top of page
  • Gambar penulisEditor

Variable Valve Actuation (VVA): Teknologi Yamaha yang Padukan Efisiensi dan Performa

Selain Yamaha belum ada brand lain yang adopsi sistem katup variable ini di motor produksi mereka.

Yamaha All New Aerox 155 Connected punya top speed 119 km/jam dengan konsumsi BBM rata-rata di dalam kota berkisar 42 km/liter OTOPLUS-ONLINE I VVA atau Variable Valve Actuation merupakan teknologi unggulan Yamaha yang tidak dimiliki pesaingnya. Teknologi ini merupakan satu di antara berbagai teknologi yang dikembangkan pada mesin Blue Core, mesin generasi terbaru Yamaha yang ditujukan untuk meningkatkan efisiensi pembakaran sehingga menghasilkan respon dan tenaga lebih besar.

Jajaran MAXI Series seperti NMAX, Aerox, Lexi, dan XMAX telah menggunakan teknologi VVA


Teknologi ini telah tersemat di jajaran produk Maxi Yamaha mulai Lexi, NMAX, Aerox, Xmax. Di jajaran motor sport Yamaha menyematkan teknologi VVA di Vixion, XSR155, MT-15, R15 bahkan juga di model dual purpose WR155R dan bebek MX King. Selain Yamaha belum ada brand lain yang mengadopsi sistem katup variable di motor produksi mereka.

Selain itu, teknologi VVA juga bisa ditemukan di jajaran motor sport Yamaha, seperti Vixion dan XSR155, termasuk juga motor bebek seperti MX King, dan motor dual purpose WR 155.


Sebagai informasi, selain VVA Yamaha juga mengadopsi filter udara dengan kapasitas besar, mengoptimalkan setting sistem injeksi bahan bakar, kontrol udara yang efektif pada ruang bakar, ruang pembakaran yang kompak, mengurangi factor-faktor yang dapat mengurangi tenaga, penggunaan Smart Motor Generator, roller rocker arm serta mengadopsi konfigurasi offset cylinder untuk mewujudkan konsep Blue Core.


Latar belakang Teknologi VVA

Mesin dengan pembakaran dalam atau Internal Combustion Engine (ICE) memiliki berbagai karakter tapi umumnya ada dua. Enak dipakai jalan santai dengan putaran rendah dan nyaman dipakai turing karena tenaganya yang besar di putaran tinggi.

Semua model yang masuk dalam kategori Maxi Series Yamaha (Tmax 530, Xmax 250, Nmax 155, Aerox 155 VVA dan Lexi 125) sudah dibekali mesin dengan teknologi VVA


Camshaft memiliki profil dengan bagian utama yang menentukan karakter mesin yaitu lobe lift atau tinggi tonjolan yang menentukan tinggi bukaan dan nose yang menentukan durasi bukaan.

Untuk mesin yang karakternya enak di putaran bawah dan irit umumnya memiliki lobe yang tidak terlalu tinggi dan nose yang tidak terlalu lebar.

Setiap mesin memiliki karakter tersendiri, mesin dengan cam profile lobe tidak terlalu tinggi dan nose tidak terlalu lebar akan enak dipakai santai. Sedangkan mesin dengan cam profile lobe tinggi dan nose lebar umumnya akan enak diajak ngebut


Profil camshaft seperti itu dapat menghasilkan putaran yang ringan dan minim floating, namun karena bukaan tidak terlalu tinggi dan waktu bukaan yang singkat, bahan bakar yang masuk ke ruang bakar terbatas sehingga ledakan yang dihasilkan juga terbatas. Karakter motor biasanya akan terasa tidak bertenaga di putaran atas.


Untuk motor dengan lobe lift tinggi dan nose lebar, karakternya enak dipakai ngebut tapi terasa lemot di putaran bawah akibat camshaft yang bekerja lebih berat untuk menekan pegas katupnya.


Bukaan katup yang tinggi dan durasi yang lama membuat bahan bakar yang masuk lebih deras sehingga kodratnya motor jadi lebih boros.

Dengan VVA, Yamaha memadukan masing-masing keunggulan cam profile


Nah dengan teknologi Variable Valve Actuation, Yamaha mengakali kekurangan yang muncul dengan menggabungkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki masing-masing cam profile tersebut.

VVA secara optimal mampu meningkatkan efisiensi pembakaran sehingga mesin dapat memiliki performa tinggi namun tetap hemat bahan bakar

Untuk diketahui, VVA hanyalah satu dari beberapa teknologi yang diaplikasi Yamaha untuk meningkatkan efisiensi pembakaran dalam rangkaian teknologi Blue Core. Komponen VVA Sama dengan komponen-komponen penggerak camshaft pada umumnya, sistem VVA juga menggunakan timing gear dan timing chain untuk memutar camshaft.

Sistem VVA memiliki sepasang cam intake berbeda profil


Yang berbeda ada pada bentuk camshaft dimana sistem ini memiliki dua cam intake dengan dua cam profile. Satu cam dengan lift rendah dan satunya lift tinggi berdampingan dengan lift tinggi ada exhaust cam.


Kemudian ada tiga unit rocker arm mewakili setiap cam profile. Tiap rocker arm punya shaft berbeda. Part lain ada pegas di camshaft dan tentunya katup juga pegas di setiap katup.



Terakhir solenoid yang bertugas mengunci kedua cam profile secara bersamaan. Sistem kerja

Ada dua fase, fase pertama 0-6.000 rpm pada fase pertama ini intake rocker arm yang mempunyai lift rendah. Seiring bertambahnya putaran mesin hingga menyentuh 6.000 rpm, ECU akan mengirim sinyal ke solenoid. Saat inilah fase kedua dimulai.

Batang penonjok di cam intake saat belum aktif


Di atas 6.000 rpm, ECU akan mengirim perintah ke solenoid untuk mendorong batang penonjok sehingga mengunci cam dengan lift tinggi


Solenoid ini akan mendorong batang pengunci sehingga rocker arm dengan lift tinggi akan bekerja yang akan membuat bahan bakar dan udara yang masuk semakin banyak dan tentunya akan menghasilkan tenaga lebih besar dan putaran mesin lebih tinggi hingga 10.000 rpm. Teks & Foto: Nugroho Sakri Yunarto

bottom of page