), sehingga seandainya dibuatkan tangki bahan bakar lebih besar supaya dapat menampung lebih banyak bahan bakar, hasilnya masih akan tampak seimbang."



Tapi ada juga masalahnya. mesin boxer bawaan BMW ini terpasang ke rangka dengan posisi sedikit turun. "Sehingga garis cover kepala silinder dan garis mesin bagian atas terlihat miring, dan ini mengganggu saya, meskipun kalau saya lihat semua BMW custom tampak seperti itu."

Pertama, Nihira coba menurunkan suspensi depan, dan kemudian meninggikan bagian belakang dengan memasang suspensi belakang merek YSS. "Tapi saya tidak bisa melakukannya terlalu ekstrem karena akan berpengaruh ke handling motor. Jadi saya pikir, masalah ini tidak bisa diatasi dengan cara mensetting ulang suspensi saja," tukas Nihira.

Cara alternatif yang ditempuh adalah dengan menambahkan parts di bagian atas mesin sebagai koreksi atas masalah visual pada kemiringan mesin ini. "Secara khusus saya buatkan kotak filter udara dan kotak aki di atas mesin. Saya bikin supaya kira-kira bisa sejajar dengan tanah."

"Kotak filter udara dan aki ini, separo di bagian depan hasil modifikasi dari parts aslinya. Tapi separo ke belakang saya buat sendiri. Hasilnya, bagian atas mesin tampak lebih tinggi, dan setelah saya buatkan lubang baut dan garis-garis, tampak menyatu dengan mesin seperti asli bikinan pabrik BMW di Berlin," senyum Nihira.

Selanjutnya, untuk tangki bahan bakar dari bahan lembaran baja, Nihira membuatkan lekukan di bagian bawah, dan bagian belakang tangki didesain mengecil. Hasilnya, ada ruang lebih lebar dan kesan ringan bisa didapatkan sekaligus menekankan garis horizontal di bagian atas mesin.

Sebagai tambahan atas permintaan si pemilik agar motor siap dipakai harian, sistem intake adalah kombinasi antara karburator standar keluaran BING dan boks filter udara dengan filter K&N. Dengan menempatkan filter K&N ini di bagian atas mesin, maka filter jadi tidak cepat kotor, dan lebih mudah untuk perawatan.

 

Spesifikasi

Model: BMW R100RS 1986

Builder: Takashi Nihira


Mesin

Mesin: standar dengan overhaul pada kepala silinder, silinder blok, dan piston Karburator: standar Kotak filter udara: handmade Filter udara: K&N Leher knalpot: handmade dari stainless steel Silencers: Supertrapp


Sasis

Frame: standar (dimodifikasi pada dudukan sadel) Swingarm: standar Fork depan: standar (dimodifikasi supaya lebih rendah) T atas: standar Batang setir: standar Suspensi belakang: YSS Rem depan (master dan kaliper: Brembo) Pelek: standar Ban: Dunlop Trailmax 120 / 80 -18 (depan), 120 / 80 -18 (belakang)


Bodi

Sepatbor depan (dihilangkan), Tangki bahan bakar: handmade (baja), Buntut tawon: handmade (aluminium), Rumah lampu depan dengan plat nomor: handmade aluminium Meter: MotoGadget Lampu belakang dan sein: Kellermann


Cat: Wedge Motorcycle


Special thanks to: Tadashi “Tad” Kono


Wedge Motorcycle:


Teks: Indramawan

Foto: Hiromitsu Yasuihttps (www.instagram.com/hiromitsuyasui/)

bottom of page